episode 43

131 21 8
                                    

Keduanya saling bertatapan sebentar sebelum suara Win mengintrupsi.

"Phi kenapa ? Katanya mau main gitar ?"

"Eh ? Oh oke ...."

Bright pun akhirnya menyanyikan lagu kan goo. Pemuda bergigi kelinci itu sangat menikmati suara serta petikan gitar dari Bright. Pemuda itu benar-benar melakukannya dengan bagus tanpa kesalahan.

Setelah selesai Win memberikan tepukan tangan sambil tersenyum lebar membuat Bright ikut tersenyum.

"Phi melakukan nya dengan sangat baik. Gk ada kesalahan sedikit pun dalam bernyanyi atau memainkan gitar.  Phi memang keren !"

"Terima kasih Win. Gua merasa tersanjung dengan ucapan lu."

Keduanya tertawa bersama. Sementara itu di mansion megah milik Win, ketiga orang di sana sudah sangat frustasi. Apalagi ketiganya sama sekali gk memegang uang sedikitpun.

"Pho ! Belum bisa menemukan Win ?"

"Belum Nani."

"Bagaimana ini ?! Uang kita sudah gk tersisa !" Teriak Maria.

Seorang maid berdiri di depan ketiganya. "Tuan, Nyonya permisi ..."

"Ada apa ?"

"Begini nyonya, Saya mau minta uang untuk belanja bulanan karena persediaan semuanya habis."

Maria langsung menggenggam tangan maid itu dengan kuat.

"Sakit nyonya ..."

"Pergi dari hadapan saya atau saya akan hukum kamu !"

"Baik nyonya."

Maid itu buru-buru pergi. Maria mengacak-ngacak rambut berantakan.

"Sial ! Semua bahan makanan malah habis. Pho cepat cari Win ! Cuma dua yang bisa memberikan kita uang."

Jack memijat dahinya yang terasa pening. Semua kartu di blokir oleh ahli waris itu. Mau tak mau dirinya harus menemukan Win sampai dapat.

***

Di depan balkon, Win memandang langit sore yang sudah menguning. Ia menghela nafasnya lemah teringat rencana itu.

"Apakah keputusan ku benar untuk membuat Phi Bright kembali mengingat Kavin ?"

Ya. Win memutuskan untuk membantu Bright mengingat Kavin kembali dengan cara memberikannya sebuah obat yang selalu ia larutkan di dalam minuman Bright.

Dirinya sengaja meminta Nanon untuk mencarikan informasi bagaimana caranya agar ingatan Bright seperti dulu. Hingga Nanon pun memberikan nya obat tersebut.

Bukannya Win mau membuat Bright seperti dulu, tapi ia merasa bersalah karena dirinya sudah membuat Bright halusinasi. Mungkin hanya ini satu-satunya cara agar Bright bisa mengingat Kavin lagi.

Win sudah tau konsekuensi apa yang bakalan di terima. Termasuk jika Bright mengetahui bahwa dirinya lah yang sudah membunuh Kavin. Ia siap terima perlakuan Bright padanya nanti. walaupun Win harus mendekam di penjara atau kehilangan nyawa di tangan Bright.

"Aku gk apa-apa kalau Phi Bright mau bunuh aku. Asalkan aku mendapatkan maaf nya walau itu sulit."

Lagi-lagi Win membuang nafasnya yang sesak. Kavin senang jika Bright mengingat nya lagi. Tapi kalau harus mengorbankan jiwa seseorang dirinya juga merasa bersalah apalagi ia tau betapa sulitnya hidup yang Win jalani.

Win menyakinkan dirinya untuk bisa membuat Bright pulih kembali.

"Kamu pasti bisa Win. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku ke phi Bright dan juga Kavin ..."

****

Sudah hampir sebulan Win terus saja memberikan obat di minuman Bright. Reaksi nya akan tetap sama, pemuda itu akan memegang kepalanya yang terasa mau pecah di barengi bayang-bayang dua orang yang sedang bercanda bersama.

"Kenapa sebulan terakhir di kepala gua terus ada dua orang muncul sih ? Siapa mereka ? Kenapa bisa ada di kepala gua ? Akh Sial !"

Bright terus memegang kepalanya. Ia tidak fokus menatap lembaran dokumen di hadapannya padahal sebentar lagi ia akan rapat.

"Ayo Bright fokus ! Singkirkan pikiran konyol itu. Lu harus rapat sekarang !"

Di apartemen Win sedang menonton tv, namun pikirannya di penuhi oleh keadaan Bright.

"Phi Bright bilang akhir-akhir ini di kepalanya terbayang dua orang namun samar-samar. Apa jangan-jangan itu Phi Bright sama Kavin ya ?"

Tiba-tiba pintu apartemen di ketuk. Win kebingungan siapa yang datang. Ia pun tetap membuka pintu dan alangkah terkejut nya siapa yang datang.

"Om ... Jack ?" Di belakang nya lima orang berbaju hitam.

"Sepertinya kamu sangat menikmati ya tinggal di sini. Sampai lupa kehidupan yang memang harus kamu jalani."

Win mundur beberapa langkah. Ia ketakutan dengan keringat bercucuran di dahinya.

"Bawa dia sekarang."

"Baik."

Lima orang itu langsung memegang tangan nya. Win memberontak.

"Lepaskan ! Aku bilang lepaskan !!" Jeritan Win mengundang beberapa penghuni keluar.

"Ada apa ini ?"

"Bukan apa-apa tuan, Ini urusan keluarga."

"Tuan tolong aku !" Cicitnya dengan air mata membasahi pipi nya.

Penghuni itu menghampiri. "Tapi kenapa dia seperti ketakutan ? Apa kau mau melukai nya ?"

"Bukan, Dia tuh kabur dari rumah biasa anak muda. Sudahlah saya mau membawanya dulu. Ayo bawa dia."

"Baik."

Penghuni itu menghalangi jalan Jack membuatnya menahan amarah.

"Jangan halangi saya Tuan." Sedikit dorongan Penghuni itu pun terdorong hingga akhirnya Win berhasil di bawa oleh Jack.




















Happy reading all 😊.

Hai semuanya terima kasih sudah baca cerita ku walaupun banyak kekurangan 😭

Maaf ya kalau misalnya banyak kekurangan sekali lagi minta maaf 🙏🙏

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang