Di dalam kamar hotel
Gracia dan shani hanya tinggal berdua
Duduk di lantai bersandar pada sisi sofa
Frans dan papanya sudah pulang
Mereka hanya diam sambil sesekali menghembuskan nafas kasar
Kadang kali mereka saling melempar pandang setiap kali akan berucap namun selalu mereka tahan
Sama sama memasang wajah kusut, namun wajah shani lebih memperihatinkan
Wajah pucat menahan flu sesekali ia menghembuskan ingusnya di tisu
Sesekali gracia menoleh setiap kali mendengar shani bersin
Ingin membuka suara tapi gracia bingung harus memulai nya
"Ngomong coba kak" celetuk shani sambil sibuk mengusap ingusnya
Gracia menatap nanar ke arah shani yang seakan tidak memikirkan situasi mereka
Sejenak gracia menggeleng tak percaya
"Apa?, Kak gre takut gk bisa makan besok-besok ?" Celetuk shani yang mengerti arti tatapan gracia
"Semua atm ku, tabungan ku, hp bahkan motor di ambil papa" lirih gracia merengut
"Di Dompet kak gre kan masih ada uangnya" celetuk shani yang melihat gracia membuka dompetnya
Menghitung sisa lembaran uang kertasnya
"Hiks.. ini bahkan bayar hotel semalam juga gk cukup shane!" Ketus gracia
"Kamera kak gre masih ada?" Tanya shani
Gracia menatap maut ke arah shani
"Jangan bilang km suruh aku jual kamera!" Tuduh gracia
"Heh.!, Gk lah kak.."
"Terus kenapa nanya?"
"Ya kak gre kan bisa kerja freelance jadi fotografer lagi"
Gracia seketika terdiam memasang wajah lesu
"Aku gk yakin bisa semudah itu" jawab gracia
"Memulai dari awal terkadang tidak seburuk pemikiran kita kak gre"
Gracia menghembuskan nafas lelahnya sejenak membaringkan tubuhnya di atas kasur
Gracia mengambil selembar uang 50 ribu di dompetnya dan ia berikan pada shani
"Kalo mau pulang, pesen taksi online, aku mau istirahat shan" ucap lelah gracia memejamkan matanya
Shani mengambil uang tersebut
"Aku gk mau pulang tapi aku mau jajan ya" ucap shani sejenak berdiri mengambil jaket gracia untuk di pakainya
"Terserah..." Balas gracia lelah
Gracia terbangun mendengar suara cekikikan di bawah kakinya
Hidungnya ikut mencium bau aroma manis
"Shan.." panggil gracia
Shani memalingkan wajahnya dari tv menoleh ke arah gracia
Mulut yang terus mengunyah membuat gracia sedikit terkikik lucu melihat kedua pipi shani menjadi gembung
"Lahap bener bund, laper ya" ucap gracia mendekat perlahan ke arah shani
Shani mengangguk, lalu menyendok kue di piringnya
"Kak gre mau?" Shani menyodorkan sesendok potongan kue tepat di hadapan gracia
Gracia mengangguk sekilas lalu me makan nya
"Enak, itu apa?" Tanya gracia
Shani mengulum senyumnya
"Ini kue putu kak"
"Lagi dong, suapin" pinta gracia membuka lebar mulutnya
Shani menyuapi bayi bongsor dengan telaten
Sesekali gracia jahil menggigit sendot hingga shani kesusahan menarik nya kembali dari mulut gracia
Terdengar tawa bersahutan di seluruh ruangan hotel
Hingga gracia terlupa akan hal yang baru saja membuat kalut fikirannya
Lupa akan masalah keluarga
Dan terlupa akan masalah 'Ekonominya'.
Di sore yang cerah. Setelah diam diam pulang kerumahnya mengambil sepeda motornya tanpa pengetahuan mamanya shani mengajak gracia mencari tempat tinggal.
"Kak , kayaknya bagus"
"Apa gk terlalu kecil ?"
"Yang penting kan layak kak"
"A-aku gk bisa"
"Ya udah, kita cari yang lain kak"
Survey lokasi kontrakan ke sekian kalinya gracia menolak
Kadang kondisi kamar mandinya, kadang kondisi dapur yang membuat gracia terbiasa tinggal di kawasan elit dengan fasilitas mewah dan lengkap sedikit risih dan menolak menyewa
Shani dengan sabar mengajak gracia berkeliling
"Disini gda apartmen apa shan?" Tanya gracia
Shani yang sibuk mengendarai vesvanya memutar otak berfikir
"Kan kita gk ada uang kak, ntar aku jajan sekolah gimana?" Tutur shani
"Astaga iya aku lupa aku gk punya tabungan lagi " lesu gracia sesaat menarik nafas panjang
Shani ikut memasang wajah lesu
Tidak mungkin untuknya mengajak gracia tinggal di rumah ataupun ke homestay feno, mengingat pasti saat ini mereka sibuk mencarinya
Namun sesaat ia membulatkan matanya dan membuka mulutnya teringan akan sesuatu
Ahirnya shani memarkirkan motornya di sebuah villa kosong
"Bentar y kak gre, kalo gk pindah kuncinya ada di sini kayaknya" ucap shani sejenak mengobrak abrik pot di depan pagar
"Ini vila siapa shan?" Tanya gracia heran
"Nah ketemu!" Celetuk girang shani mengambil kunci dan bergerak membuka gembok pagar dari besi
Tanpa menghiraukan pertanyaan gracia, shani terus melangkahkan kakinya masuk halaman vila sambil menarik tangan gracia
"Kunci nya yang mana dah" celetuk shani sibuk memilih beberapa kunci untuk membuka pintu utama
"Shani, jangan ajarin aku nyuri" gusar gracia
Shani hanya acuh dan sibuk memasukan satu persatu kunci ke dalam lobang pintu
'Ceklek'
"Ahh.. ahirnya..." Lega shani saat pintu berhasil terbuka
Shani sejenak menoleh ke arah gracia dengan tersenyum sendu
"Ini vila tempat alm.ayah ku nyembunyiin selingkuhannya kak" lirih shani mengingat ia sering menguntit ayahnya dahulu.
Sadar atau tidak, shani sedikit menyamai prilaku ayahnya, menyembunyikan istri orang serta menyembunyikannya dari 'Chika' di vila yang sama.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya