..
waktu terus berjalan
beberapa bulan telah terlewati
gadis cantik berlesung pipi kini duduk di ruang tunggu lembaga permasyarakatan
tak lama orang yang ia tunggu muncul dengan senyum merekah di wajahnya
"Shan, gue kira frans bohong kalo lo yang bakal jemput gue" ucapnya sambil berlari memeluk shani
"Lepas cuk, sesek gue"
"gue kira gue bakal seumur hidup di tempat ini, sukurnya gue masih bawah umur jadi di ringanin, he he he"
"buru dah balik, barang barang lo sudah semua , gk ada yang ketinggalan fen?"
feno tampak menggeleng pasti
"ya sudah yok balik" ucap shani membantu feno sahabat tengilnya tersebut yang baru saja mengahiri masa hukumannya dan kembali menghirup udara bebas
.
di parkiran, feno tampak mengangkat alisnya ketika shani membuka pintu sebuah mobil dan meletakan barang feno di dalamnya
"motor lo mana?" tanya nya
"masuk saja, lambat gue tinggal lo" jengah shani yang lebih dulu masuk dan duduk di kursi depan sambil mulai menstarter mobil nya
feno pun masuk ke kursi penumpang depan dengan wajah yang heran
"Kok lo pakai mobil sih!" ketus feno tidak suka
"fen, kita sudah bukan anak-anak lagi, berhenti bermain-main, lagian barang lo banyak, bagaimana kita bawa pakai motor?"
feno seketika menatap penampilan shani yang kembali membuatnya heran
meneliti dari ujung kaki ke ujung kepala
" Lo kemejaan, tumben bener"
"pakai sepatu lagi, biasa juga sendal selop, Mana wangi lagi , rambut rapi biasanya juga jarang sisiran"
rentetan pertanyaan feno yang membuat shani memutar bola matanya jengah
shani mendadak menginjak rem mobil dan memarkirkan di sisi jalan
"BERHENTI BERSIKAP SEOLAH TIDAK TERJADI APA-APA FENO!" Pekik shani yang sudah tak tahan dengan sikap tidak bersalah feno
"m-maaf" ucap feno sedikit tercekat, kembali bayang masalalu berputar di kepalanya
"gw tidak butuh kata maaf lo, tapi berhenti terobsesi sama gw dan alm.chika, kita bersahabat seperti biasa dan gw sudah lupakan kejadian masa lalu, nyokap gw sudah gk ada , begitu pun chika, gw gk punya siapa-siapa selain lo fen, lo sudah gw anggap sodara gue!, jadi tolong kita sama-sama perbaiki masa depan kita" tutur shani panjang lebar yang kembali menginjak gas mobilnya untuk melanjutkan perjalanan
feno tampak terdiam dengan wajah merah, sungguh, ia tidak menyangka jika chika benar-benar tewas, seingatnya chika hanya pingsan saat ia pukul karena chika hendak menusuk perut gracia, dan shani bukankah saat itu shani cepat mengambil pisau di tangan chika yang seingatnya juga gracia ketika sadar sudah menangis menganggap jika shani lah yang ingin menusuk perutnya .
feno menangis, sesegukan
" j-jadi tuduhan di pengadilan selama ini bener shan hiks .. g-gue bunuh chika hiks.. gue kira gue hanya di tipu"
"3 tahun lo di penjara tapi lo gak tau bahwa chika beneran meninggal di tangan lo fen?, Apa frans juga gk ngasih tau lo?" kaget shani
"hiks.. g-gue gk tau shani, frans gk pernah cerita tentang chika juga tentang lo, dan lo tau sebegitu sayang gue sama dia, gue dan chika sama-sama dalam keadaan mabuk setengah sadar, untung gue masih mampu ngendarain motor malam itu, gue nyesel keperangkap omongan chika jika ia hanya ingin berbicara sama gracia, gue sama sekali gk tau rencana chika malam itu"
sekilas shani menatap feno yang sangat menyesali kejadian beberapa tahun silam
"sudah fen, kita lupain semuanya, gw juga sudah sembuh dari trauma, saatnya kita jalani hidup normal" kembali shani masih fokus mengendarai mobilnya kedepan
"apa rencana lo?," tanya feno
"Gw datang ke rumah ortu lu, tapi mereka udah gk anggap lo anaknya lagi setelah kejadian ini, gw juga gk di bolehin ke tempat lo"
Tampak feno hanya terdiam, pantas saja batinnya kedua orang tuanya tak pernah mengunjunginya
"Lo ikut gue ke jakarta, lo kuliah, gue yang kerja" lanjut shani
Feno menatap tak percaya
"Gue gk mau, gue ikut lu kerja" tepisnya
"Lo bisa apa hah?, Modelan kek lo mau ngerjain apa?, Lo mau mulung sampah?!" Sarkas shani
Feno terdiam
"Lo kuliah aja, gue abis jual motor sama vila, gw bawa uang banyak, modal usaha di sana, di sini terlalu buruk masyarakat sini kenal gue sama lo sebagai pembunuh, kita gk bakal sukses di kota ini"
"Ok, jadi kapan kita berangkat?"
"Sekarang!"
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya