Side Story 3 - The Wedding (2-End)

4.3K 468 42
                                    

_03_

Taeyong memakai setelan jas resmi yang sudah dikirim oleh Lysandra ke keluarga Lee. Dia telah siap setelah bersiap dari pagi buta. Meski masih mengantuk, ia tetap harus bangun dan siap, ini hari penting untuknya. Dia semalaman tak bisa tidur karena terlalu gugup menghadapi hari ini.

"Tenangkan dirimu, jangan sampai kau menjatuhkan cincin." Kakak iparnya tidak membantu sama sekali.

"Aku gugup." Kekehan terdengar dari pria yang lebih tua.

"Aku juga pernah merasakan itu, saat menikahi kakak perempuanmu. Aku juga tidak tidur semalaman karena terlalu gugup, beruntungnya aku tidak salah ucap janji dan tidak menjatuhkan cincin. Namun, setelah janji itu terucap dan setelah cincin terpasang di jemari, rasa lega dan bahagia pun datang." Taeyong melihat binar bahagia di mata kakak iparnya.

"Taeyong-ah, aku ingin berpesan sesuatu padamu." Taeyong mengangkat sebelah alisnya.

"Siapapun pasanganmu jaga dia dengan baik. Bagaimanapun bermasalahnya dirimu di luar rumah, jangan bawa masalah dari luar ke rumah. Jangan depankan emosi, apalagi marah sampai main tangan. Yuta mungkin memang seorang pria tapi dia berada di bawah tanggungjawabmu, dia yang berubah marga, jangan sampai ada kejadian main tangan saat marah. Jika ada masalah selesaikan dengan kepala dingin, aku ingatkan padamu, jangan sampai kau mengatakan kata 'cerai' atau sejenisnya meski dalam konteks bercanda sekalipun. Mengerti?" Taeyong mengangguk.

"Ah benar, jangan bertengkar di depan anak. Meski masih bayi sekalipun." Sekali lagi Taeyong mengangguk.

"Sekarang berdirilah, sebentar lagi acara di mulai, Yuta pasti juga sudah sampai di ruangannya." Taeyong menatap ke arah cermin sekali lagi sebelum akhirnya berdiri, ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

"Siap?"

"Aku siap."

***

Bangku depan diisi para orangtua dan kerabat. Bangku tengah diisi oleh para atasan SM dan manager, baru bangku terakhir diisi para member dan artis SM lainnya.

Taeyong berdiri dengan gugup di altar bersama pendeta, Jeno yang menjadi pembawa cincin hanya geleng kepala melihat betapa tegang dan gugupnya sang leader.

Tak lama suara kedatangan Yuta terdengar, pintu terbuka, dan di saat itu, semua melihat bagaimana sosok rupawan Yuta dalam balutan pakaian serba putih, kontras dengan Taeyong yang hitam dengan kemeja putih.

Yuta berjalan berdampingan dengan Isamu, sang ayah. Ayah yang telah membesarkannya menggantikan tugas dari ayah kandungnya yang tewas dalam penyerangan sejak ia kecil.

"Yuta, tou-san tak pernah menyesal telah menerima permintaan Tuan Yamamoto Yuuya untuk membesarkanmu, menjagamu, dan mendidikkmu. Tou-san senang bisa melihat pernikahanmu, tou-san yakin, ayahmu, yang ada di atas sana bersama ibumu, juga melihat pernikahan ini dengan senyum bahagia." Ujar Isamu. Yuta mengukir senyum.

"Aku juga tak menyesal menjadi anak tou-san. Terimakasih telah membesarkanku dan memberikanku kasih sayang juga cinta. Maaf belum bisa membalasnya, tou-san." Isamu terkekeh pelan dan menggeleng kecil.

"Tidak perlu meminta maaf, dan tidak perlu membalasnya, tapi kalau kau memaksa, tou-san hanya ingin kau hidup bahagia dengan keluarga kecilmu. Kau masih punya kami meski sudah menikah dengan Taeyong." Yuta mengangguk.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang