6

4K 300 16
                                    








Di kelas,

Shani melamun sambil menopangkan dagunya di atas tumpuan tangannya

"Sudut pandang yang berbeda"

celetuk nya sambil merebahkan kepalanya di atas meja dengan pandangan kosong, entah apa yang baru saja di fikirkannya

"SHANI!, JANGAN MELAMUN.., KUMPULKAN TUGAS ULANGAN MU!" Teriak guru di depan kelas

Shani yang merasa terpanggil reflek berdiri

"Eh?" Tanya cengo shani yang tidak mendengar jelas perintah gurunya

"Kumpulin kertas ulangan lu weh," timpal feno yang duduk di samping shani

"Ck" sedikit berdecak, tangannya meraih selembar jawaban ulangannya dan di bawa maju menuju meja gurunya

"Sudah selesai semua?!" Tanya gurunya sambil memeriksa lembar jawaban shani

"Iya " jawab singkat shani, dan beralih kembali menuju meja nya

"Kamu itu anak nakal shani, tapi bersukurlah memiliki otak pintar, jawabanmu benar semua. Andai kamu tidak pintar, mungkin sekolah sudah ngeluarin kamu" celetuk gurunya masih memperhatikan lembar jawabannya

"Pintar di sekolah tidak menjamin kesuksean di masa depan pak, saya tidak pernah belajar di rumah, mungkin itu hanya hoki" jawab acuh shani saat sudah duduk di kursinya

Feno menatap shani jengah, prihal ia sama bengal nya dengan shani namun tidak sehoki shani yang memiliki otak yang encer

Guru di depan pun hanya bisa menggeleng dan kembali acuh menunggu murid lain satu persatu mengumpulkan lembar jawaban mereka





















Di lain tempat

"Sudah semua?" tanya gracia pada semua crew

"beres gre, tinggal editing, besok lusa eventnya di mulai jam 4 sore, kita keknya harus standby di sana jam 3 an" balas Aldo sambil memberseskan beberapa perlengkapan pemotretan

gracia mengangguk pasti

"semoga lancar, besok even pertama gue, biasanya gue motret lo mulu nin, besok artis ibu kota akan terkunci di lensa kamera gue." celetuk gracia

"hedeh gre, ntaran juga lo rebutan motoin gue, belum aja neh waktunya gue bersinar" sinis anin

"hahahaa,,, becanda nin"

anin hanya membalas dengan wajah sebal sambil melepas beberapa atribut aksesoris dari pemotretan mereka tadi























.

.

.

berjalan dengan langkah lelahnya, gracia masuk menuju kamarnya setelah meletakan beberapa tas perlengkapan pemotretan tadi

matanya tertuju pada kamera kesayangannya yang tergeletak di atas meja riasnya , kamera yang kemarin lusa di kembalikan shani

tangannya terangkat mengambil kamera tersebut sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur

membuka sarungnya dan mulai menyalakan kameranya

gracia mulai melihat galeri di kamera tersebut menscrolnya satu per satu

Mengkerutkan keningnya saat melihat beberapa jepretan yang bukan berasal dari tangannya

Mengkerutkan keningnya saat melihat beberapa jepretan yang bukan berasal dari tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ninggalin jejak ya bund" celetuk gracia sendiri melihat galeri kameranya

Kembali memencet tmbol gulir
Gracia terbelalak

Kembali memencet tmbol gulirGracia terbelalak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kaget, penuh muka" dumel gracia sendiri

Sesaat gracia menampilkan senyum tipis yang sama, seakan menular

"Cantik" celetuknya lagi tanpa sadar


"APANYA YANG CANTIK?!"

Celetuk anin yang tiba-tiba masuk kamar mengagetkan gracia

"Kaget nin"  gracia memegangi dadanya

"Lo liatin foto bocah nakal itu ya.. hahahaaa... Ketahuan gue lo" sindir anin ikut memperhatikan layar kamera gracia

"Ck, brisik lu gue ganti model ntar!" Ancam gracia

"Santai gre, eh, besok kan minggu kita free, keliling yuk ajak tu bocah"

"Ngapain?" 

"Elah, bilang aja seneng lu," celetuk anin sambil mengambil hp di sakunya

Menggulir kontak di layar hpnya, anin memencet tombol vc pada kontak tersebut

Gracia menatap heran

Anin mberi kode dengan telunjuk di ujung bibirnya sendiri agar gracia diem

"Halo" sapa anin saat vc nya terangkat

"Kenapa kak?" Suara seseorang di sebrang sambungan vc anin

Gracia kaget mendengar suara tersebut

"Hah?, Shani?!, Dapet dari mana lu nomernya?" Ucap gracia tersentak

"Aku ndiri yang kasih kak anin nomer, emang kenapa si?" Sahut shani yang mendengar dan melihat percakapan anin dan gracia dari layar hpnya

"Besok ajakin kami keliling dong shan, bingung mau kemana kan ini kampung lo" celetuk anin menatap wajah shani di layar hpnya

Tampak shani mengerutkan keningnya

"gue mager kalo siang, kalo keluyur malem-malem ayok" sahut shani

"Emang napa ?" Tanya anin

"Gue kan keliling pake motor, ntar gue item" acuh shani

Gracia mendengarnya sesekali ingin tertawa lucu

Namun sedikit jengah juga

"Udah putih lu , gk bakal item percaya gue!" Celetuk gracia

"Kak gre muji aku?" Balas shani

Sesaat gracia salting

"Dah lah, besok temani kita , biar kami yang jemput lu ., Ntar kita teraktir deh lu mau apa aja" timpal anin

"Beneran loh," tekan shani

"Ia, aman kak gre lo ini , sultan" Sahut anin

Gracia menatap jengah anin  dan merampas hp anin lalu memutuskan sam ungan vc mereka

"Jual gue lu nin" celetuk gracia

"Hahahaa... Kan duit lu emang banyak gre hahahaa..." Acuh anin beranjak berlalu menuju kamar mandi

Gracia hanya menatap punggung anin jengkel lalu kembali menatap layar kameranya

Masih terpampang foto shani di sana








"Gue gk tau, lo bocah kayak memiliki daya tarik tersendiri"









Next.

sesuatu di Jogja (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang