32- Kedatangan Kakek-Nenek Albraight

6.5K 822 59
                                    

_32_

Seorang wanita bertubuh tinggi sekitar 169 cm berjalan dengan penuh keanggunan di bandara Gimpo, di sampingnya seorang pria bertubuh tinggi tegap sekitar 183 cm berjalan dengan langkah mantap mengiri. Kalau dilihat memang terlihat keriput di beberapa bagian, namun melihat kulit mereka yang masih sangat sehat, tidak akan ada yang menyangka jika mereka berdua sudah memasuki usia enam puluh.

Semua orang di bandara yang melihat keduanya dibuat bingung, dua orang itu berjalan diiring oleh sekitar lima belas bodyguard pria dan lima orang bodyguard wanita. Namun semua orang memiliki satu pikiran yang sama yaitu, mereka pastilah orang penting, melihat penjagaannya yang ketat.

"Mobil sudah siap, Lord dan Lady Albraight." Sang wanita membuka kacamata yang dia kenakan lalu menatap ke arah bodyguardnya.

"Tidak perlu menggunakan panggilan itu, meski gelar marquess dan marchioness masih dilekatkan pada kami, tapi semenjak kepala keluarga Albraight yang sekarang sudah tidak menetap lagi di Inggris, kami tidak bisa menerima panggilan itu, cukup dengan Mister dan Mrs sudah lebih dari cukup." Ujar wanita yang masih sangat cantik dan berwibawa di usia yang tidak lagi muda.

"Saya mengerti maafkan saya, mari Mister dan Mrs Albraight." Pria dan wanita tersebut segera masuk ke dalam mobil.

"Apa menurutmu mereka akan senang dengan kedatangan kita?" tanya sang suami.

"Tentu saja, kau pikir? Kita kakek dan nenek yang sudah lama tidak bersua dengan cucu kita, terlebih si bungsu yang baru saja menjalin kasih dengan rekan segrupnya sendiri, kita bertemu dengan si bungsu melalui video call." Jawab sang istri, mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada sang putra yang saat ini tersedak minumannya sendiri karena mendapat kabar mendadak dari sang ibu.

***

Jeno, Jaemin, Alexander, Lysandra, dan Nyonya Albraight menatap ke arah sang kepala keluarga yang tiba-tiba tersedak air putih setelah membaca sebuah pesan masuk.

"Dear, ada sesuatu?" tanya sang istri.

"Mom dan Dad sudah tiba di Korea dan mereka dalam perjalan kemari, tanpa memberitahuku sebelumnya." Jawab Tuan Albraight.

"Grandpa dan Grandma?" tanya Alexander memastikan, Tuan Albraight mengangguk.

"Lalu kenapa appa terkejut sampai tersedak begitu?" tanya Jaemin.

"Karena appa tidak pernah diberitahu sebelumnya, ini terlalu mendadak." Ujar sang kepala keluarga sembari melirik ke arah Jeno, seolah paham Jaemin menggenggam jemari Jeno yang ada di bawah meja dengan reflek.

"Tapi, apa grandpa dan grandma sudah tahu alamat rumah kita?" tanya Lysandra.

"Sekretaris pribadi mereka pasti sudah memberitahukan itu, mengingat sekretaris mereka dan sekretaris appa selalu saling bertukar informasi." Jawab Tuan Albraight.

"Appa- Jeno- tidak akan apa-apa kan?" tanya si bungsu cemas, Jeno yang merasakan kecemasan Jaemin mengusap punggung tangan sang kekasih dan tersenyum.

"Aku tidak akan apa-apa." Jawab Jeno, Jaemin menunduk. Tahu anaknya tengah bersedih Nyonya Albraight pindah tempat duduk dengan Alexander dan mengusap kepala sang anak.

"Tidak perlu cemas begitu, nanti kami bantu jelaskan ya?" Jaemin menatap ibunya dan mengangguk. Kepala pelayan kediaman Albraight mendatangi meja makan.

"Tuan, bagian penjaga gerbang mengatakan jika mobil berisi Tuan dan Nyonya Besar telah tiba." Satu meja makan segera menyelesaikan makan mereka dan bergegas ke depan.

"Jeno, kau akan baik-baik saja." Ujar Alexander pada calon adik iparnya itu. Jeno yang mendengar itu terkekeh.

"Aku tahu hyung, terimakasih." Keduanya segera menyusul yang lain untuk ke pintu utama, saat sampai sana ternyata pasangan kakek-nenek tiga Albraight muda telah tiba.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang