episode 68

250 33 28
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan sudah sebulan kemudian hubungan antara Bright dan Win semakin dekat. Pergi ke mall untuk menonton bioskop bersama Bright adalah hal terindah bagi Win.

Namun, tanpa Win ketahui itu semua hanyalah kebohongan. Pria yang menurut Win adalah sebagai orang yang mengerti tentang keadaan nya, malah ingin membuatnya merasakan sakit hati.

Bright tau kalau Win suka padanya. Itu bermula saat ia sedang jalan-jalan bersama Jane beberapa waktu lalu. Tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang yang ternyata adalah Dew. Karyawannya sendiri. Tentu saja pria itu langsung menghempaskan tangan Dew.

"Apa-apaan kamu tarik tangan saya? Saya ini bos kamu!"

"Ini sedang di luar kantor. Jadi saya hanya menganggap anda sebagai orang lain. Lagipula ada yang saya ingin saya bicarakan dengan anda." Dew menatap Jane.

"Bolehkah saya berbicara berdua dengan Mr. Bright?" Jane mengangguk kecil. Walaupun bingung ia sedikit menjauh dari sana. Kini tersisa Bright dan Dew saja.

"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Bright tegas.

"Kalau anda mendekatinya hanya untuk balas dendam, jauhin dia." Kening pria itu mengerut bingung.

"Apa maksud kamu?"

"Jauhin Tuan Win. Pergi dari hidupnya dan jangan ganggu lagi." Bright tidak mengerti. Kenapa bisa Dew berbicara seperti ini.

"Sebab saya tau kalau Tuan Win mencintai anda, Bright Vachiraawit!" teriak Dew.

Bright termenung sesaat. Win mencintai nya? Selama ini ia hanya berpikir kalau Win hanya menganggap nya sebagai teman curhat nya.

"Dan saya juga tau segalanya, termasuk Tuan Win adalah pelaku kecelakaan yang membuat kekasih Mr. Bright meninggal."

Bright semakin terkejut. Darimana Dew tau?

Dew terkekeh kecil melihat wajah tegang Bright.

"Anda tidak usah terkejut. Saya sudah bilang kalau saya tau segalanya."

Bright mencengkeram kerah baju Dew. Tatapan nya penuh emosi.

"Kamu jangan main-main sama saya Dew Jirawat!" Pria jangkung itu lagi-lagi terkekeh. Namun, sesaat kemudian raut wajahnya menjadi serius.

"Saya tidak pernah bermain konyol seperti ini karena hanya buang waktu." Dew dengan kasar melepaskan tangan Bright dari kerah bajunya, bahkan Bright terdorong sebab kuat tenaganya.

Tanpa berpamitan, pria jangkung itu berbalik badan sambil bersiul. Bright menatap tajam ke arahnya. Omongan karyawan nya itu benar-benar menganggu pikirannya. Beberapa langkah kemudian Dew berbalik dan menatap intens bos nya.

Selanjutnya perkataannya membuat jantung Bright berdetak kencang.

"Saya tidak akan tinggal diam jika orang yang saya cintai terluka hatinya karena bajingan seperti anda, Bright Vachiraawit."

Setelah itu Dew tersenyum tipis dan kembali melangkahkan kakinya pergi. Sementara Bright masih terdiam di tempatnya meskipun Jane mengguncang tubuhnya.

"Bright, kamu kenapa? Bright jangan bengong ... Bright?"

"Jane, kamu pulang sendiri ya? Aku pulang dulu."

Tanpa kata lagi Bright meninggalkan Jane menuju mobilnya. Saat di dalam Bright memukul-mukul stir kemudi dengan kasar.

"Bangsat! Ternyata Dew beneran cinta sama Win! Sial!"

Entah kenapa hatinya tak terima kalau ada orang lain yang mencintai Win. Padahal ia sudah muak dengan semuanya. Di satu sisi dia masih mencintai nya. Namun, di sisi lain Bright begitu benci sama Win. Pria itu memang bodoh. Mencintai tapi juga ingin menyakiti.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang