18. Butuh Bantuan

567 137 30
                                    

Rose mengendarai motor nya, melaju membelah jalanan kota Seoul, menuju ke kantor polisi, tempat Seulgi bertugas, ya, Rose tahu siapa teman dekat Rio karena tiga kali dia melihat interaksi mereka di setiap kasus yang Rose buat.

Ia menunggu diatas motor nya, tepat di seberang kantor polisi kota Seoul.

"Itu dia" batin Rose, begitu melihat Seulgi keluar dari kantor, dan menaiki mobil nya untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu dia" batin Rose, begitu melihat Seulgi keluar dari kantor, dan menaiki mobil nya untuk pulang.

Rose mengikuti mobil Seulgi, dan begitu dirasa sudah lumayan jauh dari kantor polisi, gadis itu langsung menghadang laju mobil sang polisi yang terpaksa mengerem mendadak, untuk menghindari tabrakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose mengikuti mobil Seulgi, dan begitu dirasa sudah lumayan jauh dari kantor polisi, gadis itu langsung menghadang laju mobil sang polisi yang terpaksa mengerem mendadak, untuk menghindari tabrakan.

Ckkiittt. . .

"Hei, kamu cari mati ya?!" Kesal Seulgi khas anak muda karena memang dia masih berpangkat rendah.

"Haish, orang ini" gerutu nya sambil keluar dari mobil nya, dan menghampiri Rose, gadis itu langsung membuka kaca helm nya.

"Kang Seulgi"

"Hah? Siapa?" Sang polisi terkejut karena gadis itu mengenali nama nya.

"Aku butuh bantuan mu"

"Tapi aku tak tahu siapa kamu"

"Kamu kenal Lee Mario kan, wartawan Dayli Jung?" Tanya Rose, Seulgi mengangguk cepat.

"Dia dalam penyanderaan"

"Ah tidak mungkin"

"Ayo ikut aku" Rose mulai menyalakan lagi motor nya, dan melajukan nya, Seulgi antara percaya dan tak percaya, tapi dia tetap mengikuti motor di depan nya itu.

Mereka berhenti di sebuah restauran yang cukup ramai, karena jika di tempat sepi, akan lebih mudah bagi anak buah Jisoo untuk mengetahui keberadaan mereka, Seulgi masih berpikir keras, siapa wanita muda yang menyeret nya ke sebuah restauran ini, Rose memesan americano seperti biasa, dan Seulgi pun sama, mereka kemudian memulai pembicaraan.

"Nama ku Kim Rosseane, panggil saja Rose"

"Seulgi"

"Rio di sandera oleh gembong narkoba Kim Woo Bin" beritahu Rose, Seulgi terbelalak tak percaya.

"Tak ada yang pernah tahu dimana Kim Woo Bin berada, dari mana kamu bisa menyimpulkan itu perbuatan Kim Woo Bin?" Tanya Seulgi.

"Karena aku putri kedua nya"

"Apa?!" Seru Seulgi membuat pengunjung lain menoleh ke arah nya, ia pun jadi sungkan, membungkuk meminta maaf beberapa kali.

"Lalu apa urusan nya Rio dengan Kim Woo Bin? Appa mu takut Rio membongkar keberadaan nya? Mengingat banyak kasus yang bermula dari tulisan Rio di surat kabar" tebak Seulgi

"Tidak, tapi mereka menggunakan Rio sebagai umpan agar aku menyerahkan diri ke sana"

"Tapi darimana kamu tahu Rio di sandera Kim Woo Bin? Jangan-jangan kamu. . ."

"Aku kabur dari rumah lima belas tahun yang lalu, kemudian kenal dengan Rio baru-baru ini, kemarin anak buah Kim Woo Bin menggeledah rumah Rio, dari situ aku membawa nya lari, tapi Rio ingin aku mengantar nya ke rumah Komisaris Besar Kwon Yuri, dan tiba-tiba aku di hubungi oleh Kim Jisoo, putri tertua Kim Woo Bin, jika Rio berada dalam kurungan nya" jelas Rose.

"Komisaris besar Kwon Yuri?" Tanya Seulgi untuk meyakinkan nya, bahwa tak mungkin sang atasan terlibat, Rose mengangguk.

"Mungkin ini yang membuat Kim Woo Bin tak diketahui keberadaan nya, karena ia menyuap beberapa polisi"

"Aku tak mungkin bisa membebaskan Rio" lirih Seulgi.

"Bisa, apa kamu tak ingin di promosikan dari jabatan mu yang sekarang?"

"Kamu akan langsung naik ke perwira menengah Seul, jika berhasil membongkar kasus ini"

"Tapi aku tak bisa melakukan nya sendiri"

"Ada aku, dan satu lagi, kita butuh seorang sniper, untuk melumpuhkan anak buah Kim Woo Bin dari jarak jauh, tak mungkin kita menghadapi nya satu lawan satu, kita kalah jumlah"

"Sniper? Siapa ya, aku tak punya kenalan sniper" bingung Seulgi putus asa

"Pikirkan dulu, jangan terburu-buru, kita masih punya waktu hari ini, karena besok kita harus bergerak, aku takut Rio akan segera di eksekusi" cemas Rose

"Aku akan mengusahakan nya" jawab sang polisi, mereka pun berpisah setelah membicarakan rencana untuk membebaskan Rio.

Seulgi tak bisa tidur semalaman, memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"Ah, aku tahu siapa yang harus aku hubungi" batin nya lega.

Keesokan hari nya, Seulgi tiba di kantor pengadilan, bersama Jenno dan Jaemin polisi yang berpangkat di bawah Seulgi, mereka membawa surat perintah untuk memindahkan tahanan kasus pembunuhan Kim Jennie ke lapas pusat karena sidang putusan sudah selesai di gelar beberapa hari yang lalu.

Jenno dan Jaemin memborgol kedua tangan Jennie ke belakang, Seulgi meminta tanda tangan surat dari petugas dipengadilan, gadis itu lalu dimasukan kedalam kendaraan khusus milik polisi.

Jennie merasa aneh, karena perjalanan mereka bukan ke pusat kota, tapi malah keluar kota, ia bingung dan tak mengerti, sampai mobil tiba-tiba berhenti di sebuah hutan, Seulgi yang tadi mengemudikan sendiri mobil nya pun turun, dan membuka pintu bagian belakang, Jennie pun merasa heran.

"Perkenalkan aku Kang Seulgi, dan ini Jenno serta Jaemin, aku ingin meminta bantuan mu sebagai sniper, untuk membebaskan teman kami dari sanderaan gembong narkoba Kim Woo Bin" ujar Seulgi, Jennie tersenyum remeh.

"Aku menolak nya, karena tak ada untung nya bagi ku" ucap nya.

"Ada, aku akan mengajukan peninjauan  kembali kasus mu, agar hukuman mu di kurangi, minimal dua puluh tahun penjara"

"Dua puluh tahun itu lama"

"Tapi masih lebih baik dari pada hukuman mati"

"Jika kamu di hukum mati, orang akan berfikir bahwa kamu memang salah, karena hukuman nya begitu berat, tapi jika menjadi dua puluh tahun, itu berarti kamu tidak terbukti salah" bujuk Seulgi mengiming-imingi Jennie sebuah kesempatan emas.

"Kamu masih muda Jen, tidak semua tahanan mendapatkan tawaran seperti ini, bahkan kami pun mempertaruhkan jabatan kami saat ini, karena kami percaya, kita mampu melakukan nya, dan buktikan masih ada polisi yang baik" tutur Seulgi lagi, Jennie menatap Jenno dan Jaemin bergantian.

"Baiklah, aku ikut" jawab Jennie, Seulgi kembali menutup pintu belakang mobil tahanan dan melajukan nya.

"Hallo"

"Dia ikut Rose"

"Baik, aku tunggu di titik temu, lokasi nya sudah aku kirim"

Sambungan telpon pun dimatikan, Seulgi menuju ke titik temu di dekat mansion Kim.

#TBC

Smooking GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang