...................
"Sudah malam diluar, makan es cream, kak gre gk dingin?"
suara itu,
"Shani" ucap pelan gracia, namun masih enggan menoleh
sebuah tangan hangat terasa menangkup pipinya dan seolah memaksanya untuk menatap nya
"kak?" panggil shani, namun gracia masih memejamkan matanya tak mau melihat
"Gk mau liat aku?, aku pulang ya, nanti ku panggilin frans jemput kak gre" sebuah kalimat yang keluar seiring tangkupan hangat tangan tadi terlepas
"A-aku malu ketemu kamu" ahirnya gracia angkat bicara, namun masih menunduk mencoba menetralisasikan jantungnya
"kenapa malu?"
"Kamu sudah tau semua nya?"
seketika shani terdiam, berarti benar frans sudah menjelaskan semuanya kepada gracia
"hmm" balas shani berdehem
"A-aku minta ma-"
"Kak gre gk perlu minta maaf, semuanya sudah lewat, di sini aku yang salah" ucap cepat shani memotong kalimat gracia
seketika gracia berani menatap shani
penasaran dengan raut wajahnya, apakah benar jika shani tidak mempermasalhkan semuanya, dan kenapa shani malah mengaku jika ia yang salah,
'Deg'
wajah yang begitu dekat, gracia menjadi gagal fokus dan salah tingkah sendiri
wajah putih segar shani sekarang, tidak pucat lagi seperti dulu
garis wajah yang tampak tegas dan dewasa
sesaat angin berhembus ke arah mereka membuat rambut halus shani bermain di wajahnya,
seketika itu juga shani reflek merapihkan kembali rambutnya ke belakang,
seperti gerak slowmotion,
di hadapan gracia waktu seakan bergerak lambat
dan arghh... kilauan apa ini
mata gracia seakan tak mampu berkedip menatap gaya shani yang dewasa sekarang begitu cool dan keren di matanya
"Kak gre?" panggil shani
gracia seketika terkesiap dari pesona seorang Shani Indira yang sudah bertumbuh dewasa.
"I-Iya?" jawab gracia
"andai dulu aku gk sepengecut itu, andai dulu aku berani mengatakan perasaanku sebelum kak gre balik ke Jakarta, mungkin aku bisa menggagalkan pernikahan kalian" ucap pelan shani
"tapi setelah aku fikir kembali, mungkin yang lebih salah adalah pertemuan kita" lanjut shani kembali
gracia mengerutkan keningnya menanggapi pernyataan shani
"tapi jika aku tidak bertemu denganmu, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta shani" ucap gracia blak-blakan entah sadar atau tidak
shani menatap gracia dengan tatapan dalam
"kita menjalani hubungan tanpa ikatan, tanpa satupun pernyataan tentang perasaan yang kita rasakan, tapi waktu itu aku benar jatuh cinta padamu shani,
bahkan sampai sekarang,
aku yakin kamu tau, tapi kenapa kamu menganggap seolah lebih baik kita tak pernah bertemu" balas gracia
"bukan itu maksud ku kak, aku hanya merasa setelah mengenalku, kehidupan kak gre jauh lebih buruk" ucap shani menunduk
"itu menurut pandangan mu shan, jujur aku bersyukur mengenalmu,
aku menyukai saat kita bersama dulu, dan juga menyukai rasa sakit ketika aku merasa kehillanganmu,......."
gracia menjeda ucapannya dan menatap sendu ke arah shani,
"bahkan saat aku terpengaruh papaku dan menganggap kamu itu jahat, aku masih menyukai perasaan gelisahku tentangmu, aku masih merindukan mu shan.., aku minta maaf hiks..." tutur kata gracia berujung tangis yang kembali datang
emosinya sangat-sangat tidak stabil sekarang, terlebih di hadapan shani, cinta pertamanya
"Kamu melalui banyak hal berat setelah itu hiks.. a-aku bahkan tidak pernah menanyakan kabarmu bahkan berfikir kamu sangat jahat" gracia masih melanjutkan kata-katanya
tangan shani meraih tubuh ringkih kakak kesayangannya itu
memeluk hangat tubuh yang tidak lagi se berisi itu
sangat jelas terlihat pipi gembul gracia menjadi tirus sekarang
"kak, bukan hanya aku, kak gre juga melalui masa-masa sulit, dan aku pun sama tidak ada di sisi kak gre" ucap shani nsembari mengelus lengan gracia yang berada di dalam dekapannya
"sekarang boleh aku minta kita perjelas hubungan kita kak?"
ucapan shani seketika membuat jantung gracia yang tadinya sedih sekarang berubah lagi menjadi perasaan bergemuruh
"Jujur, aku sempat tidak ingin lagi masuk di kehidupan kak gre, aku takut menjadi penghambat kebahagiaan kak gre,
tapi hari ini,
aku gak bisa munafik aku gak mau jadi pengecut lagi seperti aku yang beberapa tahun yang lalu"
shani menjeda ucapannya dan merenggangkan tubuh mereka berdua untuk bisa menatap wajah gracia dengan jelas
sesaat shani menunduk, ini akan penjadi pertama kalinya dan semoga akan menjadi yang terakhir
"kak gracia, aku menyukai kak gracia sejak kita pertama bertemu, saat kak gracia memotretku di alun-alun Jogja, aku berfirasat jika kedepan kak gracia akan menjadi bagian penting di hidupku,
aku sengaja menyita kamera kak gracia agar kita bisa bertemu lagi.
lama kelamaan perasaan suka menjadi candu untuk selalu bertemu kak gre, dan perasaan suka tumbuh menjadi cinta
tapi aku masih takut mengakui, aku benci dengan ke adaan ku saat itu!
tapi sekarang, setelah semua terlewati, aku mencoba memperbaiki kehidupan ku dan berdamai dengan masa lalu,
aku mencoba menjadi manusia yang setidaknya sedikit pantas untuk menyatakan perasaanku ke seseorang seperti kak gracia" shani kembali menjeda penuturan panjangnya
menatap wajah gracia yang menatap dengan tatapaan teduh ke arahnya
"hari ini dan seterus nya, aku mau miliki kak gre, aku ingin jadi pacar kak gracia dan jika bisa kedepan entah mungkin atau tidak, aku mau menikah dengan kak gre, membawa kak gre kemanapun aku pergi tanpa ada satupun yang mengusik kehidupan kita, apa kak gre mau?" lanjut tutur shani
gracia tersenyum sambil menangis dan mengangguk pasti
ya, hanya mengangguk , ia tak mampu berkata-kata saat ini, Dan satu hal yang ia sadari sekarang,
bahwa inilah impian sebenarnya..
hidup bebas bersama seseorang yang ia cintai .
shani tersenyum melihat kak gracianya mengangguk
"jawab pakai kata-kata dong kak masa, ngangguk doang" goda shani
gracia memukul pelan paha shani, melepaskan salting berutalnya, lalu berhambur ke pelukan shani yang masih cekikikan menggodanya
"Iya aku mau Shani"
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya