8

3.7K 286 9
                                    














"Lo mau ajak gue kamana dah shan" cemberut feno, cowok tengil bertubuh pendek itu sesekali menguap duduk dengan terpaksa masih dengan piyama minion melekat di tubuhnya

"ikut saja, gue gk mau masuk angin sendirian" ketus shani masih mengarahkan vesvanya melaju membelah kota dengan sejuta keistimewaan itu

"ck, lu culik gue jam 1 malam lewat anjir"

"ya kan besok libur, bawel lu"

"ck' hanya berdecak feno menepuk pundak shani agar berhenti di depan warung kelontong

"Minta 5 ribu shan" celetuk feno saat baru saja turun sesaat setelah shani menghentikan motornya

shani merogoh saku celananya, dan memberikan lembar 10 ribu

"sisa jajan gue tadi pagi, beli ketengan lu?" tanya shani menyodorkan uang

manampilkan senyum 5 jari, feno mengangguk lalu berjalan cepat menuju warung meninggalkan shani yang menunggunya di atas motornya




































"sssssttt... fuhh.... " suara sisitan dari mulut feno, asap tipis pun mengambang di udara

"slurppp" suara sisitan kopi panas dari mulut shani

"Apa hal yang membosankan jika di sampingmu ada sebatang tembakau yang sudah di linting dan cairan hitam dengan asap yang menyeruak keluar"

tutur shani menatap kosong uap kopi yang sudah membias

"apa yang lebih pahit, jika sebatang kecil dengan ratusan zat kimia aktiv berbahaya labih banyak di sukai dan di beli dari diri yang sering kali marasa tidak ada harganya di mata mahluk yang sama, ataukah kurang nya gula dalam cairan kopimu"

balas tutur feno yang ikut menatap kosong sebatang rokok di tangannya



mereka duduk lesehan di terotoar jalan yang biasa di jadikan mereka tempat nongkrong sambil bersahut-sahutan merangkai kata-kata aneh yang hanya mereka berdua yang memahaminya.


"Tumben, kita gk ngumpul sama anak vesva" celetuk feno

"lagi ingin sendiri" balas shani sambil menghembuskan rokoknya

"ingin sendiri napa lu ajak gue?" heran feno

"ck, kapan memang gue jalan gk sama lo!"

"ambigu lu"

"lu yang banyak tanya"

"lha , lu yang gaje"

'Srekk'

shani merampas batang rokok dari tangan feno

"jangan isep, ini beli pakai duit gue, sana lu pulang!" usir shani

"anjir shan, becanda doang.. ehek" balas feno kembali mengambil batang rokoknya

"sensi amat bund, lagi dapet lu" sindir feno

"Iya, kalo gue dapet memang napa?, mau gue tempelin pembalut mulutya?" kesal shani

"mana? sini tempelin ini tempelin!" feno menantang dengan memajukan bibirnya

"Oh.. lu kira gue takut?!" shani beranjak hendak berdiri agak maju tubuhnya


tiba-tiba



'BRUK'



'CUP'




Anin datang di iringi gracia di belakangnya, mendorong tubuh shani hingga mulutnya dan mulut feno menempel

'Jepret'

gracia tak tinggal diam untuk tak mengabadikan momen mereka yang tampak berciuman

"AHAHAHAAAAAA......" Tawa panjang anin

'Jepret jepret jepret'

"ahahaaaaaa...." tawa gracia menyusul setelah kembali memotret shani yang tampak kaget

"SHANEEEEEEEEEEE!!!!"

Teriak feno menggelegar sambil mengelap mulutnya bekas di tempeli shani

"KAK ANIIINNNN!!!" teriak shani kesal sambil membasuh mulutnya sendiri dengan kopi hangat di gelasnya



























"Jadi bagaimana rasa bibirnya shani fen?" celetuk anin yang sudah ikut bergabung dengan anin dan feno, duduk melingkar di terotoar bersama gracia

"Apaan sih kak?!, kebiasaan dah, untung tua, kalo gk dah ku tabok!" ketus shani

"hahahaaaaa" tawa gracia lepas seakan lupa jika beberapa jam yang lalu ia sedang nangis kejer

"gue tanya feno ya, kalo lo shan, bagaimana rasanya cium pipi gre?" kembali tanya anin

"Hah?" tanya kaget shani yang gk ngerti anin malah bahas tragedi kemarin dengan gracia

"Apaan sih lu nin, gaje lu" ketus gracia

"lha, kan gue tanya shani kok lu nyebat kek ikan"

"Gk denger gue masih kecil" celetuk feno menutup kedua telinganya dengan raut wajah datar yang sulit di artikan

"gk tanya lo juga fen!" ketus anin

sejenak gracia menatap raut wajah feno yang seketika berubah, dan mengalihkan menatap shani yang seperti kemerahan

'Deg'

ada perasaan gelenyir aneh setiap kali gracia menatap wajah shani

apa lagi wajah shani yang sedang salting, sangat jauh berbeda

sejenak gracia bisa menilai, seakan si bocah nakal namun cantik itu memiliki dua keperibadian

entah lah

pemikiran seorang fotografer memang se ambigu itu.


'ekhm.' dehem shani memecah suasana

"kalian ngapain disini?" celetuk shani

"ada yang lagi galau, jadi gue ajak keliling, gk sengaja ketemu bocah pacaran, ya sekalian gangguin" sahut anin

"KAMI GK PACARAN YA, TOLONG!!" celetuk tegas feno

"YA KALI GUE MAU PACARAN MA BANCI KEK LO!" sindir shani

"Sudah sudah, hubungan percintaan memang sesering itu berantem ya?" kembali goda anin

"KAK ANINNNNN!! CUKUP!" teriak shani dan feno bersamaan

gracia kembali tertawa, entahlah..










seterhibur itu ia malam ini, atau seterhibur itu ia bertemu shani.













next.

sesuatu di Jogja (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang