3 bulan berlalu
seorang gadis berbaring di atas kursi taman
di bawah rindangnya pohon, angin sesekali bertiup ringan ke arahnya dan sedikit menyibak helaian rambutnya
sebelah tangannya ia angkat ke atas,
menatap langit dan telapak tangannya secara bergantianliuk garis garis di tangannya dengan serius ia pandangi
"biasa saja" celetuknya setelah menghela sedikit nafas dan menghembuskannya
meletakan kedua tangannya sebagai bantal di kepalanya, kembali ia menatap langit
"sebenarnya apa dulu perjanjian ku dengan mu tuhan Sampe aku dengan percaya dirinya ingin terlahir di dunia ini?" gumamnya pelan
ia kembali menoleh ke samping, menghadap sandaran kursi
menggigit ujung kuku ibu jarinya
"apa jangan jangan dulu sebelum di lahirin aku di kasih pilihan sama malaikat,
aku mau hidup dengan perjalanan hidup se 'thriller' ini sebagai manusia,
atau hidup tenang damai tinggal makan tidur Namun terlahir sebagai Babi?" gumamnya lagi
sekarang ia mengambil posisi terlentang dengan memejamkan mata mencoba mencari jawaban di kepalanya
"Shani, ayo jadwalnya terapi" suara celetukan terdengar di telinganya
pelan membuka kelopak mata, sosok wanita cantik berseragam kesehatan tepat berada di hadapannya
"oke" sahut shani singkat sambil perlahan bangkit dari kegiatan tidur-tidurannya di kursi taman halaman rumah sakit rehabilitas
bangkit dan berjalan lebih dulu, langkah pastinya mengarah menuju ruangan terapi.
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya