episode 72

208 24 18
                                    

Keesokan siangnya lagi-lagi Win dan Bright makan siang bersama. Awalnya Win marah-marah kepada Bright karena masuk kerja.

"Phi, kenapa masuk kerja? Katanya kepala nya sakit?" Bright sedikit terkejut walaupun begitu ia berusaha tenang.

"Iya, cuma tadi pagi merasa lebih baik karena minum obat. Jadinya masuk kerja."

"Phi, aku sudah bilang istirahat saja." Bright terkekeh sambil mengacak-acak rambutnya Win gemas membuat pria manis itu tersipu.

"Phi, sudah merasa baik kok, santai aja."

"Aku begini karena khawatir sama, Phi Bright."

Seketika Bright menatap Win sendu. Segitunya kah Win khawatir padanya?

'Win, please buang jauh-jauh segala perasaan mu buat phi ... karena pada akhirnya kamu akan sakit hati.'

Win kebingungan sebab Bright begitu menatapnya. Dengan jail win memencet hidung phi nya hingga tertawa.

"Win! Kok, hidung phi di tutup? Phi, susah napas!"

"Lagian liatin aku kaya gitu. Kenapa? Ada yang salah sama wajah aku?"

"Bukan."

"Terus?"

Win sesaat menahan napasnya gugup karena Bright tiba-tiba mendekat ke wajahnya. Jujur saja itu membuat jantung Win berdegup kencang sampai akhrinya Bright membalas perlakuan Win dengan cara memencet hidung nya juga. Pria itu tertawa terbahak-bahak karena melihat mata Win membulat kaget.

"Rasain! Itu balasannya!"

"Dasar nyebelin!"

Mereka pun bercanda tak peduli bahwa pengunjung tempat makan menatap keduanya hingga suara seseorang membuat mereka berhenti.

"Hai, kalian berdua."

Bright begitu terkejut dengan kehadiran seorang perempuan di depannya. Siapa lagi kalau bukan Jane.

"Hai, silahkan duduk." Win mempersilahkan Jane duduk.

"Gak apa-apa saya duduk? Tadi saya gak sengaja lihat kalian lagi bercanda. Takutnya nanti saya ganggu lagi."

"Gak apa-apa kok, duduk saja nyonya." Jane terkekeh kecil mendengar panggilan dari Win buatnya.

"Jangan panggil saya nyonya. Panggil aja saya Jane biar lebih akrab."

"Baiklah, Jane. Oh iya, anda sudah makan?"

"Sudah tadi."

Win mengangguk. Bright sedari tadi hanya diam aja. Ia tidak menyangka kalau Jane bakalan makan siang di sini padahal tempat ini lumayan jauh dari kantornya.

"Phi Bright, Jane. Maaf saya mau izin ke toilet dulu."

"Mau aku antar, Win?"

"Gak usah phi, sebentar doang. Permisi." Win pun melangkahkan kakinya ke toilet. Saat Bright mau menyusul tangannya di pegang oleh Jane.

"Ternyata kamu disini, tadi aku ke kantor milik kamu. Rencananya mau ngajak makan siang bareng. Eh, ternyata sudah makan siang sama orang lain sambil bercanda lagi," sindir Jane.

Bright terkekeh sambil memegang balik tangan Jane.

"Jangan marah, nanti malam aja sekalian kita dinner. Oke?" Jane mengangguk kecil. Ia jadi penasaran hubungan antara Bright dan Win.

"Kamu punya hubungan apa sama Win?" Bright tersenyum manis.

"Rahasia."

"Kok, rahasia? Jahat banget gak mau kasih tau."

"Nanti aja ya cantik, sekalian aku jelasin pas kita dinner. Sekarang kita pura-pura biasa aja." Pria itu mencubit pipi Jane gemas sebelum matanya melihat Win berjalan ke arahnya.

"Baiklah."

Tak lama Win pun kembali duduk di hadapan keduanya.

"Oh iya, phi Bright sudah kenalan ya sama Jane?"

"Sudah, karena kami kerja sama. Oh iya, saya juga pengen kerja sama dengan perusahaanmu."

"Saya senang bisa kerjasama dengan anda Jane."

"Kalian gak sibuk, kan? Bagaimana kita pesan sesuatu biar sekalian ngobrol? Anggaplah biar kita lebih santai mungkin? Kamu setuju, Win?"

"Saya setuju aja. Phi Bright, bagaimana?"

"Aku ikut kamu aja."

Mereka bertiga pun saling mengobrol. Namun, Win lah yang paling mendominasi karena Jane memintanya untuk bercerita tentang kehidupan nya. Win tak masalah sebab yang ia ceritakan hanya sebagian kecil. Tanpa Win sadari mata Jane dan juga Bright saling melirik.































Hai semuanya 👋

Masih pada suka gak sama cerita aku? 😊

Maaf ya baru update karena sejujurnya kemalasan ku ini sangatlah besar jadinya baru bisa update sekarang 🙈 🙏

Oh iya jaga kesehatan kalian ya biar puasanya lancar. Semangat ✊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang