episode 52

155 23 16
                                    

Setelah makan siang keduanya kini ke taman. Win merentangkan tangannya menikmati hembusan angin di depan danau. Taman itu memang memiliki danau alami di dalamnya.

"Walaupun siang tapi udaranya gak panas ya, phi? Malahan aku merasa dingin."

"Iya. Mungkin karena banyak angin."

Bright sudah duduk di salah satu kursi panjang. Sedangkan Win masih menikmati hembusan angin. Tanpa sadar Bright menatapnya sambil tersenyum kecil.

Matanya memandang wajah Win begitu intens. Di sana Win terlihat begitu indah. Wajahnya terkena sorot cahaya matahari makin membuatnya bersinar. Di tambah gigi kelinci yang muncul semakin menarik perhatian Bright.

"Kalau jadi burung enak kali ya, phi? Bisa terbang bebas kemanapun yang kita mau."

Tidak mendapatkan suara Bright membuat Win menoleh, namun sedikit terkejut karena Bright menatapnya. Entahlah, Win merasakannya begitu. Tapi, segera di tepis karena mungkin Bright sedang melamun atau memandang ke arah di belakangnya bukan wajah nya, kan?

"Phi? Phi Bright?" Win menggoyangkan telapak tangannya kanan kiri.

Pria di hadapannya ini belum juga sadar hingga Win menepuk pundak nya. "Phi?"

Bright tersentak kaget, "Iya? Kenapa Win?"

Bukannya menjawab pertanyaan Win malah tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa? Kok, ketawa?"

"Phi melamun, ya?"

Bright terdiam. Ia tidak mungkin mengaku kalau tanpa sadar dirinya terpana sebab melihat wajah Win.

"Phi? Melamun lagi?" Ia akhrinya berpura-pura mengaku.

"Iya, Phi melamun."

Win duduk di sebelah Bright. Sedikit menghadap ke arahnya. "Kenapa? Apa ada masalah?"

"Tidak! Enggak ada masalah."

"Benarkah?"

"Iya."

"Kalau ada masalah cerita ya, phi? Aku mau phi menceritakan nya juga. Selama ini phi yang selalu mendengar cerita dari aku. Tapi, sekarang aku juga mau mendengar cerita phi. Walaupun aku paham kalau aku mungkin saja tidak bisa kasih saran. Namun, aku ingin menjadi tempat ternyaman di kala sedih."

"Jujur saja, aku senang banget karena phi mau mendengar segala cerita ku. Padahal dulu aku berpikir kalau aku akan sendirian. Tidak punya teman atau bahkan punya tempat untuk segala keluhan ku. tapi, semenjak kehadiran phi Bright membuat aku merasakan kenyamanan."

Win menatap wajah Bright dengan mata mulai berkaca-kaca.

"Sekali lagi terima kasih banyak karena sudah mau menjadi tempatku bercerita. Makasih banyak phi Bright ...."

Perkataan Win membuat hati Bright bergetar. Dengan cepat ia menarik Win di dalam pelukannya hingga akhrinya air mata membasahi pipi Win.

"Sama-sama Win. Phi juga mau mengucapkan terima kasih banyak karena semenjak kehadiran Win membuat phi semangat menjalani hidup. Sifat Win yang kuat menjalani semuanya membuat phi mengerti, jika kehidupan ini bukanlah hal yang mudah untuk kita jalani. Tapi kita juga harus berusaha bukannya menyerah."

Bright mengusap air mata Win yang masih berada di dalam pelukan nya.

"Win, phi minta tetaplah bersama phi selamanya, ya? Kita jalani kehidupan ini bersama-sama. Jangan saling menyalahkan apalagi sampai bertengkar. Win mau, kan?"

Pria bergigi kelinci itu tersenyum tipis sambil mengangguk pelan. "Win juga mau sama phi selamanya."

Bright kembali memeluk Win lagi. Dan lagi-lagi ada yang memperhatikan mereka sambil terkekeh.

"Benarkan seperti itu? Baiklah. Kita liat setelah ini, oke?"
















Happy reading all 😊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang