26

3.1K 252 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















....

Kereta api berjalan menyusuri rel

Hawa panas ibu kota sedikit berubah saat waktu membawa nya menjauh dari titik awal keberangkatan

Tinggi bangunan seraya berganti dengan tanah lapang sesekali hijau sesekali rumah rumah yang berjarak berjauhan

Deras hujan menggantikan terik matahari yang seolah tak ingin di tinggal beranjak

Gracia

Wanita manis menautkan jemarinya di atas tas ransel yang di pangkunya

Duduk dengan cemas sesekali tampak mengigit jarinya

Memejamkan matanya mencoba meyakinkan hatinya

"Hidup hanya sekali gracia, cobalah menikmati dan jalani dengan pilihanmu"

"Hidup mu adalah milikmu gracia, bukan milik orang tuamu"

Berulang kali gracia merapalkan kalimat tersebut di sepanjang perjalanannya

"Seandainya pilihanku salah, apa aku masih bisa kembali mah?" Lirih gracia menatap pepohonan yang seakan berlari di balik jendela kereta api .























Kereta berhenti di sebelah barat jalan poros keraton dan tugu pal putih jogja

Gracia turun sambil menyikut tas ranselnya

Tangannya bergerak menscrol layar hpnya mencari hotel terdekat

"Apa naik grab aja ya " fikir gracia

Namun , seolah memiliki ide cemerlang

Gracia kembali menscrol layar hpnya

'Dealer motor terdekat'

"Mending gue beli motor kali" monolog gracia























Kunci motor baru sudah berada di saku celananya

Gracia yang sudah berada di hotel memeriksa tabungannya di hpnya

"Hmm cukup lah cukup, untung gue rajin nabung" monolognya melihat isi saldo masih berada di deret 3 digit di depan

Layar hp yang sudah sepi dari notip karena ia sudah mengganti kartunya dengan kartu baru dan juga mengganti hpnya agar tidak terdeteksi oleh orang tuanya

Ya, gracia kabur dari apartemen frans

Nmaun sebelum ia pergi, gracia sempat mengirim pesan pada mamahnya agar tidak khawatir

Gracia hanya ingin libur sejenak dari istri frans

Entahlah, jogja menjadi tujuannya melepaskan jenuhnya.























Gracia memarkirkan motor maticnya di halaman sekolah shani

Mondar mandir di depan gerbang, ia bingung apa yang akan ia katakan kelak jika bertemu shani

Tampak para siswa siswi berumbunan keluar gerbang, jam menunjukan waktunya mereka pulang sekolah

Namun gracia tak sekalipun melihat shani ataupun feno

Hingga jam menunjukan pukul 4 sore ia masih tidak melihat 2 bocah nakal tersebut

"Nyesal gue hapus nomer lu shan, ck mana anin di hubungi gk nyambung-nyambung" gerutu gracia yang sudah bersiap di atas motornya untuk pulang kembali ke hotel.
















Saat jalan menuju hotel, gracia membanting stang motornya menuju arah rumah shani

Berfikir untuk menghampiri rumah bocah tersebut

Tak lama

Motor gracia terparkir di depan pagar rumah shani

Turun dan langsung menuju depan pintu rumah

Gracia mengetuk pintu yang berbahan kayu jati tersebut

'Ceklek'

Tampak mamanya shani keluar

"Kakak fotografer ya" celetuk mama shani

"Iya tante, shaninya ada?" Sahut gracia sambil tersenyum

"Gda pulang tu anak dari kemarin, kayaknya main ma feno " ucap mamanya sedikit tampak emosi

"Oh iya tante, kalo gitu saya pamit balik aja"

"Eh, jangan.. tunggu aja di dalam " ucap mama shani cepat

"Eh, saya balik aja tante"

"Gk, ayo masuk dulu tante bikinin minum" paksa mama shani menarik tangan gracia masuk ke dalam rumah

Terpaksa masuk gracia menahan senyuman tidak enaknya

"Tunggu di kamar shani aja ayo tante anter" ucap mamanya menaiki anakan tangga menuju kamar shani

Membukakan pintu dan menyuruh gracia masuk

"Tunggu disini, paling gk lama tu anak balik, tante bikinin minum dulu ya" ucap mama shani lalu berlalu meninggalkan gracia sendiri

Gracia tampak mengangguk angguk patuh, lalu beranjak berkeliling melihati kamar si bocah nakal yang jujur saja ia selalu rindukan

Ada sedikit getaran d hatinya setiap kali sesuatu apapun yang berhubungan dengan shani

Tangan gracia bergerak mengambil beberapa buku tulis di atas meja belajar shani

Iseng Membuka lembar demi lembar

Kening gracia tampak mengkerut dan senyum simpul tampak di wajahnya

"Heran, dia nakal tapi nilai pelajarannya  bagus semua" monolog gracia



'TAP TAP TAP' Suara langkah kaki cepat di luar kamar



'Ceklek'

"Kak Gre?!"



Gracia menoleh dan tampak shani di ambang pintu sedikit berkeringat dengan seragam sekolah yang tampak acak-acakan

"Hai" sapa gracia tersenyum manis

Namun seseorang yang berada di balik punggung shani membuat luntur senyuman gracia

Gadis yang baru datang menghampiri shani dan memeluk lengan shani posesif














Next.

sesuatu di Jogja (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang