(Pengecut by Fiersa besari).
entah mungkin candu atau di sebut apalah
seakan sedetik waktu gracia hanya ingin menghabiskan sisa waktu di jogjanya hanya dengan shani di sampingnya
kemana pun shani membawanya
ia akan duduk manis di jok belakang motor gadis Jogja yang perlahan tanpa di sadarinya mengisi dan merenggut habis perhatiaanya sekarang
menempelkan kepalanya pada punggung shani yang serius mengendarai motornya, gracia lamat menghisap aroma wangi bocah ajaib yang membuatnya luluh dengan segala hal tak masuk akal yang di lakukannya sendiri
"kak gre, sampe" celetuk shani saat sudah berada di terotoar jalan tempat nongkrongnya bersama anak vesva nya
mengangkat kepalanya gracia menatap heran shani
"kok cepet?" tanya bingung gracia
" se enak itu punggung aku di senderin sampe gk berasa perjalanannya kak gre?" ucap shani
"mau bilang ia tapi takut ada yang salting" sahut gracia sembari turun dari motor shani
shani turut turun sambil mengulum senyumannya, menarik tangan gracia mendekat menuju kawanan tongkrongannya
menyapa dan mengobrol dengan bahasa daerah kepada kawanannya, gracia hanya planga plongo tak mengerti namun tetap memasang senyum di wajahnya
samar gracia dengar kawan-kawan shani menyebut nama feno, bisa gracia fahami mereka seperti menanyakan kabar bocah tengil teman shani itu
ikut mengerutkan keningnya, gracia juga baru menyadari jika kehadiran feno sangat jarang ia lihat ahir-ahir ini
menatap kembali pada shani dan kawanannya, gracia tampak menangkap raut wajah sendu shani yang juga di ikuti tepukan pundak shani dari kawanannya
"mereka ngobrolin apa dah?" monolog gracia sendiri yang penasaran
terasa tangannya di genggam shani dengan sedikit erat
menatap pada shani yang menoleh padanya
"kak gre mau minum apa?" tanya shani sambil mengajak gracia duduk lesehan yang beralas sepanduk bekas
"teh hangat aja " pinta gracia
shani tampak mengangguk lalu beranjak menuju pakde lapak angkringan di sana
menunggu shani sambil memainkan hpnya, gracia sedikit kaget melihat banyak notif panggilan masuk dari frans
"astaga, lupa ngabarin dia" celetuk gracia sambil dengan cepat memencet icon panggil pada frans
"Hallo frans...." sapa gracia ketika telponnya di angkat
terus mengobrol dengan frans sesekali mata gracia mencuri pandang pada shani yang sudah kembali dengan segelas teh dan segelas kopi di tangannya
shani tampak menatap gracia sembari nyengir 5 jari lalu kembali mengobrol dengan kawanannya yang sudah pasti menggunakan bahasa daerah yang jelas tidak gracia mengerti
sesekali gracia melihat shani tertawa lepas saat salah satu temannya membuat lelucon receh
gracia tanpa sadar ikut menampilkan senyumannya sambil tetap bertelponan dengan frans
"aku balik lusa, jemput ya" ucap gracia di telpon bersama frans yang sejenak membuat shani tertegun
masih menatap shani yang bercengkrama dengan kawanannya, sedikit gracia lihat perubahan wajah shani
namun si bocah Jogja tersebut malah membuat leluconan yang membuat tawa mereka tambah nyaring.
sepanjang jalan pulang, gracia melihat tingkah shani sedikit berbeda
lebih banyak diem lebih banyak melamun hingga tak sadar ketika gracia memanggilnya
jengah dengan shani, gracia mencubit pinggangnya
"Shani Stop!" pekik gracia
kaget shani menarik tuas rem tangannya mendadak
"EH, kenapa kak gre?" bingung shani memarkirkan motornya di bahu jalan
"lu kenapa?" tanya gracia
"maksudnya?"
"jujur, lu kenapa banyak diem kyk gini?"
"boleh jujur?"
"shani?"
"aku ngantuk kak gre, liat mata aku merah" ucap shani menunjuk matanya yang memang tampak merah
gracia menghembuskan nafas kasarnya
"ok, gw percaya, ayo jalan lagi" tutur gracia yang seolah tak mempercayai shani
Siapa yang bisa membedakan warna merah mata mengantuk atau menahan emosi yang hendak meluap menjadi tangis?.
memarkirkan kembali motornya di halaman rumah camp gracia
shani yang membantu gracia melepaskan helmnya, mencoba meraih tangan gracia setelah helm gracia terlepas
"kak gre lusa sudah pulang?" tanya shani
gracia menatap lirih sambil menggeleng pelan
"bukan lusa tapi besok sore" ucap lirih gracia
"kenapa di percepat?"
"kerjaan kita sudah selesai sebelum waktu nya, bos gw minta kita secepatnya balik, besok sore gw diminta bantu kerjain kerjaan atasan gw yang resign" tutur gracia
shani mengangguk pelan
"maaf" lirih gracia
shani tersenyum membalasnya
meraih pucuk kepala gracia dan menjatuhi ciuman di kepalanya
"jangan rindu hal-hal disini"
"boleh gue tetap ngehubungi lo kalo gue balik?"
shani menggeleng pelan, sedikit memejamkan matanya
"Pengecut" monolog shani dalam hatinya sendiri
Membuka kembali matanya, shani menatap nanar mata gracia
"gk boleh kak gre" ucap shani tersenyum
"kenapa?"
"kita hanya sedang bermimpi kak gre, hanya berlibur dari kehidupan nyata"
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya