memasang raut wajah kesal, gracia sejak pulang dari warung nasi goreng tadi hingga sekarang menjadi bahan olok-olokan anin
"santai dong mukanya mbaknya hahahaa" tawa anin masih tak berhenti
"lu napa dorong dorong gue tadi?!"
"ya napa sih, biasa aja dong hahah"
"kalo tu bocah nyangka gue gk bener gimana?"
"ya urusan dia lah, ngapa lo jadi sensi?"
"ya kan kita baru kenal nin"
"ya kan lu nya juga kek mau nyipok tu bocah"
"ck, gk mungkin lah.. gua cuma ngebecandaain ya , tolong"
"lha?, gue kan juga cuma becanda"
"tapi kalo gk sengaja kecipok di bibir tadi gimana"
"ya di emut lah"
'Plak'
gracia menggeplak mulut anin
"lo kira gue 'pelangi'" kesal gracia
"lha, 'Pelangi' juga gpp kali, biasa aja"
"gue dah tunangan, miring lu"
"kalo belum tunangan, boleh dong lu coba " kembali goda anin sambil memegangi mulutnya yan habis di geplak gracia
"Sengklek otak lo" kesal gracia dan berlalu meninggalkan anin menuju kamar
anin hanya tertawa melihat gracia yang kesal
.
.
besok harinya
di sekolah shani
bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu, shani berjalan di iringi feno menuju parkiran motornya
saat hendak memakai helmnya
feno yang duduk di jok belakang motornya menepuk pundak shani
"shan shan, lepas earphone lu, tu kakak-kakak fotografer manggil"
shani mengurungkan niatnya memakai helm dan melepas earphone di telinganya
menatap ke sekeliling, didapatinya gracia berjalan menuju ke arahnya
"hay" sapa gracia tersenyum menampilkan gigi gingsulnya
"kenapa ?" balas shani mengangkat sebelah alisnya
"jutek amat dek" celetuk gracia
"kenapa?, kamera mu udah ku balikin, kita gk ada urusan lagi kan?" tutur shani datar
sesaat gracia jadi salah tingkah sendiri
benar, meraka seharusnya tidak mempunyai urusan lagi, namun entah kenapa, ada hal yang terasa mengganjal menurut gracia
"gue minta maaf tentang semalem," celetuk gracia
shani memicingkan matanya
"tentang apa ?" tanya shani
gracia bingung menjelaskannya
"yang gak sengaja , yang itu, yang gue di dorong anin" ucap gracia agak gagap
shani perlahan turun dari motornya
berjalan dan berdiri tepat di depan gracia
tangan shani perlahan terangkat menyelipkan rambut halus gracia ke belakang telinganya
'Cup'
shani mengecup pipi kiri gracia
'Deg'
seketia gracia mematung sesaat
"Kita impas, urusan kita selesai" bisik shani tepat di telinga gracia
posisi shani yang lebih tinggi darinya membuat gracia otomatis menghirup aroma tubuh shani di ceruk leher shani
desiran aneh dari nafas hangat shani di telinganya ditambah aroma tubuh shani yang menurutnya sensual membuat gracia menelan ludahnya sendiri
menahan bulu-bulu halus di area lehernya yang seketika meremang berdiri
perlahan tubuh shani menjauh darinya, sedangkan ia masih terdiam mematung di tempat
sejenak memejamkan matanya menetralisir degub jantung yang seketika berdetak cepat.
suara motor vesva shani terdengar dan menjauh dari halaman parkir
merasa sedikit tenang gracia menghembuskan nafas panjang di mulutnya
"Fuhh... kena ulti 'Aurora' gue ,dingin dan membeku " lesu gracia
"besok besok, kayaknya gue beli 'Athena' dulu sebelum ketemu tu bocah" kembali celetuk gracia sambil melangkahkan kakinya kembali ke mobilnya
di perjalanan pulang
tangan shani masih bergetar sambil memegangi stang motornya
keringat halus mengalir di pelipisnya
entah sudah berapa ratus kali ia merutuki kebodohannya
bisa-bisanya ia mencium pipi kakak fotografer itu
feno yang sedari tadi diam di bonceng shani dengan sejuta pertanyaan di kepalanya
"Shani, jangan bilang lo ...." celetukan menggantung feno membuat shani seketika menggeleng
"gk gk, tenang aja.. gue gk bakal balik kek dulu!" sahut shani pasti sambil kembali mencoba memfokuskan tangannya untuk menggenggam stang motornya dengan erat
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya