21- Papa Jeno Seram

9.6K 935 54
                                    

_21_

Renjun, Chenle, dan Jisung tidak berani berulah lagi, ketiganya diam di tempat masing-masing, tidak ada yang berani bergerak, padahal di sana ada Alex dan Lysa, dua orang favorit mereka. Jaemin biarkan saja, sesekali anak-anak ini perlu dibuat diam, meski tidak akan bertahan lama, nanti siang pasti sudah rusuh lagi.

"Jeno" pria tampan yang tengah minum air di dapur itu menoleh saat ada yang memanggilnya.

"Jaeminnie, ada apa?" Tanya Jeno balik pada kesayangannya itu. Jaemin duduk di kursi, tidak lama Jeno duduk di kursi kosong yang ada di ruang makan, mengingat dapur dan ruang makan jadi satu.

"Kau keras sekali tadi." Komentar Jaemin dengan tenang.

"Karena aku tahu kau tidak akan bisa berteriak pada mereka bertiga, jadi aku yang berteriak." Ujar Jeno.

"Mereka jadi sangat diam, lihat itu! Eomma dan appaku diabaikan oleh mereka, bahkan hyung dan noona, terlalu takut padamu." Jeno hanya mengukir senyum kecil.

"Aku tidak berniat membentak atau meninggikan suara, tapi tadi kepalaku sakit sekali mendengar mereka saling berteriak." Jaemin mengangguk, memang Jeno sempat mengeluh sakit kepala saat selesai sarapan tadi.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Jaemin.

"Aku sudah lebih baik, sudah minum obat juga." Jaemin mendesah lega mendengarnya.

"Mau diperiksa Alex hyung saja?" Jeno menggeleng.

"Tidak perlu." Tolak Jeno halus.

"Mereka masih diam?" Jaemin mengangguk.

"Biarkan saja, nanti juga ri-"

"MAMAAAA LELE NGOMPOLLLL!!!"

"-but, apa kataku?" Jaemin tertawa dan segera bangun dari duduknya. Dia pergi ke ruang tengah, dimana eommanya dan Nyonya Lee kelabakan karena Chenle mengompol, sedangkan si bocah sendiri malah memasang wajah lugu dengan tangan yang basah karena dimasukkan dalam mulut.

"Lele?" Si kecil nyengir.

"Lele ndak belani bilang, takut cama Papa hehe" Jaemin geleng kepala dan membantu kedua Nyonya tersebut mengurus 'anaknya'.

***

Jeno dan Alex baru saja mencuci karpet yang tadi kena ompol Chenle, Tuan Lee dan Tuan Albraight telah mengganti karpet dengan yang baru.

"Papa, macih malah?" Tanya Renjun pelan, takut si Papa masih marah dan balik memarahinya.

"Tidak, selama kalian tidak berteriak seperti tadi lagi." Jawab Jeno sembari mengusap kepala Renjun.

"Ndak lagi, ini Len cakit" adu Renjun pada Jeno perihal tenggorokannya.

"Kan? Makanya jangan teriak-teriak lagi, sakit kan jadinya?" Renjun mengangguk, ia merangkak mendekati Jeno, lalu naik ke pangkuan Jeno dan duduk di sana dengan tenang.

"Jisungie sudah minta maaf?" Tanya Jeno, Jisung yang masih takut pada Jeno hanya menggeleng. Dia sembunyi di belakang tubuh Tuan Albraight.

"Hey, Papanya ajak bicara kenapa malah sembunyi di sini?" Tanya Tuan Albraight pada Jisung. Tapi si kecil tidak menjawab dan geleng kepala.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang