15- Resmi 🐶🐰

9.1K 938 51
                                    

_15_

Semenjak perkataan Jeno mengenai tawaran behubungan itu, baik Jeno dan Jaemin kini jadi saling diam. Jaemin jadi canggung pada Jeno, dan Jeno yang memberi ruang sendiri untuk Jaemin.

Keduanya terus mendiamkan hingga siang datang, bahkan Jaemin jadi lupa permintaan peluk saat tidur siang pada Jeno. Saat ini Jaemin terbaring sendirian di kasur, berbaring miring memunggungi pintu. Kepalanya makin sakit saat mengingat tawaran Jeno.

CKLEK

"Jaeminnie?" Jaemin yang memang tidak tidur mengangkat kepala, menatap Jeno yang kini duduk di tepi ranjang, tepat di sisi badannya.

"Jeno-ya" Jeno tersenyum kecil, jemari panjang Jeno menata rambut Jaemin perlahan.

"Aku kira kau marah padaku." Gumam Jeno.

"Aku tidak marah, hanya... Terasa canggung." Jawab Jaemin.

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak mengatakan itu padamu, terlebih saat kau tengah sakit begini. Apa masih pusing? Demammu sepertinya sudah turun juga. Lapar?" Jaemin merengut.

"Satu-satu Jenooooo~" Jeno terkekeh geli dan mengucap maaf.

"Sudah tidak terlalu pusing, demamku juga sudah turun, jadi nanti aku boleh mandi kan?" Jeno mengangguk.

"Aku siapkan air hangat, mau?" Jaemin mengangguk kecil.

"Terimakasih." Jeno tersenyum.

"Sama-sama, apa lapar juga?" Jaemin menggeleng.

"Tidak terlalu lapar, nanti saja sekalian makan malam." Jeno mendengus mendengar itu.

"Kalau begitu makan dua lembar roti dengan selai coklat, mau?" Tanya Jeno.

"Ugh.. tidak usah. Aku tidak benar-benar laparrrr" tolak Jaemin.

"Kau pasien sekarang, jadi menurut saja! Dua lembar roti dengan selai coklat juga segelas air kelapa. Oke?" Jaemin merengut dan hanya bisa mengangguk.

"Atau mau dipesankan sup ayam?" Tanya Jeno, Jaemin menatap pria itu datar.

"Roti dan air kelapa, jangan diganti!" Jeno tertawa dan melenggang pergi. Jaemin menghembuskan nafas pelan saat sosok Jeno keluar dari kamar.

"Jeno-ya, aku... ragu berhubungan." Lirih Jaemin.

***

Alex melangkahkan kaki dengan riang keluar dari ruangannya, sudah berhari-hari ia terjebak di sini, dan sekarang ia bebas!!

Meski untuk beberapa hari saja.

"Ahh~ aku rindu tiga bocah kecil itu, sedang apa mereka sekarang?" Alex mengeluarkan ponselnya mencari kontak adiknya.

"Good afternoon, Mr. Albraight." Alex segera menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang menyapanya, suaranya berat dan dalam. Saat ia mendongak, matanya membulat sempurna.

"Pak Kepala!" Pria tua berjas rapi yang menyapa Alex, adalah Beryll Fernandes Harold, kepala rumah sakit York tempat ia bekerja dulu saat di Inggris.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang