'Terkadang Kita tidak pernah membenci pertemuan, namun benci pada kenyamanan'
Duduk sambil memeluk erat perut shani dari belakang
Gracia sesekali menyandarkan kepalanya pada punggung tegap gadis jogja yang memiliki lesung pipi serta cadel ketika ia berbicara
Angin malam terasa dingin kala meniup kencang tubuh mungil gracia yang untungnya sudah di pinjamkan shani jaketnya
Sesekali matanya menatap lampu-lampu remang jalanan
"Shan" Panggil gracia
"Kenapa?" Sahut shani yang fokus mengendarai motornya
"Salah gk, selama berada di sini gue lupa tentang identitas siapa gue di jakarta"
"Maksudnya?" Tanya shani
"Di sini di jogja, gue bener-bener mau jadi diri gue sendiri, terlupa akan ikatan atau beban berat yang selama ini gue pikul" balas lirih gracia
"Boleh" balas shani santai
Gracia tersenyum simpul
"Andai semudah itu" celetuk gracia
"Jelasin bagian mananya yang sulit?"
Gracia kembali terdiam
"Bukan kah semua orang menjalani kehidupan dalam kepura-puraan?" Kembali tutur shani
"Lu bener, Setidaknya sisa waktu 2 minggu lebih disini gue pengen benar-benar menikmati waktu se seneng-senengnya gue"
"Apa jika kak gre balik k jakarta, juga akan kembali pada kehidupan kak gre yang dulu, dan melupakan yang terjadi disini?" Tanya shani
Gracia terdiam sejenak
"Gue gk tau shan, setidaknya sekali seumur hidup , gue pengen merasa berhak atas hidup gue, sebelum menjalani hidup atas milik orang lain" jawab gracia
Sedkit mengerutkan kening, shani mencerna tutur gracia dari awal tadi
Dan ia faham sekarang
Shani membelokan stang motornya memasuki jalan yang berbeda arah jalan pulang menuju camp gracia
Tak lama
Shani menghentikan sepeda motornya di sisi jalan
Mengajak Duduk gracia di terotor secara lesehan
Mereka diam sejenak sebelum kembali membuka suara
Melihat ramai orang mulai dari berjalan kaki hingga berkendara
Shani meraih sebungkus rokok di saku celananya
"Nih.., asepin dulu kak gre" celetuk shani menyerahkan sebatang rokok
Gracia menatap heran
"Lu ajarin gue nakal?" Celetuk gracia
"Bagian dari mananya merokok pasti nakal?" Celetuk shani
Gracia kembali terdiam, shani bukan type anak yang berbicara tanpa arti
"Sini aku bakarin kak" tutur shani yang menaruh sebatang rokok itu di mulut gracia
Gracia memicingkan matanya
'tas'
Menyisit dan menghembuskan ke udara
'Uhuk.. uhuk..' batuk gracia yang tidak pernah sekalipun menghisap benda tersebut
"Ck, Newbie" ketus shani
"Kaya gini kak " shani mulai mengajarkan gracia menyisit dan menikmati asap dengan baik dan benar
5 menit
10 menit
20 menit
Gracia masih belum bisa
Beberapa kali melepehkan ludahnya di jalan akibat rasa asing yang tidak enak di dalam mulutnya
"Ah, dah kak .. gk usah di lanjutkan" lesu shani mulai menyerah
Tampak gracia masih berusaha menghisap dengan menyisit
'Fuhhhhh'
Gracia menghembuskannya dengan pas
Shani terbelalak
"IYA KAK GRE, KAYAK GITU!.. LAGI-LAGI" Senang shani
Gracia tampak memainkan alisnya sambil tersenyum sombong
"Liat ya" ucap gracia
"Sssstttttttt fuhhhhhhh"
"Wehhhhh hahahaa... Enak gk kak?"
"Gk enak, tapi hmm lumayan" balas gracia
"Kok gue mau mau aja di suru bocil ngerokok " heran gracia seperti terhipnotis meng iya kan suruhan shani
"Dengan tidak sadar kak gre selangkah sudah menjadi orang lain" tutur shani
Gracia terdiam dengan menatap puntung rokok di tangannya
"Semudah ini?" Celetuk gracia
"Tapi kak gre jangan ngerokok kalo nanti dah balik k jakarta" ucap shani menatap kepulan asap rokok yang mulai membias
"Kadang kita memang tidak bisa merubah apapun, tapi kita di ijinkan tuhan memilih, meninggalkan atau belajar memperbaiki kehidupan"
Gracia menatap wajah samping shani dengan sedikit menggeleng
"Apa semua bocah jogja , bicara nya sebijak itu?" Celetuk gracia sambil terkekeh sendiri
"Jadi apa rencana kak gre kedepannya?" Celetuk shani di luar pertanyaan
"Hah?"
"Sebenarnya apa masalah kak gre di jakarta?"
Gracia diam menunduk
Shani mengalihkan pandangan menatap gracia
"Apa tentang om berambut klimis itu?"
Gracia mengangkat wajahnya mengerutkan kening
"Om?, Maksud lo frans?"
Shani mengangguk
"Dia , mungkin dalam tahun ini akan menjadi orang yang akan mengklaim gue sebagai istrinya" simpul gracia
"Oh"
"Boleh lanjut?" Ijin gracia
Shani Kembali mengangguk
"Gue kenal dia jauh mungkin hampir setengah dari umur gue, kita di jodohkan sejak masih sekolah
Gue gk pernah kenal ataupun menjalin hubungan dengan siapapun selain dia"
"Kak gre di paksa?"
Gracia menggeleng
"Gk ada kata terpaksa, mungkin gue terlalu nurut dengan arahan orang tua, gue percaya pilihan mereka pasti yang terbaik"
"Perasaan kak gre?"
"Dek shani bocah ajaib mau tahu sesuatu?" Ucap gracia berbisik tegas
"Apa?"
"Gue belum pernah jatuh cinta, jika ditanya tentang perasaan , jujur gue bingung jelasin hahahahaa" tawa gracia di ahir ucapannya
"Bohong" cela shani
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya