episode 53

145 19 6
                                    

Malam harinya Bright pulang dengan wajah bahagia. Senyuman terus terlihat dari bibir seksi nya. Setiap ada penghuni apartemen yang lewat ia akan menyapa atau bahkan membantu mereka, padahal mereka tidak minta tolong pada Bright.

"Hai paman, apa kabar?"

"Selamat malam nyonya."

"Sini saya bantu."

Itulah beberapa perkataan yang terlontar dari bibirnya selama berjalan menuju apartemen. Saat buka pintu terlihat Mike sedang duduk di depan televisi sambil makan kacang.

"Lu belum tidur?"

"Bentar, lagi asik nonton."

Bright hanya mengangguk. Namun, senyuman itu tak lepas sampai Mike memandangnya bingung.

"Kenapa lu? Senyum-senyum gitu?"

"Emangnya gua gak boleh senyum? Senyumkan ibadah."

"Gua tau. Tapi, kalau lu yang senyum malah aneh!"

Bright tidak marah dengan perkataan Mike karena hari ini hatinya sedang bahagia. Sedangkan sahabat nya itu malah memberikan reaksi terkejut. Biasanya Bright gak akan terima di ledek seperti itu.

Saking gak percaya nya sampai-sampai Mike menempelkan telapak tangannya di dahi Bright.

"Lu sakit?"

"Enggak Gua sehat. Kenapa?"

"Lu aneh!"

"Apaan sih, Mike? Lu baik-baik aja, kan?"

Tidak menjawab pertanyaan Bright beberapa saat hingga sebuah senyuman aneh kini malah terlihat di wajahnya.

"Gua tau kenapa lu kaya gini."

"Kenapa?"

"Lu lagi jatuh cinta, kan? Ayo ngaku!" seru Mike.

"Apaan sih! Jangan aneh!" Bright tidak bisa menahan emosi nya jika bersama Mike.

"Udahlah ngaku aja! Lu jatuh cinta, kan? Sama siapa? Kasih tau gua!"

Bright malah diam. Bibirnya terasa kaku dengan jantung yang terus berdebar kencang. Hingga akhrinya pernyataan Mike membuat perasaan nya tak karuan.

"Gua tau! Lu jatuh cinta sama Win, kan? Soalnya lu habis jalan-jalan sama dia! Benar! Lu jatuh cinta sama Win!" pekik Mike.

Jujur saja entah kenapa ia tidak bisa menyangkalnya. Suaranya gak mau keluar untuk membantah. Benarkah dia mencinta Win?

Bright pun melangkahkan kakinya masuk ke kamar tak peduli teriakan Mike yang malah membuat dirinya salah tingkah.

"Lu jatuh cinta sama Win! Gua yakin dengan perkataan gua! Lu dengarkan, Bright?"

****

Kini ia sedang berdiri di balik pintu kamar sambil memegang dadanya yang terasa berdetak kencang. Perkataan Mike terus berputar di otaknya.

Jadi, dia mencintai Win?

Sejujurnya selama bersama Win hatinya terasa tenang. Berbicara atau bercanda dengannya membuat Bright melupakan kesedihan mendalam terhadap kematian Kavin.

Padahal ia ingat saat kedua orang tuanya mengatakan kalau dirinya sempat berhalusinasi karena kehilangan Kavin. Namun kini, Bright sudah mengikhlaskan kepergian sang pacar.

Apakah itu semua karena kehadiran Win yang membuatnya bisa melupakan kesedihan itu?

Entahlah Bright bingung dengan semuanya. Ia perlu waktu untuk memikirkan nya.

****

Di sisi lain Win sedang memandang langit malam sambil tersenyum. Perasaannya kembali menghangat mengingat percakapan nya bersama Bright di taman.

Sedangkan Kavin hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Ia cemburu melihat kekasihnya memeluk orang lain. Terlebih ia hanya bisa menyaksikan secara langsung tanpa melakukan apa-apa.

Win menangkup pipi nya sendiri dan menatap kaca di sebelahnya. Terlihat wajahnya merona seperti kepiting rebus.

"Astaga. Kenapa aku masih kepikiran itu terus, sih? Sudah jangan membuat aku kaya gini."

Tiba-tiba saja senyuman memudar di wajahnya. Kini senyuman itu di ganti bibirnya yang melengkung ke bawah dan pandangan memburam di sebabkan bendungan air mata.

Bibirnya bergetar menahan sesak hingga akhrinya cairan bening jatuh ke pipinya.

"Apa yang kamu pikirkan, Win? Apa yang kamu pikirkan! Berhenti mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi sama kamu! Berhenti!" teriak Win begitu keras di temani tangisan nya.

"Kamu berharap akan menjadi seseorang yang penting di hidupnya? Bodoh kamu Win! Seharusnya kamu sadar diri kalau kamulah penyebab kekasihnya meninggal! Kamu itu pembunuh!" Win menghardik dirinya sendiri.

Ia bahkan memukul-mukul kepala dan menjambak rambutnya menggunakan tangannya dengan kasar. Kavin terkejut melihat Win melukai dirinya sendiri.

'Win! Gua mohon jangan lakukan itu! Win!' teriak Kavin.

Fakta itu seharusnya tidak boleh Win lupakan. Fakta tentang dirinya pembunuh Kavin. Kekasih dari Bright.
















Happy reading all 😊

Jangan lupa vote dan komen 👌

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang