Awan hitam tak lagi mampu membendung air yang merengsek untuk menyembur
Suara hujan beradu dengan derasnya angin
Gadis remaja masih duduk di dalam gelapnya malam dengan badan kering yang tidak lagi tersisa di tubuhnya
Memegangi tangannya yang terus bergetar
Penyakit nya kambuh benar-benar di saat yang tidak tepat.
Hp yang berada di sakunya mungkin sudah rusak sekarang
Matanya masih terjaga namun dengan pandangan yang kosong
Lintas lintas masa lalu kembali menghantui memorynya
Kelakuan bejad ayahnya
Chika
Dan ,
'gracia'.
Secara bergantian berputar di fikirannya
Tubuh ringkih tak mampu menahan tegap nya untuk bertahan
Dan,
'Deg'
Sejenak ia merasa air hujan tak lagi membasahi tubuhnya
Namun suara rembesan masih jelas terdengar jika hujan masih turun dengan derasnya
Mencoba membuka mata
Tampak seseorang memayunginya tanpa menatap ke arahnya
Seseorang yang terlihat hawatir namun gengsi
"Kenapa masih disini?" Tanya nya sedikit judes
Shani tidak menjawab, hanya mengangkat tangannya yang terlihat thermor
Seseorang itu menggeleng kesal
"Ck, bodoh!" Umpatnya sambil menarik tangan shani yang masih bergetar agar bangkit mengikuti langkahnya
"Kak" ucap pelan shani hampir tak terdengar
"Jangan ngomong, ayo pulang!" Jawab seseorang yang adalah gracia
"K-kaki aku keram" ringis shani
Gracia memalingkan tatapannya pada kaki bocah nakal yang terendam genangan air , sendal slop nya saja hampir tak terlihat
Gracia meletakan payungnya lalu berjongkok membelakangi shani
"Ayo naik, aku gendong"
Shani terbelalak menggeleng cepat
"Gk gk, aku berat" tolaknya
"Kamu gk naik, aku bakal iket kamu di sini sampe besok!" Ancam gracia
"Gk mungkin kak gre tega ngiket aku disini" remeh shani tersenyum hangat
"Ayo naik, aku kuat" jengah gracia
Shani ahirnya nurut
Perlahan ia melingkarkan tangannya di leher kakak fotografer tersebut, gracia ikut membantu menarik kakinya yang keram
"Aws.. berat juga lu " ringis gracia saat shani sudah sempurna ia gendong di belakangnya
"Udah di bilangin sih" acuh shani
Namun gracia masih mampu melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil online yang masih menunggunya
"Kak gre hangat" celetuk shani di balik punggung gracia
"Hmm.." balas gracia berdehem.
"Aku mau ke tempat kak gre" celetuk shani saat mereka sudah berada di dalam mobil
"Kamu Pulang aja" tolak gracia sambil memegangi tangan shani yang masih kambuh
"Mama pasti hawatir lihat aku gini, lagian..." Ucap shani menggantung
"Lagian apa?!"
"Di rumah ada chika" sahut shani memelan
Gracia sejenak memejamkan matanya , hati yang terasa sedikit tercubit
Bisa di katakan 'Cemburu'
"Bukannya lebih nyaman ada yang rawat kamu"
Shani pasrah sejenak menghembuskan nafas panjangnya
"Ya.. terserah , antar aja aku pulang" ucap shani pasrah
Gracia menatap jengah
"PAK, BALIK KE HOTEL TADI AJA YA" pinta gracia pada sopir.
Di kamar hotel gracia
"Mandi, pake baju aku aja" suruh gracia sambil mengambilkan pakaiannya pada koper
Shani tampak mengangguk sambil berjalan agak kaku menuju kamar mandi
Kakinya masih sedikit keram namun lumayan bisa di gerakan
Sesekali terdengar bocah nakal tersebut menarik ingusnya
15 menit
Shani keluar dengan pakaian lengkap yang di berikan gracia
"Baju oversize gw jadi ngepas gitu di badan mu" celetuk gracia melihat shani memakai kaosnya
Shani hanya mengangguk lesu sambil berjalan mendekati gracia
"Kak dingin" lirih shani yang langsung naik di atas kasur dan bersembunyi di balik selimut tebal
"Tidur aja dulu kalo makanannya udah sampe aku bangunin" ucap gracia sambil membenarkan posisi selimut shani
"Kak aku sakit" rengek shani yang memang tampak masih pucat akibat terlalu lama berada di bawah hujan berjam-jam
Sesekali gracia menggeleng, gadis di hadapannya ini benar benar seperti memiliki 2 kepribadian
"Sapa suruh gk pulang!" Balas gracia jengkel
"Aku kesana sama kak gre, aku gk bawa uang, data internet aku abis, gimana aku pulang"
Gracia mengerutkan kening , merasa bersalah
"Kak gre kok bisa tau aku masih di sana?" Tanya shani sambil sesekali terpejam menahan kantuk
"Feeling"
"Oh"
"Kak gre?" Panggil shani
"Hmm"
"I love u" ucap shani pelan sambil terpejam
Wajah gracia memerah
Baru saja ia menangisi bocah nakal yang berada di atas tempat tidurnya ini
Berfikir jika ia mungkin tidak akan melihat wajah kalem namun tengil ini lagi
Namun sekarang , lihatlah
Dengan nyaman ia tampak sudah tidur mendengkur dan tanpa rasa bersalahnya ia mengucapkan kalimat yang lagi lagi membuat hati gracia tak beraturan
Gemuruh yang seakan ingin meluap
'argh' umpat gracia pelan menahan salting
"Gimana gue harus bersikap shani...."
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
sesuatu di Jogja (Greshan)
FanfictionApa yang lebih indah, sebuah kota dengan sejuta ke istimewaan atau sebuah kota yang di kunjungi orang yang istimewa? Bisa kah sebuah lensa merekam jejak waktu dan mematrikan kenangan di setiap kilat flashlightnya