Melajukan motornya dengan santai sesekali sesekali ujung jaketnya terasa di tarik,
terlebih jika ia hendak mendahului pengguna jalan lainnya, tarikan juga semakin kencang terasa
mengintip di sudut sepionnya
tampak wajah tegang yang sepertinya mulutnya berkomat-kamit entah apa yang di ucapkannya
terkikik geli, shani sedikit ingin menjahilinya
mempermainkan gas dan rem secara mendadak, tak terkira tarikan ujung jaketnya teramat kencang hingga membuatnya sendiri sesak
"k-kak gre j-jangan kenceng nariknya, sesek" celetuk shani
"PELAN MAKANYA, GUE TAKUT!" Ucap keras gracia memasang wajah kesal
shani mengangguk hingga tarikan jaketnya melonggar
"Fuh.. kayak bonceng mak-mak" sindir shani
'Sreekk'
gracia mencubit pinggang shani
"Awsh.. Sskit kak" rintih shani memegangi tangan gracia yang berada di pinggangnya
"ampun gak!" tekan gracia
"iya kak ampun" balas shani
shani masih memegangi tangan gracia, bukannya melepaskan
Juga malah melingkarkan tangan gracia ke perutnya
"kayak gini saja, biar aman kak gre" ucap shani
gracia tampak diam, ia malah melingkarkan lagi tangan yang satunya hingga sepenuhnya ia memeluk shani dari belakang
"senderan juga gpp kak kalo capek" balas shani sedikit menggoda
"bocah modus mulu ya" balas gracia sedikit terkikik geli
tak lama
mereka sampai di camp gracia
memarkirkan motornya bersebelahan dengan motor feno yang tiba terlebih dahulu bersama anin
"ayo masuk" ucap anin pada shani dan feno
mereka tampak mengangguk dan mengikuti langkah kaki anin dan gracia yang masuk ke dalam rumah
saat hendak masuk, mata gracia memicing pada sebuah mobil yang sangat ia kenali
menghentikan langkahnya sejenak
gracia kembali berlari masuk kedalam rumah dengan terburu-buru
"FRANNNNN..."
teriak gracia saat memasuki rumah
benar saja
Frans, sosok tunangannya tersebut sudah duduk manis di ruang tamu
"SURPRISEEEE!!" ucap frans sumringah sambil merentangkan tangannya
gracia langsung saja menghambur kepelukan frans
"tadi pagi kita telponan katanya kamu masih sibuk di rumah" ucap gracia
"hhaa.. maaf sayang, aku sengaja gk bilang ke sini, aku tau kamu free hari ini, aku kangen banget gre" tutur frans yang menjatuhkan beberapa kali ciuman di pucuk kepala gracia dalam pelukannya
"Hey frans" sapa anin yang berjalan masuk menghampiri mereka
Shani dan feno ikut menyusul dan duduk di kursi tamu
"Hay nin, eh ni siapa " balas frans menatap dua bocah yang mengintili anin
"Itu Shani ma feno frans, kami tuh mau jalan-jalan , " jawab gracia yang melonggarkan pelukan frans dari tubuhnya
Tampak shani dan feno tersenyum ramah pada frans
Menelisik penampilan frans dari atas ke bawah
Shani mengambil kesimpulan, lelaki berambut klimis dengan pakaian rapih serta sepatu hitam mengkilapnya yang sedang memeluk kak gre nya itu pasti 'banyak duitnya'
"Kenalin, aku frans calon suaminya gracia" ucap frans menyodorkan tangannya menyalimi shani dan feno
Feno dan shani pun membalas saliman tangan frans
Wajah shani tampak biasa saja malah sedari tadi hanya menampilkan senyuman manis
Berbeda dengan gracia, yang seketika frans mengenalkannya sebagai calon istrinya , sembilu di hatinya kembali menyeruak
Mengingatkan kembali tentang pernikahannya yang sebisa mungkin ia hindari,
namun tidak dengan fransnya sendiri yang jujur gracia juga memang sangat menyayangi pria dewasa tersebut
"Kalian mau jalan kemana?" Tanya frans
"Gk tau sih, tu 2 bocah yang pegang kompas, kami ngikut aja" sahut anin
"Mau kemana dek?" Tanya frans
"Gk tau om, eh pak, eh kak" bingung shani hendak memanggil frans dengan sebutan apa
"Ke ke parangtritis aja kayaknya, agk deket" balas feno
"PANTAI KAHHH???" Seru anin berbinar
Shani dan feno tampak mengangguk
"OK.! DEAL. KITA KE SANA YUHUUUU" Senang anin berlalu pergi menuju kamarnya, mungkin akan mempersiapkan pakaiannya
Gracia dan frans saling tatap seolah bertanya melalui mata
Frans mengangguk,
"Ok, ayo" balas frans
Gracia membalas dengan senyuman, lalu mengalihkan pandangannya pada shani dan feno
"Kalian tunggu bentar ya , gue mau ganti baju" ucap gracia pada mereka lalu kembali menyusul anin masuk ke dalam kamar
Di ruang tamu tinggal lah shani feno dan frans
Gracia menatap punggung shani yang mengendarai motornya sendiri dari balik kaca jendela mobil frans
Feno dan anin berboncengan, shani sendiri, lalu ia bersama frans naik mobil frans
Aneh memang, bukannya lebih nyaman naik mobil, namun anin malah menjadikan mobil frans sebagai tempat nya menaruh banyak barang-barangnya dan memilih ikut naik motor bersama feno dan shani
Mereka menjalankan kendaraannya pelan sambil beriringan
Sepanjang perjalanan
Mata gracia hanya fokus pada punggung shani yang berada di depan mereka
Sesekali gracia tersenyum geli melihat kepala shani yang bergerak ke kiri ke kanan , sepertinya si bocah nakal itu sedang mendengarkan lagu melalui hansfree
Sekelebat bayangan gracia kembali pada saat ia di bonceng shani
Seperti rindu ingin memeluk bocah itu
Dan juga rindu di jahili shani dengan gas motor yang seringkali ia mainkan
Atau
Ia rindu aroma parfum shani yang sangat melekat di otaknya apa lagi ketika shani sedang berada di depannya memboncengnya tadi.
"Sepertinya gue oleng sama tu bocah" gracia
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya