Yoshi, Lia, dan Junghwan duduk di sofa dengan wajah masam mereka, anak-anak merajuk, setelah sang papa mengumumkan kehamilan sang mama, di usia Rose yang ke empat puluh delapan tahun, dan Rio lima puluh enam tahun, Junghwan sendiri sudah berusia empat tahun, Yoshi ikut bekerja di perusahaan sang kakek, Daily Jung tempat Rio bekerja dulu, sedangkan Lia bekerja sebagai news anchor di sebuah stasiun radio lokal, si bungsu bahkan sambil melipat kedua tangan nya di dada, hal itu malah membuat Rio dan Rose gemas.
"Ayo lah anak-anak, mama kalian kesepian, Yoshi dan Lia selalu pulang malam, Junghwan juga sudah mulai sekolah sekarang, biarkan mama mu memiliki mainan baru lagi" bujuk Rio.
"Papa mohon"
"Ayo bersulang" Rio menuang soda di gelas anak-anak nya, kecuali Junghwan, Rose menuangkan orange jus di gelas si kecil, dengan ogah-ogahan karena terpaksa, mereka pun bersulang.
"Punya Junghwan tidak sama dengan hyung dan noona" protes nya kian cemberut.
"Tapi punya Junghwan sama dengan milik papa dan mama" beritahu Rose, akhir nya si bungsu pun menerima nya.
Lia dan Yoshi mulai berangkat bekerja, sekalian mengantar Junghwan sekolah, Rose duduk di sofa, meminum vitamin nya di temani sang suami yang tengah memijat kedua kaki nya.
"Oppa"
"Ya Rosie?" Rio menatap sang istri yang kedua kaki nya berada dipangkuan Rio.
"Bagaimana jika anak-anak tetap menolak dongsaeng nya?" Cemas Rose.
"Tidak, pelan tapi pasti, mereka akan menerima kehadiran dongsaeng nya nanti" hibur Rio meyakinkan sang istri.
"Mama!" Seru Lia sepulang dari bekerja, Rose sedang membantu sang suami untuk menyiapkan makan malam, di bantu Junghwan juga tentu nya.
"Mama di dapur sayang" balas Rose, Rio menoleh ke pintu masuk dapur, dia lah orang pertama yang melihat kedatangan sang putri.
"Papa" Lia langsung memeluk sang ayah yang tengah memegang botol air mineral.
"Hey, ada apa ini?" Cemas Rio.
"Lia mendapatkan tawaran untuk menjadi news anchor di stasiun tv nasional pa" cerita nya dengan wajah sumringah.
"Wah, benarkah?" Rose menatap haru pada sang putri.
"Iya ma, minggu depan Lia akan di test" jawab nya.
"Selamat putri ku" Rio mengecup kepala Lia.
Dan selama seminggu full, Rio dan Rose menemani sang putri belajar membawakan berita di rumah, kedua orang tua nya itu akan memberikan penilaian dengan cara Lia menyampaikan berita.
"Bagaimana penampilan noona mu sayang?" Tanya Rose sambil mengusap perut nya, seolah meminta pendapat pada calon bayi nya, Rio lalu memasang telinga kanan nya di perut sang istri, pura-pura mendengarkan apa kata si jabang bayi.
"Noona jjang kata dongsaeng mu" jawab Rio, Lia tertawa konyol dengan tingkah kedua orang tua nya, dan di hari minggu, Yoshi dan Junghwan, serta Lia libur dari kegiatan mereka, Rio sedang menjemur dan mencuci pakaian di bantu sang istri, Yoshi dan Junghwan lah yang dipaksa oleh Lia untuk menemani nya belajar membaca berita, karena besok ia akan di test, wajah si bungsu nampak terbengong lugu, sedangkan Yoshi nampak bosan, sambil menopangkan dagu nya di tangan kanan nya, Rose dan Rio yang melihat itu pun hanya bisa tertawa lucu.
"Di tambah satu lagi, pasti akan semakin seru rumah kita ini" ucap Rio, Rose mengangguk setuju, ia duduk dipangkuan Rio dan bersantai sejenak di ruang loundry.
"Junghwan, aku penasaran dengan reaksi nya nanti" ucap Rose membayangkan si bungsu akan memiliki dongsaeng.
Dan yang di tunggu pun tiba, Junghwan memiliki dongsaeng, yeoja, dia berumur lima tahun sekarang, dan datang ke rumah sakit setelah di jemput sang hyung dari sekolah, ia tersenyum kecut, antara penasaran, gugup, senang, semua jadi satu, sambil berjalan mendekati ranjang sang mama yang tengah berbaring lemah bersama bayi mungil nya.