Berhubung Rose sudah melahirkan, tugas pun di bagi, ia tentu tak tega membiarkan Rio menangani semua nya sendiri, seperti hari ini, Junghwan tertidur pulas, sang ayah membersihkan rumah, sedangkan Rose mencuci baju.
"Lia dulu"
"Oppa dulu"
"Lia!"
"Oppa!"
"Papa, dimana Junghwan?" Tanya Yoshi, yang sedang di tarik tas nya dari belakang oleh Lia.
"Tidur" jawab Rio tak heran melihat pertengkaran Lia dan Yoshi.
Set
Bruk
"Yak, oppa cari mati" seru Lia marah, karena Yoshi melepas tas nya dari punggung hingga membuat Lia jatuh, ia lalu berdiri dan mengejar sang oppa memasuki kamar orang tua mereka.
"Sssttt. . ." Yoshi memberi kode pada Lia agar tak berisik, karena Junghwan tertidur.
Mereka pun ikut naik ke atas kasur, menemani dongsaeng nya, dan malah ikut tertidur, Rio yang curiga pun mengechek anak di kamar nya.
"Kenapa tiba-tiba suara mereka menghilang?" Heran Rose setelah menjemur pakaian yang di cuci nya tadi.
"Lihat lah" Rio membuka pintu kamar nya lebar-lebar.
"Astaga, mereka lucu sekali" ucap Rose terharu melihat anak-anak nya tidur bersama.
"Wujud dari cinta ku pada mu, adalah mereka" ucap Rio, menatap penuh cinta pada sang istri.
"Aku tak meragukan nya" balas Rose yang langsung .erangsek tubuh sang suami untuk mencium bibir nya dengan panas.
Suatu hari, Rio membawa Junghwan ke kampus, si bungsu sudah berusia dua tahun, Lia tak lagi tinggal di asrama, ia lebih betah di rumah sekarang, semenjak punya dongsaeng, dan sang ayah tak memberitahu jika ia membawa Junghwan ke kampus, dia langsung jadi pusat perhatian karena ketampanan dan kelucuan nya, Rio menggandeng tangan kiri Junghwan, meski rambut sang ayah mulai memutih, tapi ia masih terlihat bugar, jadi masih pantas menggendong bayi.