Lanjut.
"kak gre, restonya tutup"
"lu sih kelamaan, malah ke enakan"
"kak gre sih menggoda"
"lu sih lemah"
"iya iya aku salah"
gracia menatap shani jengah
gracia sejenak melihat kembali penampilannya sendiri
gaun hitam elegannya yang indah sudah berganti kaos polos pilihan shani
sepatu highheels nya juga sudah berubah menjadi sendal selop
menggelengkan kepalanya sendiri
"kok gue mau-mau saja nurutin bocah kek lu" celetuk gracia tak percaya sendiri
"hah?, kenapa kak gre" tanya shani
"gk, lupain."
shani tampak mengangguk
"ayo jalan kak gre"
gracia kembali naik ke atas motor shani
"jadi kemana kita?" tanya gracia sesaat setelah shani menjalankan motornya
"staycations di hotel" celetuk shani
'Srekk'
gracia mencubit pinggang shani"ini bocah ya, mesum mulu!" ketus gracia
"Awshh.. becada kak gre" ringis shani
"keliling-keliling saja kak" kembali ucap shani
"hmm terserah " balas gracia melingkarkan tangannya di pinggang ramping shani
sejenak gracia menyandarkan kepalanya di pundak gadis Jogja tersebut
"Nyender adalah passion ya kak?" celetuk shani
"gue masih lemas shani, lu lupa kita habis apa sebelum jalan?" lirih pelan gracia
"ia kak, maaf " balas shani sedikit salah tingkah
menghentikan motornya di samping gerobak sate pinggir jalan
shani sedikit mengelus tangan gracia yang masih melingkar di perutnya
"kita makan disini saja yuk kak"
gracia mengangkan kepalanya menatap gerobak sate
"boleh juga" balas gracia perlahan turun dari motor shani
"budhe, satenya 2 porsi ya, minumnya teh hangat 2 juga" ucap shani setelah mendudukan dirinya di kursi samping gracia
shani memainkan tangan gracia meraba setiap inci buku-bukunya sembari menunggu pesanannya datang
"kak gre gk bawa kamera?" tanya shani
"gk, ribet.. jalannya naik motor sih, berat bawa sana sini" celetuk gracia
"maaf" lirih shani merasa bersalah
"eh?" kaget gracia
"kak gre capek ya aku ajakin jalanya pakai motor mulu"
"gk kok, gue seneng, mumpung disini kapan lagi gue bemotoran" sahut gracia
"ehmm, shan, gue boleh tanya ?" celetuk gracia
"tanya apa?"
"hubungan lu sama yesica tamara sebenarnya apa?" tanya gracia, sebab beberapa kali shani kedapatan sedang bertelponan dengan model cantik tersebut
"kak?" panggil shani menatap dalam mata gracia
gracia membalah menatap mata shani
"bukankah malam waktu kita......" ucapan shani memelan, ia bingung mengucapkannya
"ia malam lo gituin gue?" celetuk gracia to the poin
shani meringis memasang wajah tidak enaknya
"ia, bukan kah malam itu kita sudah sepakat tidak membahas masalah apapun yang sejenak ingin kita lupakan" tutur pelan shani sambil menggenggam tangan gracia
gracia mengangguk sejenak, namun rona di wajah nya tidak bisa menutupi rasa penasarannya
ada perasan kesal setiap kali ia melihat shani berbincang dengan model cantik tersebut via telpon
shani menatap lembut gracia
"kak gre, kita cukup nikmati waktu bersama tanpa memikirkan hal lainnya" ucap shani sambil menggenggam tangan gracia
gracia tersenyum simpul
shani selalu memiliki cara untuk menenangkan gelisahnya
namun, gelisah karena apa?
ini tidak lagi soal permasalahannya yang ingin ia lupakan di Jakarta
namun soal hati yang kadang meredup lalu kembali cerah jika berkaitan dengan sosok bocah cadel di hadapannya ini
sedikit mengerutkan keningnya, gracia menatap shani yang sedang menyambut piring pesanannya dari budhe penjual
tampak shani tersenyum manis dan ramah pada bukdhe tersebut
mengobrol dengan bahasa daerah yang tidak di mengerti gracia
gracia ikut menynggingkan senyumannya
"senyam senyum, memang kak gre ngerti aku ngomong apa?" celetuk shani yang menaruh seporsi sate di hadapan gracia
" ngerti kok"
"apa?"
"lu manis kalo tersenyum" ucap gracia menggodanya
"buaya ibu kota ya sok ngegombal" acuh shani meminum tehnya
sedikit memalingkan wajahnya, shani berusaha menahan saltingnya menjauhkan wajah panasnya, yang mungkin sudah memerah sekarang
"hahaha lucu" celetuk gracia menggeleng, dan mulai memakan satenya
"kak gre" panggil shani menunduk lucu
"apa dek cani"
shani tampak mengulum senyumannya
"kak gre nginep rumah aku yuk malam ini" ajak shani malu-malu
gracia menatap datar ke arah shani
"ini saja masi sakit shan"
shani memajukan bibir bawahnya, memasang wajah cemberut
"janji gk 'main' " celetuk shani
"besok gue kerja bagaimana?"
"besok bareng aku berangkat sekolah, anterin dulu kak gre pulang" ucap shani dengan wajah memohon
"hmm.. " balas gracia
"Quality time banget sih kak gre" puji shani
"inget , kita pulang langsung tidur" tekan gracia
"desah dikit boleh?" - Shani
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya