episode 10

273 24 3
                                    

Win masih menangis menutup matanya dengan kedua tangan. Hatinya sangat hancur dengan apa yang terjadi malam ini. Ia hampir saja mendapatkan perlakuan kurang ajar dari orang yang sudah Win percaya. Ternyata kepercayaan yang ia berikan di timbal balik dengan kekecewaan.

"Mike jagain dia dulu ya, gua mau bikinin dia teh manis "

"Tapi gula nya habis Bright "

"Ya udah gua beli dulu "

"Gk usah biar gua aja, sekalian gua mau beli yang lain " Bright memberikan uang pada Mike.

"Gua jalan dulu "

"Ya hati-hati "

"Siap bro " Mike pergi

Kini tinggal dirinya dengan pemuda manis itu. Bright kembali menatap Win.

Ia tidak menyangka orang yang dulu ia kagumi bahkan ia merasa Win adalah orang yang kuat sekarang sedang menangis yang terdengar sangat memilukan.

Bright menghela nafasnya entah kenapa Ia merasa kalau pemuda manis itu seperti menyimpan banyak luka.

"Jika lo butuh teman cerita, gua siap mendengarkannya "

Win membuka kedua tangannya. Matanya kini bertatapan dengan pemuda berwajah tegas itu. Keduanya sama-sama terdiam sebelum Bright terlebih dahulu mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan gua Bright. Lo ? "

Secara perlahan Win membalas uluran tangan Bright.

"Nama aku Win Metawin. Kamu bisa panggil aku Win " Uluran tangan keduanya terlepas.

"Lo suka teh manis ? " Win mengangguk pelan

"Nanti gua bikinin. Tapi sekarang gulanya lagi di beli dulu "

"Iya makasih " mata nya menatap sekeliling.

"Sekarang aku lagi di mana ? "

"Oh lo ada di apartemen gua " si manis kembali mengangguk.

"Apartemen Bright ? Berarti dia gk tinggal lagi sama orang tuanya "

Suasana kembali hening. Win masih memikiran kejadian malam ini dengan menutup kembali wajahnya.

Sedangkan Bright hanya menatapnya. Ia tidak sengaja melihat pemuda manis itu di bar.

Awalnya tujuan Bright dan Mike ke bar yang bisa mereka kunjungi hanya untuk melepaskan penat, Namun matanya malah menangkap sosok pemuda manis itu berjalan keluar bar.

Tak lama ia kembali masuk dan duduk di depan meja bar bersama tiga orang sambil mengobrol.

'Mungkin itu temannya ' pikir Bright

Ia merasa baik-baik saja dan sesekali menatapnya dari jauh. Namun entah kenapa perasaannya menjadi tak enak manakala ketiga orang itu menggotong tubuh pemuda manis ke lantai atas yang jelas ia tahu kalau di lantai atas itu khusus untuk para pengunjung memesan kamar.

Karena rasa penasarannya itu ia mengikuti mereka dari belakang dan matanya membelalak sempurna tak kala mereka malah membawa tubuh tak sadarkan diri itu masuk kedalam kamar.

Bright sudah tiba di depan kamar tersebut menghembuskan nafasnya sebelum ia menendang keras pintu tersebut.

Ia menemukan salah satu dari mereka ingin mencium pemuda manis yang terbaring tak berdaya di ranjang. Matanya melihat vas bunga kaca di sampingnya dan langsung melemparnya tepat mengenai kepala bajingan itu

Dan akhirnya mereka pun saling berkelahi dengan Bright pemenangnya.

Tak lama kemudian Mike kembali dengan tangan memegang sebuah plastik berlebelkan nama sebuah toko.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang