.
sebuah cafe yang sudah di renovasi sedemikian rupa beberapa minggu lalu telah siap untuk di buka,
segala persiapan sudah di rencanakan dengan sangat matang
beberapa karyawan yang sudah mereka rekrut hari ini sudah mulai melakukan tugas nya masing masing, walau belum bersiap sepenuhnya untuk menerima pelanggan, setidaknya hari ini mereka beradaptasi dengan cafe ini.
cafe 2 lantai yang tampak sederhana dengan ornamen kayu dan beberapa buku-buku lama, tampak sekali vintage nya,
terdapat juga stage kecil untuk mini live music akustik
sangat nyaman untuk sekedar menghilangkan penat ketika singgah di cafe mereka.
minggu depan feno mulai kuliah, dan shani yang akan mengurus cafe mereka, di bantu dengan frans tentunya.
.
"Serasa di Jogja gue di dalam ini" celetuk frans ketika mendudukan dirinya di salah satu kursi pelanggan
"gk cocok kah?, padahal gw berencana naro motor vesva nya feno yang sudah rusak buat hiasan di pojokan sana" sahut shani yang sibuk menata bingkai bingkai foto clasic di dinding
"hahaa.. kok bisa kepikiran naro motor di sana, bagus shan, tapi kayaknya yang masuk sini bukan anak muda tapi malah om-om gabut" balas frans sembari meledek
"terserah lah, yang penting mereka bawa cuan" balas shani yang kali ini menata beberapa botol minuman keras di rak
"ASTAGA SHANEEE!!... Napa lu taro minuman 'jahat' bejijir di sana!!" teriak frans kaget melihat shani yang sangat serius tadi berubah terkejut mendengar pekikan frans
"kenapa?, bagus kok, sapa tau ada yang males ngopi ya udah minum ini saja" balas shani acuh
" gw bingung, ini cafe apa Bar, sepertinya gue harus bikin surat ijin dagang gituan buat ini cafe" ucap frans pasrah sambil menggeleng tak percaya
Bocah Jogja di hadapannya ini benar-benar di luar prediksinya
namun setelahnya frans kembali memasang senyum di wajahnya melihat shani yang tampak bersemangat
tanpa melupakan masa lalu yang di hadapi bocah di hadapannya itu, setidaknya frans bahagia melihat shani yang mampu bertahan dan mau berdamai dengan kehidupannya sekarang
.
"Shan, ayo keluar, sepertinya selain mendekorasi cafe ini, lo juga harus gw dekor" celetuk frans yang bangkit sembari menarik shani agar mengikutinya keluar dari cafe
"kemana sih!" kesal shani
"ke Salon sama beli baju baru, baju lu kek jamet semua, ya kali bos cafe rembes begitu hahaha.." .
.
.
.
hari berganti hari, bulan berganti bulan, keadaan cafe sudah mulai ramai
beberapa teman kuliah feno sering nongkrong di cafe mereka,
suasana yang hamble, membuat mereka jadi langganan di cafe ini, tak sedikit mereka juga membawa pelanggan baru.
siapa sangka,
sering membersihkan gitar di cafe membuat feno jago memainkannya, sesekali juga ia memainkannya untuk menghibur pelanggan ,dan shani,
siapa sangka juga memiliki suara yang bagus,dan lihatlah, mereka berdua kompak menghibur pelanggan, dan jangan lupakan paras shani yang setelah di makeover si frans dan terkena angin Jakarta membuat aura bidadarinya keluar,
beberapa pelanggan sering kali memuji kesempurnaannya
dan tak jarang mereka yang datang ke cafe hanya untuk bisa melihat shani bernyanyi.
.
sampai suatu ketika, mereka benar-benar kwalahan menerima pelanggan yang benar-benar membeludak
terutama pada malam minggu seperti sekarang.
lihatlah, pengunjung bahkan banyak tak mendapatkan kursi dan hanya berdiri saja sambil ikut menyanyikan lagu yang di lantunkan shani di mini stag
.
"Ssst ssst shan, kok rame gini" bisik feno saat lagu sudah berakhir sambil menoel punggung shani
"gk tau gue, tapi jujur gue juga aneh" balas shani yang baru saja meneguk minumannya
seketika shani menoleh ke hadapan penontonnya
"habis ini mau ngopi dulu apa lanjut?" tanya shani sambil menampilkan senyum manis
"Lanjut kak..." ..
.
" lanjut..."balas riuh suara pelanggan yang menonton mereka di cafe
"sebelumnya mau tanya ini, kalian kesini tau darimana cafe ini, " tanya shani lagi
"Postingan IG kak, .."
....
" Tiktok"
"di timeline juga kak" ucap mereka sahut-sahutan
shani mengerutkan kening,
prihal ia tidak memiliki satupun sosial media,
menoleh ke arah feno shani seketika memasang wajah masam,
tidak mungkin feno yang gak suka sosmed sama seperti dirinya itu memasarkan cafe mereka di sosial media, ah mungkin frans, fikir shani.
kembali menatap penonton, shani mulai berinteraksi lagi
"ya udah, reques dong mau lagu apa ini..." tanya shani
"Seventeen Jkt48 kak"... sahut beberapa pelanggan
"Rapsodi saja " sahut pelanggan lainnya
"Sayonara crawl" celetuk pelanggan lainnya
"Eitss..." celetuk shani kaget sambil tertawa
"Mari menjadi Pohon sakura saja deh" balas shani
"Jangaaaannnnnnn" serempak sahut penonton
"hahahaa.... " balas shani tertawa namun menoleh ke feno untuk mulai memetik gitarnya dan mulai menyanyikan lagu..
.
di dekat pintu masuk, frans yang baru saja datang seketika tertegun melihat seseorang yang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding , menatap shani yang bernyanyi tanpa berkedip
frans melangkah mendekatinya
"Hei, kok gak samperin? celetuk frans
seseorang itu tampak menoleh kaget, namun seketika kembali mengalihkan pandangannya kepada shani
.
"Aku malu" sahutnya lemah
.
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya