31- Bingung

5.6K 747 22
                                    

_31_

Jeno dan Jaemin kembali ke kediaman Albraight, tentu saja mereka yang kembali mendadak ini membuahkan pertanyaan pada benak para anggota keluarga Albraight.

"Noonaaaaa!!! Saat kita keluar ternyata ada yang memotretnya lalu menjadikannya berita!" pekik Jaemin tanpa aba-aba, membuat satu keluarga pun kaget.

"Hah? Yang benar? Aku sudah menutupi wajahku, bahkan wajahmu juga tidak terlihat sama sekali." Lysandra benar-benar keheranan, rasanya kemarin saat keluar dengan adiknya, dia menyamar bak seorang ninja, benar-benar tertutup, hanya bagian mata yang terlihat, dia saja mengenakan topi dan masker juga. Tapi, kenapa tetap saja ada yang sadar jika yang jalan dengannya itu adiknya?

"Beritanya heboh!" pekik Jaemin, Jeno segera menunjukkan beberapa akun fanbase yang menanyakan kebenarakan foto kencan ini, fans yang sudah mengikuti NCT sejak lama tahu benar porposi tubuh para member, jadi tidak heran jika fans mengenali sosok Jaemin dan heboh bertanya akan kebenarannya.

"Appa, eomma, kan kita sepakat tidak menunjukkan identitas diri, kalau sampai noona ketahuan, nanti fans malah menyelidikinya lebih dalam lagi." Ujar Jaemin, dia jadi merasa bersalah pada keluarganya, dia kurang hati-hati hari itu.

"Apa agensi sudah memberikan respon?" tanya Tuan Albraight.

"Sama sekali belum, mereka tidak memberikan respon apapun sampai sekarang." Jawab Jeno.

"Noona punya akun sosial media?" tanya Jaemin.

"Ada, tapi akun sosial media resmi untuk brand milik noona, tidak ada foto noona sama sekali, noona hanya menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mengepost barang-barang baru di butik. Noona tidak punya akun pribadi, semuanya akun resmi milik brand itu juga bukan noona yang pegang, tapi bagian pihak media sosial marketing." Jawab Lysandra.

"Kalau aku mengatakan aku punya noona, noona akan baik-baik saja tidak?" tanya Jaemin cemas. Nyonya Albraight yang tahu putranya tidak tenang dan terus diserang cemas segera mendekatinya dan memeluknya.

"Daripada noona, Nana sendiri baik-baik saja tidak nanti?" tanya sang ibu.

"Eomma benar, kami tidak masalah, kalaupun tau yasudah, tapi kau sendiri akan baik-baik saja atau tidak?" tanya Alex pada sang adik.

"Aku tidak tahu" lirih Jaemin.

"Daripada kau diserang, lebih baik mengaku jika kau sebenarnya punya seorang kakak, itu saja, cukup kau beritahu mereka bahwa perempuan yang pergi denganmu adalah kakakmu, tidak perlu orang luar tahu mengenai detailnya. Kalau mereka fansmu yang asli, mereka akan menghargainya dan memilih untuk diam kemudian, tapi kalau hanya fans abal-abal, mereka pasti akan terus mengungkitnya dan mencari jawaban sampai mereka puas." Ujar sang kepala keluarga.

"Tapi kalau nanti Nana mengucap itu pasti Nana dicap pembohong dong?" Jeno menghembuskan nafas pelan.

"Na, aku tanya padamu sekarang, kau lebih memilih mereka tahu kau punya saudara atau dikabarkan kencan dengan seorang 'wanita' yang ujungnya membuat fansmu sakit hati? Aku takut kau akan dituduh macam-macam seperti yang dituduhkan pada Lucas ge." Jeno bertanya sembari menatap Jaemin yang nampak terdiam.

"Kalau eomma boleh sarankan, lebih baik diberitahu saja, nanti masalah kau dicap pembohong atau tidak, itu akan jadi urusan eomma dan appa. Kau bukan pembohong, karena nyatanya kau baru menemukan fakta itu juga tahun lalu, kau bukan pembohong karena kau sendiri tidak tahu bagaimana cerita asli dari kehidupanmu yang ternyata ditutupi selama ini oleh orang tua asuhmu. Tidak apa, eomma sarankan diberitahukan saja, urusan yang mengecapmu pembohong biar nanti itu jadi urusan appa dan eomma." Jaemin meremat jemarinya.

"Nana, noona tidak apa kok kalau semisal memang harus menunjukkan diri di public, daripada hal ini malah membebanimu." Ujar Lysandra yang berusaha menenangkan sang adik.

"Aku tidak habis pikir, masalah ini sebenarnya sepele, karena memang wanita itu adalah Lysa, tapi sayangnya fans dan lainnya sudah tahu kau adalah anak tunggal, jadinya urusannya ribet." Celetuk Alex.

"Hyung, kau tidak membantu sama sekali." Seloroh Jeno.

"Nana, kau sekarang tidak sendiri nak, kau punya kami sebagai keluargamu, Jeno sebagai kekasihmu, dan membermu sebagai saudaramu. Kau punya tempat untuk bersandar sekarang, tidak perlu memendam semuanya sendiri." Ujar sang ayah pada Jaemin, menenangkan si bungsu yang begitu nampak cemas bukan main.

"Benar tidak apa kan?" tanya Jaemin, keluarganya mengangguk.

"Baiklah, nanti Nana bicarakan dengan manager hyung dan pihak agensi." Ujar Jaemin, sang ibu mengusap kepalanya sayang.

"Sekarang mau menginap atau kembali?" tanya Nyonya Albraight.

"Saya rasa lebih baik menginap, karena jaraknya juga lumayan jauh dari sini untuk kembali ke villa, kami akan kabari yang lain nanti." Jawab Jeno.

"Nana ikut Jeno saja." Jawab Jaemin, setelah tahu jawabannya, Nyonya Albraight meminta pelayan segera membereskan kamar Jaemin supaya bisa digunakan untuk istirahat.

***

"Kok ndak pulang?! Papa dan Mama udah ndak cayang kita?" tanya Renjun kecil protes saat diberitahu oleh Doyoung jika Jeno dan Jaemin tidak jadi pulang karena ada beberapa urusan yang belum selesai.

"Heh! Bicaramu ya! Tidak mungkin Papa dan Mamamu tidak sayang padamu, mereka itu ada urusan dengan kakek-nenekmu. Jadi tidak usah berpikiran yang aneh-aneh." Tegur Haechan.

"Ciapa tahu?" sewot Renjun, Haechan yang gemas ingin memakan rekannya yang menyusut itu.

"Sudahlah, jadi, nanti kalian mau tidur dengan siapa?" tanya Haechan pada Renjun, Chenle, dan Jisung.

"Lele cama Yong hyung!" ujar Chenle sambil memeluk kaki Taeyong yang kebetulan memang berdiri di sampingnya, mengamati ketiga bocah itu protes.

"Baiklah, nanti tidur dengan hyung, oke?" Chenle kecil mengangguk semangat.

"Ottee!!" Taeyong yang gemas menggendong Chenle dan mengusak hidungnya pada hidung kecil Chenle.

"JIsung dengan siapa?" tanya Mark.

"Makeu hyung saja" jawab Jisung, Mark mengangguk kecil.

"Ren? Kau dengan siapa?" tanya Haechan.

"Jaehyun hyung!" jawab Renjun semangat, Jaehyun yang mendengar itu terkekeh.

"Iya nanti dengan hyung ya? Tapi jangan ngompol!" ingat Jaehyun.

"Ih ndak! Len tuh ndak ngompol, Lele cama Icung yang cuka ngompol." Bela Renjun, melupakan fakta bahwa dihari pertama di tempat ini dia sudah mengompol yang membuat Jeno harus kerja ekstra membereskan bekasnya dan memandikannya juga.

"Yang benar?" goda Yangyang.

"Benal ih! Len mana pelnah ngompol." Yang lain terkekeh mendengar itu.

"Kemalin Len ngompol tuh." Celetuk Chenle yang diangguki Jisung.

"Ne, Len ge kemalin ngompol teluc Papa belcih-belcih." Seolah diingatkan dengan apa yang terjadi, wajah Renjun berubah merah, malu.

"LEN NDAK BAKAL NGOMPOL LAGI!!!"

***

Jaemin tidur dalam pelukan Jeno malam itu, meski matanya terpejam, namun gerakan resah dan kernyitan di kening membuat Jeno tahu, jika Jaeminnya tidak tidur dengan nyenyak. Yang bisa Jeno lakukan adalah mengusap belakang kepala Jaemin dan menyenandungkan sebuah lullaby pengantar tidur.

"Semua akan baik-baik saja, Nana, aku dan yang lain selalu bersamamu, tidak perlu cemas" bisik Jeno sebelum akhirnya dia menyusul ke alam mimpi dengan masih bersenandung pelan dan tangan yang tidak berhenti mengelus, membuai Jaemin dalam tidurnya.

'Semoga kami bisa menghadapi hari esok.'

_31_

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang