Di sudut kamar, terdengar suara isakan
tampak gracia duduk meringkuk di hadapan laptopnya yang menayangkan rekaman cctv
file flashdisc yang di berikan feno sebelum feno pulang membuat gracia enggan untuk tidur
jam sudah menunjukkan pukul 01;00 malam, dan gracia masih terjaga di hadapan layar yang menayangkan kejadian beberapa tahun silam di halaman homestay feno
di rekaman cctv, tampak dengan jelas bagaimana seorang shani menghabisi nyawa ayahnya sendiri,
mulai dari mendorong tubuh ayahnya hingga membentur mobil yang masuk halaman rumah, lalu shani yang menancapkan serpihan kramik pot dengan berutalnya beberapa kali di perut ayahnya
hingga shani terlihat pingsan.
gracia juga membuka file lainnya yang berisi beberapa bukti visum pada tubuh ayah shani dan visum pada chika yang ternyata memang di benarkan jika chika sudah di perkosa ayah shani.
melihat file file yang berisi gambar serta video dan beberapa gambar surat riwayat kesehatan shani yang terlihat beberapa kali keluar masuk rehabilitas hingga tanpa sadar gracia tertidur dengan laptop yang masih menyala.
Besoknya,
bel pulang sekolah berbunyi
shani yang masih berada di atas rooftof sekolah tempat biasanya dia bolos bersama feno, ikut mendengar suara bel.
"ayo fen" ajak shani yang sudah bersiap untuk turun
"masih ngantuk gue, lu duluan aja " sahut feno yang masih nyaman berbaring di lantai
shani menatap heran
"Tumben lu, mana banyak diem hari ini, lu kenapa dah fen?" tanya shani hawatir
feno yang merasa di tatap shani mengalihkan wajahnya ke samping
"gk papa, duluan aja" sahut feno masih berusaha memejamkan matanya
"jangan kelamaan lu di sini, gue cepuin botak lu" balas shani yang bangkit dan bergegas turun ke bawah
sekilas feno menatap punggung belakang shani dengan lirih
"maaf shan" monolog feno pelan
shani melajukan motornya menuju ke vila yang didiami gracia
hatinya merasa heran, seharian kakak kesayangannya itu tidak memberinya kabar.
sampai di depan pintu vila, tanpa mengetuk shani yang memang memiliki kunci membuka pintu dan langsung melenggang masuk
"KAK GRE" panggil shani kencang saat sudah di dalam
"Seperti djavu, gk ada sahutan" celetuk shani yang terus melangkahkan kakinya menuju kamar
'Ceklek'
pintu kamar terbuka
"kak gre?" panggil shani lagi yang melihat gracia masih tidur di atas kasur
Ia melepaskan jaketnya lalu naik ke atas kasur di samping gracia
menyamankan posisinya, shani mencoba memejamkan matanya sambil melingkarkan tangannya di perut gracia
merasa ada yang memeluk, sontak gracia membuka matanya
namun gracia kembali memejamkan matanya, tanpa melihat pun dari aroma parfumnya, gracia tau siapa yang sedang memeluknya dari belakang
"Shani" celetuk pelan gracia yang masih terpejam
"hm" balas shani berdehem
"sudah makan?"
"kak gre jangan ngomong, aku ngantuk"
gracia membalik posisi tidurnya menghadap shani yang tampak sudah terpejam
meneliti wajah bocah yang masih memakai seragam SMA
"pantes wajah kamu putihnya beda, putih pucat" lirih gracia pelan
menelisik garis-garis wajah shani yang tirus, terlihat lebih jelas urat-urat yang lebih kebiruan dari wajah orang lain biasanya
gracia menggenggam jemari tangan shani yang berada di perutnya
tangan yang semalam ia lihat di rekaman cctv menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri
dan sekarang, gracia lagi-lagi menggeleng tak percaya melihat wajah polos anak remaja yang memiliki masa lalu terlalu buruk
'Drrrtt drrrrrtt'
suara getar dari hpnya pertanda adanya panggilan masuk
gracia meraih hpnya , memicingkan matanya melihat siapa yang menghubunginya
sesaat gracia menarik nafas jengah
nomor tanpa nama namun ia hapal itu nomor siapa, sudah beberapa kali mencoba menghubunginya
tak lama
masuk sebuah notif chat
"Angkat telpon ku gre, ini penting"
sejenak gracia kembali memejamkan matanya lelah
tak lama, hpnya kembali bergetar
itu adalah frans.
kali ini gracia mengangkatnya
"kenapa?" celetuk gracia tanpa basa-basi
"papa ngeliat postingan ig kamu, sepertinya dia berencana menyuruh anak buahnya menghasut mu lagi"
"bilang aja , lakukan sesukanya, aku gk perduli". tekan gracia langsung memencet tombol end
namun. hp nya kembali berdering oleh pemanggil yang sama
"Kenapa lagi?"
"gre, aku di Jogja sekarang, bisa kita ketemu"
"maaf fran, aku sibuk"
"ayolah, setidaknya kita urus perceraian kita baik-baik gre, aku bawa surat dari pengadilan , apa kamu lupa belum tanda tangan?"
gracia sejenak memegangi kepalanya sejenak berpikir
"Kirim aja alamatnya, nanti malam kita ketemu" sahut gracia yang langsung mematikan lagi telepon tanpa menunggu jawaban frans
"nanti malem mau kemana?" celetuk shani yang sedari tadi mendengarkan gracia
"kamu gk tidur?"
"aku ikut tapi aku laper"
gracia meringis heran
"gk nyambung" jengah gracia
namun seketika gracia menghela nafas lesu
"mungkin ini faktor dari otaknya yang rada sengklek" monolog gracia dalam hatinya sendiri
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya