episode 40

167 20 5
                                    

Tengah malam Bright sudah tidur di samping Win dengan nyenyak. Sedangkan pemuda manis itu belum tidur sama sekali. Pikirannya di penuhi omongan Bright tadi.

Matanya kini menatap orang di sebelahnya. Ragu-ragu Win mengelus rambut hitam Bright agar pria itu tidak terganggu.

"Maafkan aku phi ... maaf. Karena aku phi mengalami Ini semua. Seharusnya aku sadar diri untuk tidak dekat sama phi. Tapi ... entah kenapa rasanya hatiku ingin dekat sama phi bahkan menaruh perasaan. Maafin aku phi ...."

Ya. Win menaruh perasaan buat Bright. Ia jatuh hati kepada pemuda di sebelahnya. Perhatiannya selalu membuat dirinya bahagia.

Kavin pun tertunduk mendengar ucapan Win.

Ternyata memang benar Win suka sama Bright ...

Namun sesaat kemudian Win menggelengkan kepalanya kuat.

"Enggak ! Aku gk boleh suka sama phi Bright. Aku pembunuh kekasihnya ! Bagaimana bisa aku suka sama orang yang sudah aku ambil kebahagiaan nya ? Kamu bodoh Win ! Kamu harus sadar diri !"

Win memukul-mukul kepalanya hingga tak sadar pergerakan nya itu membuat Bright terbangun. Pemuda itu langsung terkejut dam memegang tangan kedua tangan Win agar berhenti memukul kepala nya.

"Win ! Kenapa lu mukul kepala kaya gitu !? Lu baik-baik aja kan ?"

Win terdiam sesaat sebelum menjawab pelan. "Aku baik-baik saja phi ...."

"Tapi kenapa lu mukul kepala kaya tadi ?"

"Aku hanya ingin ... kepalaku berhenti berdenyut. Ya tadi kepalaku sedikit pusing jadi aku pukul."

"Astaga ! Kalau kepala lu sakit jangan di pukul minum obat. Sebentar gua cari obat dulu di bawah."

Kamar Bright di lantai dua. Win menggeleng.

"Enggak usah phi. Besok aja minum obatnya."

"Takutnya besok malah semakin parah Win. Lu tunggu sini ya."

Bright pun bangun dan ke lantai bawah untuk mencari obat di laci dekat dapur. Win menghembuskan nafasnya pelan.

"Perhatian phi seperti ini membuatku semakin suka sama phi. Maafkan aku phi Bright ...."

Tak lama Bright kembali dengan membawa nampan berisikan air putih dan obat sakit kepala.

"Nih di minum dulu obatnya."

"Terima kasih phi ...."

Win pun meminum obatnya. Gk mungkin dirinya tidak meminumnya.

"Sekarang lu istirahat. Ayo tidur jangan pikirin macam-macam."

Pemuda manis itu pun merebahkan dirinya, hatinya kembali berdegup kencang tak kala Bright mengelus rambutnya. Apalagi di tambah senyuman manis terukir di bibirnya.

"Selamat malam Win."

"Selamat malam phi Bright ...."

***

Keesokan paginya Bright dan Win pulang ke apartemen. Awalnya mereka tidak di izinkan pulang oleh Davika karena Bright mengatakan kalau Win sedang sakit. Beliau berpikir tidak ada yang mengurus Win.

Namun pemuda manis itu menolaknya dengan halus. Sehingga mau tak mau Davika mengizinkan mereka pulang. Bright sudah berangkat ke kantor sedangkan Win sedang duduk di depan tv sambil membalas pesan dari Nanon.

Sekretaris nya itu mengatakan Jack dan Maria terus datang mencari dirinya. Bahkan dengan sengaja Win juga mengganti nomornya agar keduanya tidak bisa menghubungi Win.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang