episode 25

182 22 2
                                    

Sesampainya di kamar Win langsung mengunci pintu dan menutup wajahnya dengan bantal sambil menangis keras.

Hatinya sangat sakit. Ia benar-benar merasa bersalah karena membuat hidup Bright berantakan.

"Hiks....aku udah jahat sama phi Bright...aku udah bunuh kekasihnya dan buat phi Bright sampai mengalami halusinasi hiks....Aku bahkan masih bisa hidup seperti ini setelah membunuh orang...aku memang bodoh !!! KAMU MEMANG BODOH METAWIN !! "

Win memukul-mukul kepalanya kasar bahkan sampai menjambak rambutnya sendiri.

"Hiks...maafkan aku phi Bright...hiks maafkan aku..."

Ternyata di luar Bright belum pergi dari rumah Win. Ia masih penasaran apa yang membuat Win menangis.

"Ada apa sama Win ? Apakah dia ada masalah sama pekerjaan atau keluarga nya ?? "

Bright kembali memutuskan untuk ke cafe. Ia ingin bertanya sama teman-teman nya. Sampai di cafe Bright duduk di depan mereka.

"Gimana ? Win masih nangis Bright ? " tanya Fong.

"Iya...sepanjang perjalanan Win gk berhenti nangis. Sampai masuk rumahnya pun dia masih nangis "

"Ada apa ya sama Win ? " Mike berpikir.

"Kalian gk ngapa-ngapain Win kan ? Maksud gua ya berbuat jahat sama Win ?? "

"Astaga sumpah Bright !! Kita semua gk berbuat macam-macam sama Win. Kita ngobrol sebentar tiba-tiba dia langsung nangis " jelas Boss.

"Kalian ngomongin apa ? Jangan-jangan itu yang buat Win nangis "

Semuanya terdiam. Gk mungkin mereka jujur ke Bright kalau mereka memberitahukan Win tentang hubungan Kavin sama Bright.

"Hah ? Enggak ngobrol apa-apa kok. Cuma biasa aja kaya ngobrol pas pertama ketemu sih " Bright mengangguk mempercayai ucapan Ohm.

"Terus apa ya yang buat dia nangis ? " sungguh Bright benar-benar penasaran apa yang membuat Win sampai menangis seperti ini.

Bright sudah mengerti sifat Win yang selalu saja menyembunyikan perasaan sedihnya. Padahal Bright selalu bilang sama Win kalau dia siap menjadi pendengar untuk Win.

Pagi harinya Win masih belum keluar dari kamarnya. Ia mengurung diri di kamar dengan mata sembab karena semalaman menangis. Keadaan nya sangat berantakan, perutnya juga sangat sakit karena Win melewatkan makan malamnya hingga penyakit lambung nya kambuh. Win juga tidak berangkat ke kantor walhasil membuat Jack penasaran dengan keadaan keponakannya itu.

"Maria, Win kenapa ? Dari kemarin Win mengurung diri di kamarnya. Bahkan pho tanya maid katanya ia juga tidak makan malam "

Maria mengangkat bahunya acuh "gk tau. Biarin ajalah pho. Gk usah pedulikan tuh anak "

"Tau nih pho. Gk usah peduli sama dia. Biarkan aja " kata Nani sambil memakan rotinya.

"Ya bagaimana pun dia keponakan ku Maria. Lagian kalau terjadi apa-apa sama dia kita juga kan yang bakalan repot. Apalagi sampai si pengacara sialan itu tahu keadaan Win "

"Sebentar. Bibi ?? Bi kemari " panggil Maria kepada salah satu maid nya.

"Ada apa nyonya ? "

"Coba kamu ketuk kamar Win. Suruh dia bangun "

"Baiklah nyonya " maid pun melakukan tugas dari Maria dan sesampainya di depan kamar Win, maid tersebut mengetuk pintu.

"Den Win ? Den buka pintunya...ini bibi di suruh nyonya Maria buat bangunin Den Win...Den Win ?? " Tidak ada sautan dari dalam kamar membuat maid pun berbalik menemui Maria.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang