43- Tidak Ada Makanan Manis

5.1K 682 33
                                    

_43_

Renjun tiba di Korea tengah malam, beruntung Jeno belum tidur, sehingga dia masih bisa membukakan pintu untuk kedua hyungnya dan satu anaknya. Kakek dan Ayah Jaemin hanya mengantar tidak ikut menginap, tetapi Yuta dan Taeyong memilih untuk menginap di apartement tersebut.

"Kamarnya ada di sini, tidak apa kan satu kamar?" tanya Jeno, Taeyong dan Yuta mengangguk.

"Pergilah istirahat, kami bisa mengurus diri kami sendiri." Jeno mengangguk paham dan pergi dari kamar tamu menuju pintu mengecek apakah pintunya sudah terkunci atau belum. Setelah memastikan jika pintunya terkunci, Jeno kembali ke kamar anak-anaknya dan mengurus Renjun, mengambil baskom berisi air hangat lalu membasuh tubuh kecil itu, baru setelahnya memakaikan piyama tidur. Meski sempat rewel, tapi Renjun tidak sulit untuk ditangani.

Jeno kembali ke kamar setelah memastikan semua keadaan aman terkendali. Dia bisa berbaring nyaman di samping kekasihnya yang sudah lelap. Dipeluknya tubuh Jaemin yang tidur menghadapnya, dan sang kekasih secara tanpa sadar merapatkan tubuhnya, menyamankan diri dalam pelukan Jeno.

"Tidurlah, maaf mengganggumu." Bisik Jeno, diciumnya kening Jaemin dan mulai memejamkan mata.

***

Jaemin mengerang pelan dan merasakan tubuhnya dipeluk erat. Saat membuka matanya ia melihat Jeno masih tidur lelap di sampingnya dan memeluknya.

"Jeno, ayo bangun, sudah pagi." Jeno membuka matanya dan tersenyum kecil.

"Aku sudah bangun sejak tadi, sayang, aku hanya menutup mata sejenak." Jaemin menggumam pelan, dia mendusalkan kepalanya ke ceruk leher sang dominan.

"Kau selalu bangun lebih pagi akhir-akhir ini." Gumam Jaemin. Jeno mengusap belakang kepala Jaemin dengan lembut.

"Kalau masih mengantuk tidur saja lagi, anak-anak juga belum bangun." Jaemin memeluk pinggang Jeno dan makin mendusalkan kepalanya.

"Jeno~" Jeno terkekeh pelan, Jaemin sangat manja pagi ini.

TOK TOK TOK

"Jaemin, Jeno, kalian tidak mau bangun?" suara Yuta terdengar dari luar kamar. Jaemin yang tadi menutup mata, membuka matanya kembali, mendongak menatap sang kekasih yang kini juga menatapnya.

"Hm?" Jeno tersenyum dan mencium kening Jaemin.

"Aku lupa bilang, Yuta hyung dan Taeyong hyung menginap, mereka bersama Renjun sudah pulang dari Belanda." Jelas Jeno. Jaemin melepaskan pelukannya dan bangun. Dia merenggangkan badannya sebentar sebelum meraih gelas berisi air di meja nakas sebelah. Jaemin turun dari kasur setelah meminum air putih, sedangkan Jeno bangun untuk membereskan tempat tidur.

CKLEK

"Pagi Yuta hyung.." Yuta menggeleng pelan melihat Jaemin yang masih nampak setengah sadar.

"Ayo bangun, bantu hyung buat bubur, Taeyongie demam." Jaemin mengerjap pelan.

"Tapi aku tidak bisa buat bubur, buatkan sup saja, bagaimana?" tanya Jaemin, Yuta mengangguk.

"Tidak masalah, yang penting dia makan." Jaemin mengangguk paham.

"Aku cuci muka dan gosok gigi dulu." Jaemin masuk kembali ke kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Yuta pergi ke dapur, memilih untuk menunggu di sana.

***

"Taeyong hyung demam?" tanya Jeno saat Jaemin sendirian di dapur, Yuta membawa sup buatannya dan Jaemin ke kamar tamu dimana Taeyong istirahat di sana.

"Sepertinya kelelahan, tahu sendiri Taeyong hyung sebenarnya kan sibuk, tapi masih meluangkan waktu untuk menemani Yuta hyung. Ini teh pagimu." Jeno mengucap terimakasih, sebelum Jaemin pergi ke kamar ketiga 'anak'nya itu. Terlihat ketiganya masih lelap. Jaemin keluar dari ruangan itu, membiarkan ketiganya tidur lebih lama.

[BL/NOMIN] Our Dreamies BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang