episode 34

140 18 1
                                    

Semua orang senang dengan keberadaan Win apalagi Min. Beliau begitu bahagia mengetahui kalau Bright ternyata teman Win.

"Bright, tante masih gk nyangka kamu berteman sama Win." ucap Min saat mereka sedang makan bersama.

"Aku sama Win kan berkerja sama tante. Lagian dari dulu juga aku udah anggap Win teman kok."

Min tersenyum mendengar nya. Sedangkan Win menunduk sambil menutup mata. Entah kenapa hati Win merasa kurang suka dengan perkataan Bright bahwa hubungan mereka sebatas teman.

Astaga ... apa yang aku pikirkan ? Kenapa hatiku gk suka di anggap hanya sebatas teman ? Tidak ! Aku harus singkirkan perasaan itu ! Sadar Metawin kaulah pembunuh kekasih phi Bright !!

Mike menepuk pundak Win membuatnya terkejut.

"Lu kenapa ? Lu baik-baik aja, kan ?" Semua orang menatapnya.

"Kamu kenapa sayang ? Kamu sakit ?" Win menggelengkan kepalanya.

"Enggak tante Min, Aku baik-baik saja. Aku hanya terkejut saat Mike tepuk pundak. Aku tadi ... melamun." ucapnya pelan.

"Mikirin apa ? Apa lu masih banyak pekerjaan ?" Win langsung menyangkal perkataan Bright.

"Enggak phi ! Pekerjaan ku sudah selesai. Aku baik-baik saja."

"Ya sudah, sekarang lanjutkan makananmu Win." Win mengangguk, "Terima kasih tante Davika."

Win melanjutkan makan malamnya. Kavin merasa cemburu dengan Win.

"Ternyata memang benar. Kalau Win punya perasaan sama Bright."

***

Mereka semua membaur. Win duduk bersama dengan Bright juga Mike di dekat kolam renang.

"Gua kira lu gk kesini loh. Soalnya Bright bilang sudah undang lu."

"Sorry phi Mike. Ada pekerjaan tadi."

"Ya baiklah."

Saat ketiganya mengobrol, handphone Bright berbunyi.

"Siapa ?" tanya Mike.

"Klien. Bentar gua angkat dulu." Bright pun pergi menjauh. Mike menarik tangan Win.

"Ikut gua sebentar. Ada yang mau gua omongin sama lu."

Win mengikuti Mike sampai di samping dapur.

"Ada apa phi ?" Mike melihat situasi.

"Lu kenalan sama tante Min di taman ?"

"Iya. Waktu itu aku lagi duduk di taman, terus ada seseorang yang duduk di samping aku ternyata tante Min. Ya gk lama akhirnya kami mengobrol dan itu membuat kami dekat. Memangnya kenapa ?"

"Bukan apa-apa sih. Cuma gua mau kasih tau sesuatu sama lu."

"Apa ?"

"Tante Min dan om Dave itu adalah orang tua dari Kavin Alexander. Pacar nya Bright yang dulu meninggal."

Seketika tubuh Win membeku. Darahnya berdesir dan hatinya juga berdegup sangat kencang.

"O-orang tuanya Ka-vin ?!"

"Iya. Kavin itu anak satu-satunya. Saat Kavin tiada ... tante Min dan om Dave sangat terpukul. Mereka benar-benar sangat sedih kehilangan anak semata wayang nya. Gua kalau ingat itu gk kuat sumpah. Itu benar-benar menyakitkan."

Win rasanya susah sekali menelan ludah nya sendiri. Cerita Mike kembali membuat dirinya merasa bersalah. Win sudah melenyapkan seseorang yang ternyata begitu di cintai oleh keluarga, teman dan kekasihnya.

Win menunduk sambil menahan air matanya. Mike menepuk pundaknya.

"Win, gua liat tadi tante Min sepertinya sayang banget sama lu. Gua senang liatnya. Beliau Kayanya udah anggap lu seperti Kavin. Ya gua harap lu bisa menghilangkan kesedihan tante Min tentang Kavin ya."

Win tidak menjawabnya. Ia merasa badannya di hantam batu besar.

"Win ? Lu kenapa ?"

"Aku gk apa-apa phi."

"Ya udah yuk duduk lagi. Si Bright nanti nyariin lagi."

Win mengangguk pelan. Mereka kembali tapi sudah ada Bright di sana.

"Dari mana ?"

"Ke sana sebentar ngobrol."

"Kenapa bukan di sini ?"

"Kepo lu !"

"Wah berani lu ya ?"

"Kabur !"

Mereka kejar-kejaran. Semua orang yang melihatnya tertawa. Namun Win tidak memperhatikan itu, ia lebih memilih pikiran nya yang berantakan.


















Happy reading all 😊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang