Side Story 2 - Restu (1)

3.6K 477 17
                                    

_01_

"Apa menurutmu Taeyong hyung akan berhasil?" tanya Jeno pada Jaemin, keduanya saat ini tengah berada di kediaman Albraight dengan member Dream dan WayV, sedangkan member 127 saat ini tengah ada jadwal dan akan datang sedikit lebih malam.

"Dia harus berhasil jika masih ingin bersama orang yang dia suka dan calon anaknya." Ujar Jaemin sembari mencomot buah persik di depannya. Jeno mengangguk-angguk lalu menatap ke arah Alex.

"Hyungmu sepertinya sangat santai dan tidak terbebani sama sekali." Ujar Jeno.

"Dia sudah terbiasa dengan kehidupan keras karena dia calon pemimpin Albraight, tahun depan sepertinya dia akan diangkat sebagai pemimpin Albraight." Ujar Jaemin.

"Kepala keluarga?" Jaemin menggeleng.

"Dia hanya pemimpin klan Albraight, kalau kepala keluarga ini tetap appa. Jadi, jangan heran jika dia sangat ketat pada orang-orang yang menjadi calon pasangan adik-adiknya. Terlebih kau tahu sendiri kan jika dia gagal menikah?" Jeno mengangguk.

"Nah, dia tidak ingin adik-adiknya mengalami itu. jadi dia sangat ketat pada calonku dan Yuta hyung, itu juga berlaku pada noona." Jelas Jaemin.

"Aku mengerti, dia menggantikan peran appamu kan?" Jaemin mengangguk.

"Ah bagaimana tugas dari appa?" tanya Jaemin.

"Aku menyarankan pada appa jika bisnis keluarga Na harus diganti secara keseluruhan untuk buang sial. Mengganti nama dan memperbaiki sistem perusahaan. Perusahaan itu kan dirubah oleh appa menjadi perusahaan yang bergerak di bidang software, aku mengusulkan untuk meluncurkan aplikasi yang bisa digunakan dalam dunia pendidikan, hiburan, dan keamanan." Jaemin mengangguk paham.

"Bagaimana dengan bisnis yang pernah dijalankan oleh nyonya Na?" Tanya Jaemin.

"Yang bisnis perhiasan itu? Aku katakan jika memang masih ingin dijalankan tidak masalah, tapi sebelum itu aku menyarankan untuk pengecekan ulang seluruh permata dan keaslian emas juga perak yang digunakan. Aku meminta untuk diturunkan harganya karena setelah aku cek, harganya benar-benar tidak masuk akal. Kau mewarisi tambang permata kan?" Jaemin mengangguk.

"Aku mengusulkan untuk ganti nama brand dan permatanya diganti dari tambang milikmu, sehingga saat ini eomma sedang mengurus perbaikan keseluruhan perusahaan emas tersebut. Beliau katanya membawa orang ahli untuk membantunya juga, yang terbaik juga pastinya." Jaemin mengangguk lagi.

"Apa perbedaan dengan Taeyong hyung?" Tanya Jaemin.

"Beda Nana, jika yang aku hadapi adalah bagaimana merubah brand lama menjadi lebih baru, memperbarui seluruh isinya. Kalau Taeyong hyung hanya perlu mengembangkan dan mencari cara bagaimana brand itu bisa ramai kembali tanpa merubah nama brandnya." Jaemin ber'ah' pelan.

"Asyik sekali, bicara apa?" Tanya Lysandra, dia duduk di sebelah sang adik, menatap adik dan calon adik iparnya yang sejak tadi ia amati nampak begitu asyik.

"Tentang tugas yang appa berikan pada Jeno." Jawab Jaemin.

"Ah benar, Jeno-ya, terimakasih atas saranmu atas hiasan permata kecil yang perlu kusematkan di beberapa dress, membuay dress simple itu menjadi terlihat lebih mahal dan berkelas, dan terimakasih juga atas saranmu untuk membuat hiasan seperti bros dan lainnya. Brandku ramai kembali." Jeno mengangguk kecil, dia tersenyum, senang saat idenya ternyata berhasil membawa keuntungan untuk orang lain.

"Ah, aku dengar kakek Nara puas dengan saran yang Taeyong berikan. Beliau bilang jika dirinya lega meninggalkan harta Paman Yuuma dan Bibi Tsumugi pada Taeyong." Ujar Lysandra.

"Tentu saja senang, Taeyong hyung belajarnya pada Alex hyung, mereka ribut, debat sana-sini, beruntung aku selalu mengatakan agar mereka tidak debat di depan Yuta hyung, karena bisa membuat pria hamil satu itu stres." Jaemin geleng kepala saat ingat bagaimana beberapa minggu terakhir ini menjadi saksi perdebatan Alex dan Taeyong. Mereka memang benar tidak bertengkar di depan Yuta, tapi malah mengungsi ke hadapannya, benar-benar membuat dirinya stres.

'Untung aku belum hamil.' Jaemin hanya bisa menghela nafas lega saat ingat fakta itu.

"Lalu mereka berdua mana?" Tanya Lysandra.

"Kalau Alex hyung tadi aku lihat mengganggu acara makan Renjun dan Chenle, biar saja diteriaki oleh mereka berdua. Jika Taeyong hyung dan Yuta hyung belum sampai, mereka datang sedikit terlambat." Jawab Jeno.

"Lysa!!!" Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah seorang pria berpakaian serba biru-hitam, bertubuh tinggi, berwajah khas bangsawan Eropa, berambut pendek rapi warna hitam dengan manik mata biru gelap, sedalam lautan, dan pria itu memanggil Lysandra dengan penuh semangat.

Alex yang tadi asyik mengusik Renjun dan Chenle langsung menegakkan badannya, dia menatap ke arah pria tampan yang baru saja sampai.

"Leonard" desisnya, pria itu baik tapi karena mengincar adik perempuannya, dia tidak suka. Alex itu protektif pada kedu- ketiga adiknya.

"Oh, Alex~ my dear friend!! Glad to see you again, bro. How's your day?" Pria itu bertanya heboh pada Alex yang sudah menampakkan wajah datar.

"Tadinya kabarku baik, tapi mendadak buruk saat kau datang." Pria bernama Leonard itu menghentikan langkahnya.

"You hurt me!" Tangis buaya keluar darinya. Jaemin menatap Lysandra yang tepuk jidat.

"Dia siapa?" Tanya Jaemin.

"Teman sekaligus musuh Alex, dia Leonard Christian Scoth. Salah satu bangsawan yang memiliki bisnis di bidang properti, gelarnya Count, dia pemimpin Scoth saat ini. Ayahnya meninggal dua tahun lalu, dan tahun lalu dia telah resmi menjadi seorang Count dan memimpin seluruh bisnis juga mengurus semua urusan keluarga Scoth." Jelas Lysandra, Jaemin mengangguk paham.

"Noona, bukan maksud merendahkan, tapi kenapa aku tidak melihat aura bangsawannya?" Tanya Jeno.

"Tidak usah meminta maaf, dia saat ini memang terlihat seperti orang biasa, kau baru bisa merasakan aura pemimpinnya jika ada di rapat pertemuan para bangsawan atau saat sedang mengurus bisnisnya." Jawab Lysandra.

"Leonard, senang melihatmu kembali." Suara nyonya Albraight terdengar.

"Oh, motherrr~" pria itu segera berbalik dan mendekati wanita cantik ibu dari Albraight bersaudara.

"Hey hey, tidak ada pelukan, Leo!" Peringat Tuan Albraight, Leonard mengeluarkan cengirannya.

"Siapa yang mengundang cacing biru ini?" Tanya Alex.

"Kakek yang mengundang, why? Wanna fight?" Alex hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan  geleng kepala.

"Lain kali tidak usah mengundang dia lagi." Leonard terkekeh melihat Alex yang memang selalu kesal saat melihatnya.

"Maaf kami terlambat!" Yuta bersama member 127 datang, mansion makin ramai dibuatnya. Leonard menatap ke arah Yuta yang saat itu entah mengapa auranya sangat lembut dan terlihat begitu cantik.

"Woah!! Who's he? He looks gorgeus!" Belum sampai Leonard mendekati Yuta, Taeyong berdiri di depannya.

"Hey, he's mine." Leonard mendengkus remeh.

"You? Hey, beautiful boy, who is he? Your boyfriend?" Tanya Leonard remeh. Taeyong menatap tajam.

"Husband" Jawab Yuta datar.

....

"WHAT?!

Alex mendekati Leonard dan menarik kerah belakang pria tersebut. "Jika kedatanganmu hanya membuat rusuh, maka dengan senang hati aku akan menendang pantatmu hingga kembali ke Inggris."

"So scary" celetuk Mark.

"Don't touch my brothers and sister, Count Scoth."

_01_

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang