5 bulan berlalu...
Shania gracia, si fotografer cantik tersebut sudah berstatus istri orang
tinggal di sebuah apartemen mewah, gracia tampak duduk sambil terangguk-angguk menahan kantuknya menunggu sang suami pulang
di atas meja makan, sudah berjijir makanan yang sudah ia siapkan sendiri, karena frans suaminya tersebut tidak menyukai kehadiran orang di rumahnya termasuk ia tidak menyukai adanya asisten rumah tangga
gracia yang awalnya menolak untuk melakukan pekerjaan rumah tangga ahirnya luluh sebagai bentuk penghormatannya pada sang suami
mulai ia belajar memasak, untungnya frans tidak menolak saat gracia tidak mau mencuci dan memilih melaundri pakaian mereka
kehidupan yang mirip dengan ekspetasinya jika menikah
hanya bertahan 1 bulan pertama ia di perbolehkan frans masih bekerja, selebihnya fran meminta gracia berhenti bekerja dan lebih baik istirahat saja di rumah
sama seperti kehidupan mamanya, yang hanya di rumah , shoping mall, dan liburan menghabiskan uang ayahnya
kehidupan yang tampak menyenangkan namun tidak bagi gracia
ia persis seperti ayahnya
lebih menyukai bekerja dan hidup atas usahanya sendiri
jenuh, gracia sangat jenuh
4 bulan berdiam tanpa bekerja membuatnya kadang benci jika melihat frans
tak sedikit perasaannya ingin kembali pada masa lajangnya.
jam menunjukkan pukul 09;00 malam
lama menunggu , gracia ketiduran di kursi sambil menyangga kepalanya dengan lipatan tangannya di atas meja makan
terasa ada tangan yang mengelus rambutnya
mencoba membuka mata gracia meraih tangan seseorang yang di kepalanya
"Shani?!" celetuk gracia saat ia membuka matanya
"Kok kamu bisa disini?, aku kangen" lirih gracia sambil memeluk pinggang orang tersebut, menenggelamkan kepalanya di perut
"hiks.. aku jenuh shan.. aku rindu kita di Jogja, aku rindu kamu dengan segala kesederhanaanmu" kembali gracia berucap
"Gege?"
gracia seketika membuka kembali matanya seraya mengusap kasar
"Hah?, mamah?, kok??" heran gracia, yang dikiranya shani ternyata adalah sosok wanita yang melahirkannya
mamahnya kembali mengelus rambut gracia sambil tersenyum
"kamu abis mimpi sayang?, kok tiduran disini?" tanya mamanya
gracia menegakan duduknya
"maaf mah, eh kok mamah malam-malam ke apartemen gre?, frans mana?" tanya gracia heran
"tadi frans telpon mama katanya dia lembur, dia juga bilang sudah hubungin hp kamu tapi gk di angkat-angkat, mama hawatir sama anak mamah " tutur pelan mamahnya
gracia tampak mengangguk-anggukan kepalanya sambil memasang wajah jenuh
"gre?, kamu bahagia nikah sama frans?" tanya pelan mamahnya
"hm.. hmm.. seperti yang mamah liat?" acuh gracia
"pernikahan memang terkadang ada sisi jenuh, kadang kita bosan, tapi percaya sama mamah, itu hanya berlangsung di awal pernikahan sayang, lama-lama juga akan terbiasa" tutur mamahnya
gracia tampak menarik nafas panjang, sedikit sangkal ketika membahas pernikahan, mamahnya selalu saja membela frans
"hm iya mah iya" jawab gracia mencoba patuh
"ayo makan dulu, kamu pasti belum makan " ucap mamanya melihat masakan di atas meja makan seakan belum tersentuh
"iya mah" patuh gracia mengambil piring dan mulai mengsinya dengan nasi dan lauk.
pagi harinya.
"dari mana semalam?" ketus gracia saat mendapati frans yang baru saja hendak masuk kamar
"maaf sayang, aku ke capean , meeting selesai hampir tengah malam, aku tidur di kantor" ucap frans memasang wajah bersalah sambil melepas kemeja dan sepatunya
"ck" gracia hanya berdecak kesal dan berlalu kembali baringan di kasurnya
"kok tidur sayang, boleh minta bikinin aku kopi " pinta frans yang beranjak mengambil handuk untuk mandi
gracia tampak perlahan bangkit dan turun kembali dari kasurnya berlalu menuju dapur tanpa menoleh ke arah frans
"makasih sayang" ucap frans memasang wajah tersenyum
"masak nasi goreng lagi?" celetuk frans saat melihat gracia memasukan nasi ke dalam wajan di dapur
"kenapa?, bosen?" celetuk gracia
"gre?" panggil frans dengan nada datar, ia paling tidak suka jika gracia ngomong meninggi
gracia hanya acuh masih memasak nasi gorengnya
"aku gk sarapan, aku berangkat kerja dulu" ucap datar frans berpaling
"Terserah." Acuh gracia tanpa memandang frans
"Gracia" tekan frans menghampiri gracia
"Apa?"
"Aku suamimu gre, gk seharusnya kamu bersikap gk sopan!"
"Ini yang paling tidak aku sukai dalam pernikahan, dimana seorang lelaki harus selalu berada di titik puncak penghormatan"
"Itu sudah kewajiban kamu sebagai istri"
'BRAK'
Gracia membanting spatula di atas wajan lalu mematikan kompornya
Menolehkan wajahnya menatap frans
"Jika aku tak memikirkan orang tuaku frans, mungkin aku tidak menyetujui pertunangan kita dari awal" datar gracia beranjak berlalu meninggalkan frans
"APA YANG KAMU CARI LAGI GRE?!, KITA SUDAH TUMBUH DEWASA BERSAMA, BUKANKAH AKU SUDAH MAPAN DAN SETIA SAMA KAMU!" Ucap frans bernada tinggi
Gracia menghentikan langkahnya sejenak menoleh kebelakang
"Aku tidak mencintaimu frans, mungkin itu sebabnya aku jenuh menjadi istrimu"
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya