"Sekarang, Lia sudah besar, jadi tak perlu mama temani lagi ne? Saat jam pulang nanti, mama pasti jemput" pesan Rose pada sabg putri.
"Ne ma" patuh Lia, ini sudah dua minggu dia masuk sekolah, jadi sudah berani untuk di tinggal sendiri.
"Jangan mau di jemput oleh siapa pun selain mama, mengerti?"
"Mengerti ma" jawab Lia, Rose lalu mengantarkan nya ke sekolah dengan motor seperti biasa, dan meninggalkan nya ke pasar untuk bekerja.
Dan siang nya, Rose menjemput Lia, lalu membawa nya ke pasar, setelah makan si kecil seperti nya lelah, ia tertidur di atas dua kursi yang ditaruh sejaja sebagai pengganti tempat tidur, Rose pun menatap nya iba.
"Maafkan mama sayang" batin nya sendu.
Tak lama, ikan dan aneka sea food pesanan Rose datang, karena stock milik nya mulai menipis, beberapa pekerja menurunkan beberapa box berisi ikan dan lain-lain yang masih segar, Rose pun membayar dan menandatangani berkas nya, setelah itu, dia sibuk memisahkan jenis-jenis nya, tanpa ia sadari, Sohee sudah berada di toko ikan milik Rose sambil menenteng kantong berisi makanan dan soju, Lia yang sudah terbangun pun menarik-narik baju sang mama sambil menunjuk ke belakang, Rose pun menoleh.
"Hi" sapa Sohee, Lia menatap sang mama bingung.
"Nama nya miss Sohee, dia mengajar di sekolah Lia juga bukan?" Beritahu Rose.
"Miss" sapa Lia, Sohee tersenyum, lalu mendekat.
"Panggil aunty saja saat tidak di sekolah, aku dan mama mu dulu adalah teman, bahkan sampai sekarang, bukan kah begitu Rose?" Ujar Sohee yang ingin mendapatkan Rose kembali, tapi ibu kandung Lia itu tak menjawab, ia tetap sibuk bekerja.
"Lia sudah mengerjakan tugas dari miss Joy belum?" Tanya Sohee, Lia menggeleng.
"Ayo aunty bantu mengerjakan nya" gadis kecil itu pun dengan senang hati bersedia.
"Yeay, gomawo aunty" ucap nya senang, Rose sedang membereskan toko nya, sedangkan Lia belajar dengan Sohee.
"Lia sudah selesai belum? Kita harus pulang sayang" tanya Rose.
"Sudah ma" Lia lalu membereskan peralatan sekolah nya.
"Aku membawakan makan malam untuk mu dan Lia, ku harap kamu tak keberatan jika aku berkunjung ke rumah" ucap Sohee, Rose hanya mengangguk tanpa ekspresi, Lia terus berceloteh bersama Sohee sepanjang perjalanan pulang, dan Rose hanya diam mengikuti nya dari belakang.
Setiba di rumah Rose, mereka langsung makan malam bertiga.
"Lia gosok gigi, cuci tangan dan kaki dulu sebelum tidur" perintah Rose.
"Ne ma" si kecil pun langsung ke kamar mandi, sedangkan Rose membersihkan bekas makan mereka, Sohee menghampiri Rose, yang tengah mencuci peralatan bekas mereka makan, ia lalu memeluk nya dari belakang.
"Aku merindukan mu Rose" bisik nya sambil mengendus leher samping mama kandung Lia itu.
"Aku rindu saat kamu melakukan ini pada ku dulu" Sohee meremasa payudara kiri Rose dari belakang, sambil menjilat leher mulus nya.
"Juga ini" tangan kanan Sohee yang nakal mulai menyusup ke dalam celana Rose dan menyentuh vagina nya.
"Wangi tubuh ini, sungguh kamu membuat ku gila Rose" gumam Sohee lagi, yang tengah merayu dan berusaha untuk mendapatkan hati Rose kembali.
"Berhenti melakukan nya, atau aku yang akan menghentikan mu, kamu pasti masih ingatkan, seperti apa jika aku sedang marah?" Dingin Rose, Sohee langsung terdiam, kedua mata nya gelisah, lalu menarik tangan nya dari dada dan selangkangan Rose.
"Ma, Lia ke kamar ya?" Tepat setelah itu sang putri keluar dari kamar mandi, Sohee menghela nafas lega, karena Lia tak menangkap basah perbuatan nya.
"Ya sayang, mama akan menyusul mu sebentar lagi" jawab Rose tersenyum pada Lia seolah tak terjadi apa-apa, Sohee nampak gugup dan takut, padahal Lia hanya tersenyum berpamitan pada nya.
Ceklek
Lia menutup pintu kamar nya, Rose langsung menatap tajam ke arah Sohee.
"Pulang lah, aku tak tertarik untuk mengulangi apa yang pernah kita perbuat dulu" usir Rose
"Rose, aku begini karena aku ingin kamu kembali pada ku, tinggal bersama lagi dan membesarkan Lia berdua, aku masih mencintai mu seperti dulu Rose, tak ada yang berubah" jelas Sohee untuk meyakinkan Rose.
"Kita tidak pernah tinggal bersama, aku hanya menganggap mu sedang menginap di rumah ku saja saat itu, dan tak ada yang Lia butuhkan selain aku, mama nya, pulang lah, aku ingin istirahat" usir Rose lagi
"Aku. . ."
"Pulang lah, aku menghargai masa lalu kita, dan menghormati mu sebagai orang yang pernah menjadi bagian dari hidup ku, tapi tolong jangan membuat aku berubah jadi membenci mu" ujar Rose, Sohee rupa nya masih keras kepala, tapi kali ini ia menyerah, suasana pun menjadi canggung, dengan wajah sendu dan tanpa pamit, ia pun pergi meninggalkan rumah Rose.
"Jika ada orang selain aku yang Lia butuhkan, itu adalah papa nya, bukan kamu, atau pun orang lain" batin Rose, ia lalu ke kamar mandi sebelum menyusul sang putri untuk tidur.
Begitulah kehidupan sehari-hari yang Rose lalui bersama sang putri tercinta, Lia, yang keberadaan nya tidak di ketahui oleh sang ayah, Rio.
Sedangkan Rio sendiri, ia sibuk melakukan fan meeting dengan penggemar buku nya, dan masih mengalami insomnia akut, meski kejadian itu sudah enam tahun lebih berlalu, ia keluar masuk mall, untuk memberi tanda tangan di buku karangan nya tentang Rose, dia pun menjadi semakin kaya sekarang, meski sudah tak bekerja sebagai wartawan
#TBC