27- Rahasia yang Terbongkar

7.1K 858 33
                                    

_27_

Jaemin mengusap bahu Yuta, baru saja ia dan yang lainnya mendengar dari Tuan Nakamoto, sebuah rahasia yang tersimpan sejak lama, sejak Yuta usia sebelas bulan.

Yuta menatap Taeyong antara percaya dan tidak percaya. Dia tidak mungkin bukan anak dari sang ayah dan ibu saat ini.

"Kau jangan bercanda, Taeyong-ah." Taeyong menggeleng.

"Aku tidak, orang tuamu sendiri yang bilang tepat di depanku, entah apa maksud mereka mengatakan itu di depanku, tapi sepertinya mereka memang sedang tidak bercanda." Ujar Taeyong.

"Sejak kapan kau simpan ini?" Tanya Yuta.

"Sejak kita konser terakhir kali di Jepang beberapa tahun lalu." Jawab Taeyong.

"Hyung, kenapa tidak tanya pada orang tua hyung saja?" Usul Jaemin.

"Aku takut yang aku dengar saat ini tidak nyata." Ujar Yuta.

"Tapi ada baiknya bertanya, mungkin mereka tidak bisa mengatakan itu padamu langsung, dan sengaja bicara pada Taeyong, agar Taeyong bisa mengatakan itu padamu." Tutur Johnny.

"Memang lebih baik ditelpon Yuta, supaya lebih jelas, ne?" Taeil ikut membujuk, daripada mereka malah terlibat kesalahpahaman, lebih baik dihubungi dan mendengar langsung dari yang bersangkutan.

"Aku di sini bersama hyung, aku tidak kemana-mana." Tutur Jaemin menenangkan, Jeno mengernyit saat mendengar itu. Tidak, Jeno tidak cemburu, namun perkataan Jaemin membuat ia berpikir, saat mereka berdua keluar pasti ada sesuatu.

Jaemin yang sadar ditatap kekasihnya, segera meraih jemari Jeno yang memang kebetulan ada di sampingnya saat ini.

"Aku ceritakan nanti ya?" Bisik Jaemin pada Jeno yang dijawab dengan anggukan.

"Aku- akan hubungi mereka." Lirih Yuta.

"Hyung butuh privasi? Kami akan pergi." Ujar Haechan, tahu diri kalau masalah ini bukan hak nya untuk ikut campur.

"Tidak, kalian di sini saja." Tutur Yuta.

"Tapi-" Doyoung menyentuh lengan Jaehyun yang hendak berbicara, pria Kim itu menggeleng pada Jaehyun.

Yuta mencari kontak ayahnya, sosok yang selalu ia kagumi sejak kecil. Jaemin menatap Yuta dan merangkul lengan pria tersebut, dia meletakkan kepalanya di bahu Yuta.

"Halo? Yuta? Ada apa?" Shotaro yang ada di sana memasang telinga, dia akan jadi translator jika seandainya ada kalimat penting. Untuk sapaan pertama ia rasa tidak perlu diberitahukan karena itu bukan sesuatu yang sulit.

"Tou-san, boleh aku bertanya?" Tanya Yuta dengan bahasa Jepang. Ini juga tidak perlu ditranslatekan.

"Mm, silakan, mau tanya apa?" Tanya sang ayah balik.

"Tou-san, beberapa hari terakhir aku kepikiran sesuatu, saat aku menatap foto keluarga beberapa kali, aku merasa tiba-tiba memiliki perasaan jika ada yang salah difoto itu. Tou-san, maaf jika menyinggung, tapi, apa aku benar anak kandung Tou-san?" Shotaro melirik Yuta yang mengangguk, Shotaro pun menerjemahkan lebih ringkas pertanyaan Yuta pada yang lain. Jarak mereka agak jauh jadi ayah Yuta tidak mendengar dengan jelas, tapi mereka bisa mendengar suara ayah Yuta karena pria itu mengaktifkan loudspeakernya.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang