Lia mengejar Yoshi memasuki rumah orang tua nya, sambil tertawa.
"Oppa awas!" Ancam Lia, tapi Yoshi tak peduli.
"Papa, mama!" Teriak Yoshi dari luar rumah, Junghwan yang mendengar suara hyung nya pun langsung menghadap ke arah pintu masuk sambil memakan buah pisang ditangan kanan nya, Rio dan Rose pun menunggu, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjut nya.
"Ma, Lia berkencan dengan Jae Hyuk sekarang" adu Yoshi, Lia pun kesal, dia memukul punggung sang oppa.
"Oppa juga pa, dia berciuman dengan Ryujin di . . . "
"&;#^#&fshsh" Yoshi langsung membungkam mulut Lia, Rio dan Rose pun terbengong, sedangkan kedua anak nya yang sudah dewasa sibuk bertengkar secara fisik, Lia menjambak rambut Yoshi agar melepas kan tangan nya dari mulut Lia.
"Kalian tidak malu pada Junghwan?" Tanya Rio yang tak berniat untuk memisahkan mereka, kedua nya langsung melirik si bungsu yang menatap mereka polos, Lia langsung melepas jambakan nya, dan Yoshi juga langsung menyingkirkan tangan nya dari mulut sang dongsaeng, kedua nya terkekeh garing lalu menghampiri Junghwan, yang malah langsung berlari me arah sang mama.
"Dia takut kan"
"Semua karena oppa"
"Karena Lia"
"Oppa"
"Lia"
"Papa tidak melarang kalian berkencan dengan siapa pun, tapi ingat lah untuk berhati-hati, karena kalian masih kuliah, masa depan kalian masih panjang" nasehat Rio, Yoshi dan Lia pun hanya bisa menunduk takut.
"Mandi lah, setelah itu bantu mengasuh Junghwan" ujar sang ayah lagi.
"Iya pa" kedua nya pun memasuki kamar masing-masing.
"Oppa membuat mereka takut" kata Rose
"Harus, jika anak tidak takut atau segan pada orang tua nya, mereka akan sulit di kendalikan nanti nya" balas Rio.
"Tapi jangan terlalu keras dengan mereka" Rose menyandarkan kepala nya di bahu sang suami, Junghwan menyusul sang hyung ke kamar nya.
"Hyung" panggil nya.
"Booo. . ." Yoshi melompat mengagetkan sang dongsaeng, Junghwan menjerit, ia terpingkal sambil berlari keluar mencari perlindungan, dan Yoshi mengejar nya.
"Noona. . . Noona. . ." Teriak Junghwan berlari ke kamar Lia, Rio dan Rose hanya menggeleng, mereka tak pernah mengeluhkan keramaian dan pertengkaran anak-anak nya, karena justru itu yang membuat rumah menjadi lebih hidup.
Dan suatu hari, Yoshi harus pulang ke LA untuk mengunjungi orang tua nya, belum sejam pesawat nya terbang, Lia sudah terlihat murung.
"Noona" Junghwan mengintip wajah sang kakak perempuan, gadis itu tersenyum lebar, gemas dengan tingkah dongsaeng nya.
"Papa, besok Junghwan papa bawa me kampus lagi ya?" Pinta Lia.
"Kita lihat besok ya" jawab sang ayah
Malam nya
Lia membawa Junghwan ke kamar nya, mereka tidur berdua.
"Junghwan"
"Hm?" Sang dongsaeng menatap polos pada sang noona, sambil meminum susu dari dot nya.
"Junghwan kangen Yoshi oppa tidak?" Tanya Lia, mereka tengah berbaring di kamar Lia, yang membawa si bungsu untuk tidur bersama nya.
"Uhum" Junghwan mengangguk karena mulut nya terbungkam oleh dot susu.
"Kalau berdekatan, bertengkar, giliran berjauhan, rindu" kekeh Rio dari luar kamar sang putri bersama sang istri.
"Ya seperti itu lah saudara, tapi oppa, jika Junghwan oppa bawa ke kampus besok, lalu aku bagaimana?" Tanya Rose.
"Aku tidak mau mainan ku di bawa oppa" protes Rose.
"Kalau begitu, ayo kita bikin mainan baru" goda Rio sambil menaik turunkan kedua alis nya.
"Kyaaaa. . . Oppaaa. . ." Teriak Rose karena Rio tiba-tiba mengangkat tubuh nya dan membawa nya ke kamar.
Keesokan hari nya, Lia sudah bersiap dan Junghwan juga sudah dia mandikan, sedangkan sang ayah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil mereka, dan Rose menyiapkan baju ganti untuk suami nya, kebiasaan itu tak pernah hilang sampai sekarang, Rio yang lebih pandai memasak dari pada Rose, jadi ia lah yang bertanggung jawab untuk menyediakan makanan.
"Junghwan di rumah saja dengan mama ne" pesan Rio saat ia dan Lia sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, si kecil tak menjawab, tapi mata nya berkaca-kaca menahan tangis.
"Nanti sepulang papa dari kampus, kita jalan-jalan" bujuk Rio, Junghwan langsung memeluk kaki kanan sang mama, dan menyembunyikan wajah nya dari sang ayah, Rio mengacak rambut si kecil, dan Lia terkekeh gemas dengan cara merajuk Junghwan.
Dua minggu Yoshi di LA, akhir nya ia kembali, saking rindu nya dengan sang hyung, Junghwan terus minta di gendong oleh Yoshi.
"Junghwan, hyung lelah, turun dulu boy" ujar Rio.
"No, Junghwan mau sama hyung" tolak nya.
"Its ok pa, Yoshi juga rindu dengan Junghwan" sang hyung menciumi pipi dongsaeng nya.
"Lia biar Yoshi yang jemput ya pa?" Ijin Yoshi.
"Iya" jawab Rio.
"Kita jemput noona ok, kita beri dia kejutan" ujar Yoshi pada Junghwan.
"Okey" jawab Junghwan antusias
"Pamit mama dulu" Yoshi menurunkan sang dongsaeng dari gendongan nya, si kecil berlari menyusul sang mama yang sedang di dapur menyiapkan snack untuk keluarga kecil nya
"Mama!" Seru Junghwan
"Ya sayang?" Sahut Rose, ia lalu menoleh pada si bungsu.
"Junghwan ikut hyung" pamit nya sambil mendekati sang mama
"Iya, hati-hati ne" jawab Rose sambil mengecup pipi sang putra.
"Okey" Junghwan berlari menyusul hyung nya keluar
"Bye papa" seru nya tanpa menoleh pada sang ayah.
"See you boy" sahut Rio tersenyum lucu melihat si bungsu berlari kecil dengan kaki pendek nya, begitu mobil si sulung pergi bersama si bungsu, Rio lalu menyusul sang istri ke dapur, ia langsung memeluk Rose dari belakang.
"Masih ada waktu satu jam sampai mereka kembali, ayo kita buat mainan lagi" bisik Rio nakal di ceruk leher sang istri.
"Oppa" Rose merasa geli dengan nafas sang suami yang menyapa leher mulus nya.
"Bukan kah kamu menginginkan anak perempuan lagi" Rio terus menggoda.
"Agar Lia punya teman kan" Rose tertawa geli, wajah nya mulai memerah sambil mendongak, ia membiarkan tangan nakal suami nya mulai bergerilya.
F I N