episode 19

168 19 7
                                    

Di kota lain Jack, Maria dan Nani sedang menikmati makan malam di sebuah restoran mewah.

"Gimana sayang ? Enak kan di sini ? Dari pada kamu ikut acara ulang tahun perusahaan terus di gosipin "

Jack mengangguk mendengar perkataan Maria. Memang benar banyak tamu undangan yang selalu membicarakannya diam-diam.

Saat sedang enak-enaknya menikmati makan samar-samar ketiganya mendengar pembicaraan empat pengunjung lain di sebrang bangku mereka. Dimana langsung membuat selera makan ketiganya hilang.

"Hei saya lihat di media sosial ulang tahun perusahaan opas grup menjadi perbincangan hangat sekarang karena menyelenggarakan pesta yang sederhana namun terlihat elegan dan mewah "

"Ya saya juga tahu itu. Para tamu undangan mengatakan konsepnya sangat bagus "

"Tapi Mr. Win bilang bukan hanya dia saja yang merencanakan konsepnya. Katanya karyawannya juga membantu "

"Ya seperti itulah Mr. Win. Rendah hati dan tidak sombong ya walaupun kita tahu dia orang tegas sih "

Keempat pengunjung itu masih memuji dan membicarakan Win membuat Jack, Maria dan Nani panas mendengarnya.

"Mae kita pergi dari sini "

"Baiklah Nani kita pergi. Ayo pho " Ketiganya pergi meninggalkan restoran tersebut.

Bahkan saat sudah sampai di lobi hotel tv di sana juga menyiarkan siaran tentang ulang tahun opas grup.

"Dimana-mana pembicaraan nya tentang ultah perusahaan itu. Malas kali dengernya " kesel Maria.

"Ya mae. Aku juga kesel dengernya " timpal Nani.

"Sudahlah lebih baik sekarang kita  pergi ke kamar. Pho ngantuk " ucap jack sambil melangkahkan kakinya menaiki lift.

Sementara itu Win termenung di kamarnya memeluk guling. Ia melamun kan ucapan Bright dan air matanya kembali menetes.

"Kenapa Bright terus berkata seperti itu ? Jujur saja hatiku semakin berharap jika suatu saat aku mengalami kesulitan Bright akan datang menolong ku hiks...seharusnya aku tidak boleh berharap. Bagaimana pun akulah yang membunuh kekasihnya "

Win semakin erat memeluk guling dengan air mata yang semakin deras. Win ingin sekali jujur sama Bright kalau ialah penyebab kematian kekasihnya. Ia rela di penjara seumur hidup asalkan Bright mau memaafkannya. Namun apa daya ia tidak bisa melawan watak keras paman dan bibinya.

Kavin juga merasa kasihan sama kehidupan Win. Bukannya mendapatkan kebahagiaan namun malah di jadikan alat mesin uang oleh ketiganya.

"Kasihan Win...dia udah hidup sebatang kara karena orang tuanya meninggal, dan sekarang ia harus menjalani hidup sama keluarga benalu "

Tapi Kavin juga punya perasaan sebal sama Win karena membuatnya kehilangan nyawa.

"Hah~~seadainya kejadian kecelakaan itu tidak terjadi...gua gk akan mengambil kehidupan lo ini Win "

~~~~

3 hari kemudian Jack,Maria dan Nani sudah pulang liburan. Mereka sedang duduk  di ruang tamu sambil minum jus jeruk. Win yang kebetulan tidak kekantor pun menghampiri mereka.

"Syukurlah om,tante dan Nani pulang dengan selamat " ucap Win.

Ketiganya hanya melihat sekilas tak memberi tanggapan. Nani memegang lengan Maria.

"Mae...Mae gk lupa kan bawa oleh-oleh aku ? "

"Tentu saja dong sayang...mana mungkin Mae lupa sama oleh-oleh kamu " Maria membuka tas yang berisikan oleh-oleh.

"Makasih Mae "

"Sama-sama sayangku...apa sih yang enggak buat anak kesayangan Mae. Oh iya punya pho juga ada di dalam sini banyak " Jack hanya mengangguk.

Win perlahan duduk  di depan mereka sambil menautkan tangannya.

"Ehm...om,tante oleh-oleh punya Win ada gk ? " pertanyaan Win membuat Maria menatapnya remeh dengan senyum mengejek.

"Apa kamu bilang ? Oleh-oleh punya kamu ? Kamu pikir saya akan beliin kamu iya ? Gk sudi saya tambah berat tas saya nanti " hati Win tergores mendengar jawaban Maria. Ia menunduk sedih.

"Sudahlah saya capek mau istirahat. Bibi bawa semua barang-barang saya ke kamar. Awas aja ada yang sampai rusak " Maria dan Jack pergi ke kamarnya. Nani menghampiri Win sambil tertawa.

"Hahaha seperti nya lo berharap banget ya di beliin oleh-oleh. Asal lo tau ya kami semua gk sudi beliin lo oleh-oleh. Beli aja sendiri sana kan banyak duit "

Setelah puas menghina Win. Nani melangkahkan kakinya kekamar dan tentu saja terus tertawa terbahak-bahak.

Win hanya bisa menelan perkataan mereka dengan pasrah. Namun di dalam dirinya Kavin terus mengumpat keluarga itu.

"Emang dasar keluarga benalu !!! Mereka jalan-jalan pakai uang Win. Tapi apa balasan mereka ?! Dasar gk tau terima kasih !! Bisanya cuma jadi beban Win doang "

Kavin gemas sendiri sama Win karena mengetahui kepribadian Win yang tidak mau membalas perbuatan jahat mereka. Sebenarnya Win seperti ini karena ucapan kedua orangtuanya yang selalu ia ingat sampai sekarang.

'Win anak kesayangan mae dan pho dengerin ya...jika suatu saat ada yang berbuat jahat sama kamu...sebisa mungkin kamu tidak boleh membalasnya ya sayang '

Win yang saat itu berusia 10 tahun menatap kedua orangtuanya bingung.

'Kenapa mae ? Kan mereka jahat sama kita. Jadi harus kita balas dong '

Pho nya yang sangat gemas sama Win pun mencium pipi gembilnya.

'Jangan ya sayang...kalau kita balas sama aja dong kita kaya mereka '

'Tapi kalau mereka keterlaluan bagaimana pho ? '

'Kita berdoa sama tuhan agar kita selalu di berikan perlindungan. Pho dan mae mengatakan seperti ini bukan berarti kami ingin kamu lemah. Hanya saja kami ingin kamu menjadi anak yang tangguh dan kuat dalam mengalami segala cobaan hidup tanpa harus ada kata balas dendam '

'Bisa saja kan di balik segala cobaan yang kita hadapi mungkin suatu hari nanti akan datang kebahagiaan untuk kita. Semua yang kita jalani pasti akan ada balasan nya ok sayang ? '

'Ok pho ' Win memamerkan senyum bunny teeth membuat orang tuanya semakin gemas dan memberinya banyak kecupan.

Win tersenyum kecil mengingat perkataan kedua orang tuanya.

"Ya Win kamu harus kuat. Kamu harus bisa melewati ini semua. Percayalah kebahagiaan akan datang kepadaku secepatnya. Ayo Win semangat ! "

Kavin tersenyum bangga melihat ketangguhan seorang Win Metawin.









Happy reading all...

Maaf ya baru update semoga suka ya 🆗

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang