....
Kereta api berjalan menyusuri rel
Hawa panas ibu kota sedikit berubah saat waktu membawa nya menjauh dari titik awal keberangkatan
Tinggi bangunan seraya berganti dengan tanah lapang sesekali hijau sesekali rumah rumah yang berjarak berjauhan
Deras hujan menggantikan terik matahari yang seolah tak ingin di tinggal beranjak
Gracia
Wanita manis menautkan jemarinya di atas tas ransel yang di pangkunya
Duduk dengan cemas sesekali tampak mengigit jarinya
Memejamkan matanya mencoba meyakinkan hatinya
"Hidup hanya sekali gracia, cobalah menikmati dan jalani dengan pilihanmu"
"Hidup mu adalah milikmu gracia, bukan milik orang tuamu"
Berulang kali gracia merapalkan kalimat tersebut di sepanjang perjalanannya
"Seandainya pilihanku salah, apa aku masih bisa kembali mah?" Lirih gracia menatap pepohonan yang seakan berlari di balik jendela kereta api .
Kereta berhenti di sebelah barat jalan poros keraton dan tugu pal putih jogja
Gracia turun sambil menyikut tas ranselnya
Tangannya bergerak menscrol layar hpnya mencari hotel terdekat
"Apa naik grab aja ya " fikir gracia
Namun , seolah memiliki ide cemerlang
Gracia kembali menscrol layar hpnya
'Dealer motor terdekat'
"Mending gue beli motor kali" monolog gracia
Kunci motor baru sudah berada di saku celananya
Gracia yang sudah berada di hotel memeriksa tabungannya di hpnya
"Hmm cukup lah cukup, untung gue rajin nabung" monolognya melihat isi saldo masih berada di deret 3 digit di depan
Layar hp yang sudah sepi dari notip karena ia sudah mengganti kartunya dengan kartu baru dan juga mengganti hpnya agar tidak terdeteksi oleh orang tuanya
Ya, gracia kabur dari apartemen frans
Nmaun sebelum ia pergi, gracia sempat mengirim pesan pada mamahnya agar tidak khawatir
Gracia hanya ingin libur sejenak dari istri frans
Entahlah, jogja menjadi tujuannya melepaskan jenuhnya.
Gracia memarkirkan motor maticnya di halaman sekolah shani
Mondar mandir di depan gerbang, ia bingung apa yang akan ia katakan kelak jika bertemu shani
Tampak para siswa siswi berumbunan keluar gerbang, jam menunjukan waktunya mereka pulang sekolah
Namun gracia tak sekalipun melihat shani ataupun feno
Hingga jam menunjukan pukul 4 sore ia masih tidak melihat 2 bocah nakal tersebut
"Nyesal gue hapus nomer lu shan, ck mana anin di hubungi gk nyambung-nyambung" gerutu gracia yang sudah bersiap di atas motornya untuk pulang kembali ke hotel.
Saat jalan menuju hotel, gracia membanting stang motornya menuju arah rumah shani
Berfikir untuk menghampiri rumah bocah tersebut
Tak lama
Motor gracia terparkir di depan pagar rumah shani
Turun dan langsung menuju depan pintu rumah
Gracia mengetuk pintu yang berbahan kayu jati tersebut
'Ceklek'
Tampak mamanya shani keluar
"Kakak fotografer ya" celetuk mama shani
"Iya tante, shaninya ada?" Sahut gracia sambil tersenyum
"Gda pulang tu anak dari kemarin, kayaknya main ma feno " ucap mamanya sedikit tampak emosi
"Oh iya tante, kalo gitu saya pamit balik aja"
"Eh, jangan.. tunggu aja di dalam " ucap mama shani cepat
"Eh, saya balik aja tante"
"Gk, ayo masuk dulu tante bikinin minum" paksa mama shani menarik tangan gracia masuk ke dalam rumah
Terpaksa masuk gracia menahan senyuman tidak enaknya
"Tunggu di kamar shani aja ayo tante anter" ucap mamanya menaiki anakan tangga menuju kamar shani
Membukakan pintu dan menyuruh gracia masuk
"Tunggu disini, paling gk lama tu anak balik, tante bikinin minum dulu ya" ucap mama shani lalu berlalu meninggalkan gracia sendiri
Gracia tampak mengangguk angguk patuh, lalu beranjak berkeliling melihati kamar si bocah nakal yang jujur saja ia selalu rindukan
Ada sedikit getaran d hatinya setiap kali sesuatu apapun yang berhubungan dengan shani
Tangan gracia bergerak mengambil beberapa buku tulis di atas meja belajar shani
Iseng Membuka lembar demi lembar
Kening gracia tampak mengkerut dan senyum simpul tampak di wajahnya
"Heran, dia nakal tapi nilai pelajarannya bagus semua" monolog gracia
'TAP TAP TAP' Suara langkah kaki cepat di luar kamar
'Ceklek'
"Kak Gre?!"
Gracia menoleh dan tampak shani di ambang pintu sedikit berkeringat dengan seragam sekolah yang tampak acak-acakan
"Hai" sapa gracia tersenyum manis
Namun seseorang yang berada di balik punggung shani membuat luntur senyuman gracia
Gadis yang baru datang menghampiri shani dan memeluk lengan shani posesif
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya