Malam menjelang jam 9, Berjalan menggenggam setangkai mawar putih yang ia sembunyikan di balik punggungnya
Lelaki itu berhenti di depan pintu sebuah apartemen
Tangannya terangkat mengetuk beberapa kali pintu sambil tetap mempertahankan senyuman di wajahnya
Tak lama menunggu, pintu tersebut terbuka, muncul lah wanita cantik yang menyambut dengan senyum tak kalah lembut sambil memeluknya hangat
"Kok lama gk kesini sih.!" Kesalnya bergelayut di lengan lelaki itu
"Kangen nih ?" Goda lelaki tersebut
"Gk boleh?" Ketusnya melepaskan rangkulan tanggannya
"Nih!" Ucap lelaki memberikan setangkai mawar
Mata perempuan itu terbelalak dan senyuman semakin lebar
"Makasih" ucapnya singkat setelah mengambil mawar tersebut lalu berjalan sambil menarik tangan lelaki itu masuk ke dalam apartemennya
"Kapan terakhir kamu mampir?"
"Astaga gre, seminggu yang lalu kan aku kesini"
"Seminggu itu lama fran"
Lelaki yang adalah frans menatap raut wajah gracia
Frans mengerti gracia begitu kesepian, walau frans tau orang tuanya sudah membebaskan dia melakukan apapun yang dia mau
Namun mantan istrinya itu masih tetap ingin hidup sendiri tidak bersama orang tuanya
Tatapan frans tertuju pada mata lembab gracia, sedikit mengerutkan kening, frans mengerti jika gracia habis menangis dan tanpak tidak baik-baik saja
"Kamu jenuh di rumah?, Mau jalan keluar?" Ajak frans
Seketika gracia tertegun menatap frans yang menatapnya tepat di matanya
"Tapi gk mau ke resto" ucap gracia
Frans tersenyum menanggapi dan membelai rambut gracia
"Iya tau, yang sukanya sekarang nongkrong di pinggiran" celetuk frans
Gracia tersenyum lalu bersemangat bangkit dari duduknya
"Tunggu di sini aku siap-siap!" Ucapnya
Frans hanya terkekeh melihat kelucuan mantan istrinya itu..
Duduk di taman kota sambil menikmati jajanan kaki lima, frans dan gracia tampak sangat menikmati
redup lampu taman di balik cahaya yang tertutup dedaunan pohon yang tertiup angin memainkan cahaya di wajah cantik gracia
"cantik" celetuk frans
"makasih " balas singkat gracia yang masih sibuk mengunyah jajanannya
"gege sudah mau cerita?" ucap frans yang membuat gracia menghentikan mulutnya mengunyah
"kamu selalu memperhatikanku , sampai aku lupa apa masalahku" sahut gracia menatap kebawah
"lebih baik cerita gre, dari pada kamu overthinking sendiri"
gracia meletakan bungkus jajanan di sisi bangkunya dan menatap fokus ke arah frans
"Lamar aku" ucap gracia tegas
frans terkekeh
"Kok jadi kamu sekarang yang ngebet ingin ku nikahin, hahaha"
"mungkin aku hanya bisa mempercayai mu" jawab santai gracia sambil kembali mengambil dan memakan jajanannya
"kenapa?"
"Ya, karna lebih dari setengah umurku sudah mengenalmu"
kembali frans terkekeh
"bukankah kamu pernah bilang jika selama apapun waktumu mengenalku, kamu hanya mampu menyayangiku tapi tidak bisa mencintaiku"
"frans,..." kini gracia kembali memandang fokus ke arah frans
"aku pernah melakukan kesalahan, itu masa lalu, aku mengutuk kebodohannku waktu meninggalkanmu, aku akan belajar mencintaimu, aku sungguh-sungguh" lanjut gracia yang kini menggenggam tangan frans
"apa kamu tidak takut jika suatu saat kembali aku memintamu berhenti bekerja dan tetap di rumah seperti dulu?" balas frans
gracia tampak menggeleng tegas
"aku sudah di puncak karirku sekarang, dari perjalanaan menjadi crew biasa hingga sampai di titik ini semuanya sudah ku rasakan pahit manisnya, mungkin aku tidak lagi penasaran dengan mimpi-mimpi yang semua sudah ku gapai, istirahat di rumah saja sepertinya bukan hal yang buruk" tutur gracia menjelaskan panjang lebar
frans mengerutkan keningnya menatap mata gracia yang sepertinya memang tak nampak berbohong
"kamu gk lagi sakit kan gre?" tanya frans yang heram, bahwa dahulu gracia sangat menggebu gebu dalam mimpi dan cita-citanya,
namun sekarang kenapa dia sebegitu tampak muak dengan profesinya
gracia lagi-lagi menggeleng
"pekerjaanku mengambil ribuan gambar bertahun-tahun yang mungkin terkadang menjadi boomerang buatku sendiri frans,
aku sangat mempercayai sebuah gambar namun cerita di balik gambar gambar yang ku ambil jika di lihat dari sudut pandangan orang lain bisa menjadi arti yang berbeda" jelas gracia,
Sedikit bayangan tentang gambar gambar yang ia publikasikan tentang kejadian di jogja membuat seolah ia di kejar rasa bersalah,
Fakta jika apa yang ia ungkap adalah kebenaran, namun sentilan di hatinya sangat tidak membenarkan tentang semuanya
Sesekali gracia menggeleng dan menguatkan hatinya
Rasa bersalah mungkin hanya karena saat itu ia buta oleh apa yang di suguhkan gadis jogja yang membuatnya kadang tidak profesional dengan kebenaran.
Frans di sampingnya menatap lamat gracia yang termenung seakan bertengkar dengan fikirannya sendiri
"setidaknya gambar gambar mu memiliki arti tersendiri buatmu gre" ucap frans tiba-tiba angkat suara
"ya hanya untuk ku sendiri, itu alasan aku ingin berhenti dari pekerjaanku dan menjadi istrimu lagi"
frans kembali menatap gracia
"seberapa yakin kamu ingin kembali menikah denganku gre?"
"sebrapa banyak waktu kita saling mengenal, dan sebanyak itu keyakinanku untuk memilihmu"
" Lalu seberapa yakin kamu dengan hatimu?"
"maksudmu?"
"Bukankah ada satu hal yang harus kamu selesaikan."
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya