44

2.3K 160 2
                                    










.



Jauh mengikuti arah angin, mobil mazda 5 putih  menembus ratusan kilometer jarak, kurang lebih 8 jam waktu perjalanan melewati beberapa kota menuju ibu kota yang berada hampir di ujung barat pulau jawa

terik mentari sudah berganti sayu cahaya rembulan

tak terasa , gedung-gedung tinggi mulai tampak di sepanjang perjalanan, bermodal google map di layar hp shani, feno dengan cekatan mengintrupsi shani arahkan detail setiap belokan

hingga ahirnya mobil mereka berhenti di parkiran sebuah bangunan








.

frans sudah menunggu mereka di depan bangunan seperti sebuah cafe yang sedang tutup

"nyampai juga kalian, gw kira bakalan kesasar hahaha..." ucap frans sesaat setelah shani dan feno turun dari mobil

"Punggung gw pegel, ini tempatnya?, Gw kira kecil, ternayata lumaian besar, " sahut shani yang sesekali meremas bahunya yang terasa penat setelah menyetir sangat lama

"maksa sih pakai mobil, iya, semoga kalian suka, nanti kita rapihin bareng-bareng" ucap frans sembari membuka pintu cafe dan masuk ke dalam di iringi shani dan feno

"Gk nyangka, vila yang gue jual berubah jadi cafe di jakarta" monolog shani






,

saat masuk . shani langsung menyusun beberapa meja yang tertata dan langsung merebahkan tubuhnya bertelentang di atas meja yang ia susun

"AHHHHHH GILAAA enaknya rebahannn, astaga..." sumringahnya setelah bisa membaringkan badannya

"serius lu secapek itu shan?" tanya feno yang ikut berbaring di samping shani

"Anjir lu , lu mah enak di samping lu lupa lo baru keluar Jogja saja lu tidur, deket Jakarta baru lo bangun!" kesal shani

"ya kan lu juga yang suruh gw tidur" balas feno

"Sudah sudah ributnya, dari pada tiduran di sini, di lantai atas ada kamar , kalian bisa tidur di sana" lerai frans

"nanti saja, gw masih mager" balas shani

seketika shani bangkit teringat sesuatu

"Frans, dia gk tau kan kalo gw pindah ke sini!" ucap shani menelisik

frans hanya mengangkat bahu seolah acuh

"mungkin sudah saat nya lo jujur" balas frans

"Gk gk, gw gk mau ketemu dia"

"Bohong kalo lu gk rindu dia, buktinya, di antara banyak kota, lu lebih milih ke kota ini" sahut frans dengan senyuman menggoda

"ya , setidaknya gw berada di tempat yang sama dengan dia, sedikit melihat dia dari kejauhan juga gk papa" balas shani tertunduk

"Ekhem, gu-gue sekali lagi minta maaf shan, karena gue lo jadi begini" ucap feno tertunduk

"sudah lah fen, lo juga sudah jalanin hukuman, gue juga ,setidaknya ke depan kita harus lebih baik lagi" balas shani merangkul bahu feno

"g-Gue beneran hilaf shan, gue gk maksud nyakitin gracia, terlebih gue salah sama lo.." feno seakan tak mampu melanjutkan ucapannya

"G-gue sama chika manipulasi gambar gambar seakan lo buruk di mata gracia, gue sama chika ngedit foto dan itu juga di bantu sama ayah gracia, gue di bayar hiks.. gue nyesel " ucap feno yang seketika membuat mata frans terbelelak

"A-apa?, J-Jadi selama ini Om harlan di balik semuanya!" kaget frans

"i-iya" feno mengangguk takut-takut

"sudah lah frans, lagian dah lewat juga, semuanya juga baik-baik saja sekarang" balas shani

"Pantas saja, kenapa hakim dan pihak kepolisian seakan langsung menuding kalian bersalah . gue sudah lama curiga seolah pihak berwajib di sana di bayar oleh seseorang, termasuk media yang saat itu serentak memberitakan nama" geram frans tidak terima

"sudah lah frans gw juga sudah berdamai dengan semuanya" ucap shani kembali membaringkan tubuhnya

"Gk bisa, gre harus tau ini!" ucap frans

"JANGAN BERI TAHU GRACIA!," tegas shani dengan nada tinggi

frans menoleh tidak percaya ke arah shani

"memang kalo gracia tau semuanya, dia harus bagaimana?, bukannya gw dengar gracia sekarang menjalani kehidupan impiannya, bukankah gracia juga sudah akur dengan ayahnya, , gue gk mau lagi ngerusak dia" jelas shani

frans tertunduk menggeleng

yang di katakan shani benar benar tidak ada emosi dari nya untuk dalang dari masa lalunya

"Frans, gw hanya bocah kampung yang tidak memiliki apapun, jikapun gw maksa jujur ke gracia, untuk memperbaiki nama gw yang tercoreng, itu tidak menjamin kebahagiaan dia, gw jg sadar seberapa besar pengaruh bokapnya, mungkin hanya dengan menjentikan ujung kukunya, kehidupan gue berakhir lebih buruk" tutur shani pasrah

"Pengecut" sarkas frans

frans mendekat ke arah shani, dan tangannya bergerak memeluk tubuh shani









"Lo lupa lo bocah ajaib shan?, Gue yakin, pasti ada keajaiban lainnya di diri lo yang bakal buat hubungan kalian jadi nyata''.











Next.


sesuatu di Jogja (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang