_57_
Jaemin tengah duduk menatap ke arah ketiga 'anak'nya yang tengah asyik bermain dengan member yang lain. Dia sekarang paham perasaan yang dirasakan membernya dulu yang masih ingin bermain dengan dirinya versi batita, tapi karena tuntutan pekerjaan dia harus segera kembali.
Dia saat ini tengah dilanda dilema, dia rindu sosok dewasa ketiganya, tapi dia juga masih belum ingin ketiganya besar kembali.
"Apa yang kau lamunkan?" tersentak, ia mendongak dan menemukan Mark bertanya padanya.
"Mark hyung..." pria kelahiran Kanada itu duduk di space kosong yang ada di sebelah Jaemin.
"Jadi?" Jaemin berdehem sejenak dan menatap ke arah depan, ke arah dimana Renjun, Chenle, dan Jisung berada.
"Aku... dilema, aku ingin mereka segera kembali tapi di satu sisi aku masih ingin bersama mereka yang versi anak-anak." Tutur Jaemin, Mark yang mendengar itu mengangguk kecil.
"Menurut hyung, apa aku harus mengembalikan mereka secepat mungkin atau menundanya?" tanya Jaemin.
"Pendapat hyung, lebih baik secepatnya, setelah kembali dari sini, atau sebelum kembali ke Korea, rubah mereka kembali ke wujud aslinya. Hyung juga sebenarnya tidak ingin mereka cepat kembali, mengingat hyung belum banyak menghabiskan waktu dengan mereka, tetapi-" Jaemin menoleh pada hyungnya yang kini mengulas sebuah senyum hangat.
"-aku lebih rindu pada sosok dewasa mereka, aku sudah sangat ingin bekerja kembali dengan mereka." Lanjut Mark, Jaemin mendengar itu diam.
"Harus kembali ya?" Mark mengangkat tangannya dan mengusap kepala Jaemin dengan begitu lembut.
"Jaeminnie, sudah waktunya mereka kembali dan sudah waktunya kita kembali bekerja, kita tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi, waktunya sudah habis." Jaemin menunduk.
"Jeno semalam menghubungi hyung, dia mengatakan ingin segera mengembalikan sosok ketiganya dengan cepat sebelum kembali ke Korea, namun dia tidak berani bilang padamu karena takut kau tidak setuju. Jadi hyung menyampaikan keinginan Jeno sekarang. Nana setuju?" Jaemin diam.
Tahu adiknya bingung Mark menghembuskan nafas pelan, dia mengusap kepala Jaemin dan berujar, "Bicarakan dengan Jeno berdua, semua keputusannya ada pada kalian, dan bicarakan dengan kepala dingin, oke?" Jaemin tidak mengangguk ataupun menggeleng.
***
"Hey, kalian mau kembali tidak?" tanya Jungwoo pada Renjun, Chenle, dan Jisung yang kini tengah main bola dengannya juga member lain.
"Tentu caja mau!" jawab Renjun.
"Tidak mungkin mereka tidak mau, Jungwoo-ya." Tutur Jaehyun yang berdiri di sebelah si pemuda Kim.
"Aku juga sudah rindu mereka versi dewasa." Timpal Doyoung.
"Kalau kecil sih lucu, tapi ngeselinnya berkali-kali lipat." Sambar Haechan.
"Mereka mengesalkan hanya padamu ngomong-ngomong." Ujar Yangyang.
"Dia kesal karena kalau sudah digoda dia tidak bisa goda balik dengan menguyel atau sejenisnya. Boro-boro mau nguyel, Jeno sama Jaemin udah melotot duluan." Kekeh Ten.
"NAH ITU!" Haechan mengangguki penuturan Ten.
"Ada-ada saja." Gumam Taeil, dia menatap ke arah Jeno yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi roti tawar dan selai, di belakangnya ada beberapa pelayan Albraight yang membawa troli berisi gelas dan minuman untuk mereka.
"Ayo makan roti dulu! Kemarin kalian merengek minta makan roti pakai selai stroberi kan?" ketiga bocah itu segera berlari mendekati Jeno yang meletakkan nampan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL/NOMIN] Our Dreamies Babies
Fanfiction⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Another book from "Our Baby Na" "Kejadian ini terulang kembali dengan korban berbeda dan lebih banyak dari sebelumnya" Start : 26/02/2022 End. : 07/05/2023