Beberapa bulan setelah ulang tahun Yoshi dan Lia yang hanya terpaut dua minggu, kedua nya telah di nyatakan lulus dari senior high school mereka, dan akan memasuki dunia perkuliahan menjadi seorang mahasiswa.
Yoshi kuliah di University Of California, Los Angeles, dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi, sebagai cucu dari pemilik sebuah koran harian Daily Jung, Yoshi tentu diarahkan untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan perusahaan sang kakek, sebab kelak dia lah yang akan mewarisi nya.
Sedangkan Lia, dia ingin mengambil jurusan hubungan internasional di University Of Seoul.
"Kenapa harus Seoul?" Tanya Rose, karena arti nya, mereka harus terpisah jarak.
"Karena kampus disana lebih baik dari pada di Busan ma, bukan kah mama sendiri yang mengatakan jika ingin Lia mendapatkan pendidikan yang terbaik?" Bujuk Lia
"Baiklah, mama hanya bisa mendukung mu" Rose menyerah, sekeras apa pun dia, jika sudah menyangkut tentang putri nya, ia akan luluh.
"Gomawo ma" Lia memeluk sang ibu, dan Rose pun membalas nya erat.
"Berjanjilah untuk belajar yang rajin"
"Ne ma, Lia janji" gadis itu akhir nya mendaftar secara online, dan menunggu pengumuman berikut nya.
Keesokan hari nya, Rose membuka toko ikan nya seperti biasa, Sohee datang ke pasar untuk mengunjungi nya, Rose acuh, ia tetap melanjutkan pekerjaan nya.
"Ku dengar Lia akan kuliah di Seoul?" Tanya Sohee.
"Ya begitulah"
"Kamu mengijinkan nya?"
"Untuk nya, dunia pun akan ku pertaruhkan" jawab Rose tanpa menatap Sohee karena ia masih sibuk, sedangkan Sohee hanya berdiri di belakang Rose.
"Kamu tidak takut dia akan bertemu dengan ayah nya?" Rose terdiam.
"Seoul itu luas"
"Tapi bukan berarti itu tak akan terjadi, karena mereka tinggal dalam satu kota"
"Lia tidak tahu siapa ayah nya, begitu juga dengan Rio" alasan Rose
"Ma" Lia tiba-tiba muncul di kios sang mama, Sohee dan Rose pun langsung menoleh.
"Hi Lia" sapa Sohee.
"Aunty" balas nya.
"Ada apa sayang?" Tanya Rose yang langsung menghentikan kegiatan nya.
"Lia diterima di University Of Seoul, minggu depan harus sudah mendaftar ulang di kampus" beritahu nya sambil tersenyum girang, Rose tersenyum paksa, karena otak nya masih memikirkan kata-kata Sohee tadi.
"Woah, selamat sayang ku" girang Sohee antusias, ia lalu memeluk Lia.
"Gomawo aunty" balas Lia, yang memang tidak tahu tentang hubungan masa lalu sang mama dengan Sohee, Rose menyesal sekarang karena menuruti permintaan Lia untuk kuliah di Seoul, tapi semua sudah terlanjur, ia tentu tak ingin mengecewakan sang putri.
"Baiklah, minggu depan kita ke Seoul bersama" kata Rose yang dalam hati tentu was-was.
"Aku antar ya?" Ucap Sohee, Lia langsung menoleh pada sang mama, dan Rose mengangguk setuju.
Sedangkan di Seoul, Rio baru saja keluar dari sebuah kampus, setelah memberikan kuliah umum atas undangan pihak kampus, ya itu lah pekerjaan Rio sekarang, kadang juga ia menjadi pembicara dalam sebuah forum yang di gelar oleh sebuah fakultas, Rio menjalani banyak kesibukan agar ia merasa mengantuk saat malam saking lelah nya, tapi ternyata tidak bisa juga, insomnia nya tak berkurang sedikit pun, ia mengendarai mobil nya menuju kedai kopi langganan nya dulu yang masih eksis sampai sekarang.
"Kamu menjadi dosen sekarang?" Tanya Seulgi yang kebetulan bertemu dengan Rio di kedai kopi.
"Dosen tamu lebih tepat nya Seul" jawab Rio merendah.
"Tetap saja dosen, aku senang mendengar nya, kamu terlihat segar sekarang meski sibuk" puji sang sahabat.
"Mungkin karena aku menjalani nya dengan senang hati Seul"
"Bagus, kamu berhak bahagia Rio, jangan lupa itu" Rio hanya mengangguk.
"Oh ya, istri ku ingin mengenalkan mu dengan teman perempuan nya. . ."
"Haish, bicara apa kamu Seul, aku malas jika kamu membahas tentang pasangan" potong Rio.
"Kamu butuh pendamping Rio"
"Aku bisa melakukan nya sendiri, aku sudah lima puluh tahun lebih, mana ada yang mau dengan pria tua seperti ku" Rio lalu menyesap kopi nya.
"Dia janda, kamu juga masih gagah, tampan dan mapan, sangat cocok dengan nya" rayu Seulgi, Rio lalu berdiri sambil membawa kopi nya, obrolan nya dengan Seulgi terasa tidak menarik lagi ketika yang dibahas mulai merembet ke soal seputar perjodohan.
"Mau kemana Rio, aku belum selesai bicara"
"Pulang, aku malas mendengar omong kosong mu" jujur Rio, Seulgi menghela nafas.
Seminggu kemudian, Rose berangkat ke Seoul bersama Lia, dengan diantar oleh Sohee menggunakan mobil nya, meski hanya diam, tapi dalam hati, Rose tentu menyimpan kegelisahan nya sendiri, ia khawatir sang putri akan bertemu dengan ayah nya, sedangkan Lia terus tersenyum sambil menatap pemandangan luar yang mereka lewati.
Akhir nya, mereka pun tiba, Sohee mengemudikan mobil nya memasuki area parkir kampus.
"Ayo Lia" ajak Sohee yang lebih tahu dan berpengalaman tentang dunia pendidikan, Lia menggandeng tangan sang mama, memasuki gedung kampus, saat mendaftar, Rose sibuk menatap dan memperhatikan lingkungan seputar kampus sang putri.
"Ini jauh dari tempat tinggal Rio, mereka beda kota" batin Rose lega
"Kalau pun mereka bertemu, pasti tak akan saling mengenali" gumam nya dalam hati.
Ceklek
Sohee dan Lia keluar dari ruang pendaftaran, sambil tersenyum lebar.
"Welcome to Seoul, Lia" ucap Sohee ikut senang.
"Gomawo aunty" balas Lia, Rose lalu menoleh pada sang putri, dan ikut tersenyum senang.
"Ayo kita jalan-jalan dulu, mumpung kita disini" ajak Sohee
"Yeay" seru Lia girang.
Hanya Lia dan Sohee yang menikmati jalan-jalan mereka, karena Rose sibuk menatap ke sana kemari waspada, dengan perasaan tak tenang.
#TBC