episode 60

199 24 16
                                    

Davika dan Erik menginap di apartemen, mereka sudah memberitahukan kepada anak pertamanya yaitu Off kalau sedang menemani adiknya. Sang kakak pun paham dan meminta kedua orang tuanya untuk tak khawatir.

Bright sudah sadar. Namun, ia masih bungkam dengan tatapan kosong seakan tidak mau cerita. Davika serta Erik saling bertatapan sebentar sebelum menghela napasnya. Sang ibu dengan lembut mengelus rambutnya.

"Sayang, ada apa? Kamu dari tadi diam terus. Cerita sama Mae."

"......."

"Kalau kamu ada masalah apapun Mae atau Pho siap buat dengerin."

"......"

"Bagaimana kalau Pho suruh Win kesini? Kamu itu kan gak bisa nolak kalau soal Win," tanya Erik atau bisa di bilang hanya ingin menggoda.

Tapi, perkaataan Bright selanjutnya membuat mereka berdua terkejut.

"Jangan pernah hubungi dia lagi."

"Kenapa? Apakah kalian lagi ada masalah?"

"Sudahlah Mae, gak usah tanya terus. Aku mau tidur. Kalian keluar aja."

Bright menarik selimut sampai menutupi keseluruhan tubuhnya. Mendengar nama itu membuat dirinya muak.

Davika ingin bertanya. Tapi, Erik menggelengkan kepalanya kecil tanda tidak setuju. Beliau yang mengerti melangkahkan kakinya keluar kamar Bright.

****

Di ruang tv terlihat Mike lagi tiduran di sana. Ia akan tidur di ruangan itu, sementara kedua orang tua Bright tidur di kamarnya. Mike yang melihat keduanya langsung duduk.

"Sini, Om dan Tante duduk."

"Makasih ya Mike. Maaf karena kami menginap, kamu tidur di sini."

"Enggak apa-apa kok Tante. Saya juga sering tidur di sini sudah biasa." Davika mengangguk.

"Mike, Om mau tanya sesuatu sama kamu."

"Tanya apa, Om?"

"Apakah Bright dan Win lagi ada masalah?" Yang di tanya malah mengerutkan dahinya.

"Maksudnya, Om? Saya gak paham."

"Tadi saat Om berpura-pura menggoda Bright dengan bilang menyuruh Win kesini ... dia malah bilang gak usah hubungi Win lagi. Mereka berantem, ya?"

Mike tidak langsung menjawab. Bright dan Win berantem? Bukannya hubungan mereka baik-baik saja?

"Setahu saya enggak Om. Malahan beberapa waktu lalu mereka sempat jalan-jalan bersama. Bahkan saat pulang dia senyum-senyum sendiri gitu. Saya malah berpikir Bright suka sama Win."

"Benarkah? Bright suka sama Win?"

"Itu hanya pemikiran saya Tante, cuma seperti nya memang iya. Soalnya kalau sama Win, Bright itu terlihat bahagia."

Davika tersenyum tipis. Itu sama aja Win bisa menjadi pengganti Kavin.

"Terus kenapa, ya? Om juga masih penasaran kenapa ruangan ini biasa berantakan," gumam Erik.

Seketika otak Mike berputar-putar, hingga rasa terkejut yang ia ekspresi kan.

"Apakah ... yang Om bilang tadi, benar? Kalau mereka berantem? Makannya ruangan ini berantakan? Soalnya saat saya bersihkan tadi di depan balkon seperti bekas tempat untuk makan malam. Saya juga menemukan buket bunga," ungkap Mike.

"Jangan-jangan Bright mau meminta Win jadi kekasihnya! Tapi, sama Win malah di tolak makannya marah!" imbuh Davika.

Mereka bertiga terdiam sejenak sebelum Erik melontarkan perkataan.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang