episode 33

136 19 0
                                    

Handphone Win terus berdering karena Bright yang menelpon. Ia mau angkat tapi takut. Hingga akhirnya panggilan itu berhenti. Namun terganti suara pesan masuk.

Win menatap. Sebuah pesan singkat dari Bright membuat jantungnya berdegup kencang.

Win ... lu gk jadi datang ? Baiklah gk apa-apa. Sorry tadi siang gua memaksa. Pasti sekarang lu banyak kerjaan ya ? Sekali lagi sorry ganggu lu.

Bright mengira Win banyak pekerjaan. Mike menatap nya.

"Udah kirim pesan ?" Bright mengangguk kecil.

"Ayolah. Jangan sedih karena Win gk datang."

"Gua bukannya sedih Mike. Gua ... cuma merasa gk enak aja tadi siang maksa dia datang."

Mike merangkul pundaknya, "Mungkin dia gk enak nolak lu kali."

"Bisa jadi."

"Bright ! Ayo sini. Acara mau di mulai." panggil Erik.

"Yuk kesana. Udah di panggil pho lu tuh."

Bright mengangguk. Ia menghampiri sang ibu yang sedang duduk dengan di depannya terpampang sebuah kue ulang tahun yang cantik. Pemberian sang suami.

"Kue nya cantik tante." Ucap Mike.

"Terima kasih Mike. Om Erik yang beliin." Erik tersenyum sambil mengusap rambut istrinya.

"Ayo kita mulai."

Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah selesai satu persatu memberikan ucapan selamat. Off mencium pipi Davika. Beliau juga mengecup pipi anak pertamanya.

"Happy birthday my mom."

"Thanks my boy."

Kini giliran Bright. Ia juga memeluk sambil mencium pipi sang ibu. Davika memberikan pelukan hangatnya serta kecupan di wajah anak terakhir nya.

"Happy birthday mae ... semoga sehat selalu."

"Makasih banyak sayangnya mae. Semoga kamu juga sehat selalu."

Dan selanjutnya kini giliran sang suaminya. Erik memeluk dan mencium kening istrinya.

"Selamat ulang tahun ya sayang. Semoga kamu selalu bahagia dan sehat."

"Makasih banyak my husband. Doanya akan berbalik ke kamu juga."

Semua orang di sana menggoda mereka. Sekarang giliran orang-orang yang datang. Min melangkah maju dan memeluk sahabat nya.

"Selamat ulang ya ... semoga doanya terkabul."

"Makasih temanku ... semoga kamu sama Dave makin bahagia."

Keduanya tertawa. Dave memberikan ucapan selamat.

"Selamat ulang tahun Davika. Jangan lupa minta hadiah kepada suamimu. Yang mahal aja pasti di beliin."

Erik tertawa mendengar nya."Ya, aku akan belikan tenang saja."

Semua pun ceria. Sampai salah satu maid menghampiri Bright.

"Tuan Bright. Ada temen tuan Bright di depan."

Bright terkejut. "Beneran ?!"

"Iya tuan."

Bright pun berlari tanpa menghiraukan tatapan orang-orang.

"Bright mau kemana Off ?"

"Gk tau mae."

Sampai di depan pintu, Bright tersenyum kecil.

"Maaf ya phi Bright aku telat. Aku bawain kado buat mae phi." Ucap Win sambil mengangkat sebuah paper bag.

"Lu gk sibuk ? Gua gk mau lu ninggalin kerjaan Win."

"Pekerjaan aku sudah selesai phi. Jadi aku langsung ke alamat yang phi kirim."

Tadi siang Bright juga mengirimkan alamat rumahnya pada Win.

"Maaf ya phi aku telat."

"Gk apa-apa, ayo masuk."

Bright memegang tangan Win membuat jantungnya berdegup. Ia membawa Win ke halaman belakang. Sampai di sana orang-orang menatap nya.

"Win ! " panggil Min.

"Tante Min."

Min menghampiri Win dan langsung memeluk nya. Semua orang di sana terkejut begitu juga dengan Bright.

"Tante kenal Win ?"

"Iya Bright. Tante pernah ketemu sama Win di taman. Terus jadi deket deh." Beliau menjawabnya sambil memeluk lengan Win.

"Gk nyangka bisa kenal."

"Dia siapa Bright ?" tanya Davika penasaran. Win pun mengatup tangannya sopan.

"Selamat malam tante. Nama saya Win Metawin."

"Dia temen Bright mae."

"Kamu Win Metawin ? Pemimpin perusahaan opas grup ?"

"Iya phi Off. Win Pemimpin perusahaan opas grup."

"Wah Bright. Kamu hebat bisa kenalan sama pengusaha muda kaya Win Ini." Win tersenyum canggung.

"Oh iya tante. Kata phi Bright tante ulang tahun, jadi aku bawain ini buat tante semoga suka ya. Selamat ulang tahun tante."

Win memberikan paper bag tersebut kepada Davika.

"Terima kasih ya Nak Win atas hadiahnya. Yuk sini gabung."

Davika dan Min Sama-sama menarik lengan Win untuk gabung. Semua yang di sana hanya menggelengkan kepalanya. Sedangkan Bright tersenyum kecil.

Kekhawatirannya yang muncul di otaknya pergi menghilang. Ia juga bersyukur mereka semua menerimanya.















Happy reading all 😊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang