Angin berhembus pelan sesaat setelah gracia duduk kembali di atas jok motornya di sisi jalan
Mengaitkan plastik martabak di gantungan motornya
'Deg'
Angin pelan membawa aroma parfum yang amat ia kenali
Menoleh kesamping dan mengarah kebelakang
Hoodie seseorang yang mengendarai motor melaju berlawanan arah seketika membolakan matanya
'Shani'
Sosok yang langsung masuk di fikirannya.
Tak sempat berfikir, gracia langsung memutar balik arah motornya hendak menyusul
'Drrtt... Drtt....'
Getar panggilan masuk di ponselnya mengurungkan niatnya menarik tuas gas
Sedikit terkejut melihat panggilan masuk dari 'Shani' gracia dengan cepat mengangkat
"Kamu kema.."
"Jangan susul, kak gre pulang aja" tukas shani di panggilan telpon memotong ucapan gracia
"Kenapa?, Setidaknya lu bilang mau kemana!" Gemas gracia
"Nanti aku ceritain , pulang aja kak, hati-hati" balas shani langsung memutus sambungan telepon
Gracia sejenak menahan jengkel
Rasa penasarannya ia coba kuasai
Menunduk melihat gantungan plastik berisi martabak, gracia kembali membuka apk chat dengan shani
"20 MENIT LU GK PULANG, MARTABAK LO GW BUANG!" .
'Send'
Di dalam ruangan bernuansa coklat, gracia menonton televisi dengan perasaan yang sedikit risau
Menyesap rasa manis, coklat dan keju dari potongan martabak pesanan shani, sejenak ia menatap jam di sisi dinding kamar
Jam menunjukan pukul 23.15 malam
Ini lebih dari 2 jam dari janji shani yang katanya hanya 20 menit akan pulang
Puluhan panggilan teleponnya tak di jawab shani yang entah ada urusan apa dan dimana bocah tersebut
'TOK TOK TOK'
Gema pelan suara ketukan pintu utama terdengar tipis di dalam kamarnya
Sesaat gracia menajam kan indra pendengarannya..
'TOK TOK TOK.!!!'
Suara ketukan terdengar semakin dekat, dan sekarang tepat terdengar di pintu kamarnya
'KAK GRACIA..., KAK BUKA, AKU FENO!" Suara melengking di sela ketukan pintu kamar
Gracia sedikit terperajat dan bergegas bangkit membuka kan pintu
'Ceklek'
"KOK LO BISA MASU.."
"KAK , AYO KERUMAH SAKIT, SHANI DI SANA!" Suara keras feno memotong ucapan gracia dan terburu-buru menarik lengan gracia
Sedikit membeku mendengar kata 'Shani di rumah sakit' gracia mencoba menguasai dirinya dan bergegas mengikuti langkah feno .
sepeda motor yang di kendarai feno, tampak semakin menyusuri jauh ke sisi kota
perlahan terang lampu jalan dan riuh suara kendaraan berganti hening dan tak lagi tampak lampu penerangan
mengangkat tangan kirinya, gracia memeriksa arah waktu pada jam digital di lengannya
"fen, rumah sakitnya masi jauh?, perasaan kita sudah sejam lebih gk nyampe-nyampe." Celetuk gracia
tampak hanya anggukan kepala yang tampak dari respon feno
"Kok lo diem!" bentak gracia yang hawatir dengan kondisi shani
masih tak ada jawaban, gracia hanya sedikit berdecak kesal
10 menit berlalu
sepeda motor yang di kendarai feno akhirnya berhanti pada sebuah pekarangan sebuah rumah
tidak terlalu menyeramkan sebenarnya, hanya saja seperti tak terurus dengan halaman luas dan berkeliling pagar beton yang tertancap beling di puncaknya, lebih mirip rumah seorang yang introvet
menoleh kesekeliling, 1-2 rumah masih berada di dekat rumah tersebut, mungkin jarak 100 meter
"lo bawa gue kemana?" celetuk gracia yang baru saja turun dari sepeda motornya
feno acuh, dan sibuk membuat panggilan telpon di phonselnya
"BERHENTI PERMAINKAN GUE, KALO GK LO BAKAL NYESEL!" Teriak gracia yang sudah tak bisa menahan emosi melihat feno sama-sekali tak menggubris pertanyaannya bahkan sibuk dengan phonselnya
'PLAK!' sekali tamparan gracia melayang di wajah feno
'BUGH,!' "SINI KUNCI MOTOR LO, GUE MAU PULANG!" Ucapan keras gracia setelah mendorong tubuh lelaki pendek hingga tersungkur ke tanah
dengan gesit, gracia merampas kunci motor di tangan feno
tampak feno masih merintih mencoba mendudukan badannya
saat gracia hendak bangkit
'Sreeekkk'
Sebuah tangan dingin menyekap gracia dari belakang, dan terasa sebuah jarum menancap di lengannya
'Deg'
aroma parfum yang sangat ia kenali lembut tercium olehnya, namun aroma tersebut juga tercium asing sekarang
selang beberapa detik, gracia merasa tubuh dan mulutnya tak bisa ia gerakan
hingga mata yang sudah ia paksa tetap terjaga akhirnya tertutup
sedikit perasaan sadar gracia sedikit bergumam
"Shani.."
"A-apa maksud d-dari semua i-ini..."
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya