shani terbangun saat mencium aroma wangi bawang goreng yang sampai di hidungnya
membuka perlahan kelopak matanya, dan sekali lagi menghirup panjang udara mencari aroma yang sudah membangunkan tidurnya
menoleh kesamping, tak ia dapati kakak fotografer yang subuh tadi tidur di sampingnya
mengarahkan pandangannya ke atas sofa, tampak feno masih nyenyak dalam tidurnya
shani bangkit dan berjalan pelan menuju dapur yang tak jauh dari ruang tamu yang ia tiduri
"Oh, dia masak" celetuk shani sendiri saat melihat punggung gracia yang sibuk memotong beberapa bahan masakan
berjalan mendekat, samar shani dengar jika gracia sedang mengobrol dengan seseorang lewat sambungan telephone, tampak earbuds nya menempel di telinganya
wajah gracia tampak ceria mengobrol sambil memasak
tak niat mengganggu, shani terus berjalan dan duduk di kursi ruang makan sambil kembali merebahkan kepalanya di atas meja makan
melihat gracia memasak, sesekali tampak shani mengerutkan keningnya
"seperti ada yang mistake" celetuk shani sendiri pelan tanpa di dengar gracia
saat gracia hendak memasukan sayur di dalam wajan, shani langsung bangkit dan menghampiri gracia
"EH" kaget gracia merasakan tangannya di tahan seseorang yang ternyata shani
"Kalo mau bikin nasi goreng, nasinya dulu di masukin baru sayurnya" ucap shani yang seketika mengambil alih kesibukan gracia
"lo bisa masak?" tanya heran gracia
"jawab sendiri nanti, kak gre duduk saja di sana, lanjutin telfonannya, biar aku yang masak" tutur shani menunjuk kursi yang baru saja di dudukinya sambil menguap beberapa kali
gracia tampak memicingkan matanya sedikit tidak mempercayai shani,
namun ia tetap menurut dan duduk di kursi sambil melanjutkan obrolannya via telphone tidak lain bersama frans
gracia sesekali tertawa menimpali obrolannya dengan frans via telpon sambil matanya menatap shani yang sibuk memasak
tak lama, suara kompor di matikan, dan shani tampak menaruh nasi goreng ke dalam sebuah piring
berjalan mendekat ke arah gracia
'Tak'
shani meletakan seporsi nasi goreng hasil maha karyanya
"frans, sudah dulu ya, aku mau sarapan" ucap gracia sebelum memutuskan sambungan teleponnya
shani hanya menatap acuh gracia yang tampak ngiler melihat piringnya
"kok cuma 1 piring?" tanya gracia
"kak gre aja yang makan, aku ntar aja belum laper" balas shani sambil menuangkan air putih di dalam gelas dan di taruh di depan gracia
"serius?, gue makan ya" balas gracia hendak menuap nasinya
"minum dulu kak gre" celetuk shani
"oh iya," jawab gracia meminum air yang di tuangkan shani tadi
"Sudah boleh makan?" tanya gracia
"silahkan beliau" balas shani
gracia tersenyum geli sambil menyuap nasinya
seketika gracia memejamkan matanya
"hmm enak dek, gk nyangka modelan kek lo bisa masak" puji gracia
"gk nyangka juga , modelan dewasa kya kak gre masaknya masih amburadul" sindir shani
"iya ia si paling paling dah" jengah gracia sambil meneruskan makannya dengan lahap
"ekhem"
dehem feno yang datang mendekat ke arah mereka
menatap shani dan gracia secara bergantian, feno memasang wajah datarnya
sejenak shani mengerti arti tatapan feno pun langsung bangkit dan beranjak berdiri
"Lu kalo mau makan, masih banyak tu di wajan, ambil ndiri, gw mau lanjut tidur" ucap shani tanpa memandang gracia
gracia hanya menatap heran, lalu beralih menatap feno
"cuci muka dulu sana baru lu makan" ucap gracia
feno tampak mengerutkan keningnya, sedikit memajukan bibirnya
"gk malas, taik gigi sesekali jadi sumber vitamin" acuh feno mengambil nasi di piring
"FENOO!! JOROK LU, HWEKK!" Teriak gracia yang seketika hilang nafsu makannya
"Shan, " panggil feno saat shani sedang duduk sendiri di kursi depan menunggu kakak-kakak fotografer dan model itu siap siap
shani hanya tampak mengangkat seblah alisnya
"Jangan bahas, gue lagi gk mood!" balas shani yang tau apa yang akan di bicarakan feno
"gue awasin lu ya!," ancam feno
"S.e.k.a.r.e.p MU" acuh shani masih memainkan hpnya
tak lama anin datang di iringi gracia
"ayo jalan, ke camp kita dulu ya, mau ganti baju dulu" ucap anin
"kalian duluan aja, aku gk suka naik mobil, kami nyusul di belakang" balas shani yang berjalan menuju parkiran motornya
"ya udah deh, kita duluan ya" balas anin
" eh nin, gimana mobilnya di tinggal aja, sesekali kelilingnya pakai motor enak kayaknya" seru gracia
anin tampak berpikir
feno menatap datar
"kalo gitu kak gre sama aku saja, kak anin sama shani" ucap feno
"eh, gk gk.. lu bau jigong .. gue ma shani saja" sahut cepat gracia berlalu menghampiri shani yang sudah duduk anteng di atas motornya
"AKU DAH SIKAT GIGI YA KAK GRE!! TOLONG." Kesal feno bernada tinggi
anin juga ikut menatap aneh ke arah gracia, namun dengan cepat ia tepis
"sudah sudah, dek feno ma kakak anin yang seksi ini saja ya" ucap anin sambil mengibaskan rambutnya
seketika feno hampir mimisan menatap anin yang tampak sangat mempesona
"i-iya a-ayo k-kak anin" ucap feno rada tergagap salting sambil cepat mengambil motornya di parkiran
"serius mau motoran?" tanya shani saat gracia sudah duduk di jok belakang motornya
"gk pernah naik motor, tapi pingin, gimana dong" balas gracia
"gak takut jatoh?"
"coba aja dulu, kalo jatoh ya bangkit lagi"
"salah kak gre"
"terus ?"
"kalo takut jatoh, ya pegangan" balas shani tersenyum manis.. sangat manis hingga lesung pipinya tampak
"modus ya "
"bukanya kak gre yang modus pengen aku bonceng"
"WOYY JALAN!!" teriak feno yang melihat shani dan gracia malah sibuk ngobrol
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya