episode 50

176 18 12
                                    

Hari minggu Win duduk di ranjang sambil menatap ke layar handphone nya dengan bingung. Tertera di sana pesan dari Bright.

Hari ini kita main. Gak ada penolakan buat lu bilang gak bisa. Gua yakin lu gak ada kerjaan kantor.

Pria gigi kelinci itu menghembuskan napasnya pelan. Bagaimana caranya dia izin ke Jack? Pamannya itu melarangnya main sama Bright.

Win ingin sekali menerima ajakan itu, tapi dia bimbang. Hingga sebuah ide terlintas di otak sampai senyuman manis mengembang di wajah nya.

"Ya! Aku bisa bertemu phi Bright! Maafkan aku karena sudah memanfaatkan mu."

Win mengetik pesan kepada Bright bahwa ia mau menerima ajakan Bright, asalkan Bright tidak usah menjemputnya. Ia langsung mengirimkan pesan untuk seseorang agar bisa melancarkan perginya.

Setelah selesai, Win bersiap ke kamar mandi dengan gembira.

****

Sementara di tempat lain Bright juga bersiap dengan tampan nya di depan cermin. Baju nya sangat cocok dan rambutnya tertata rapi. Ia tak sadar kalau Mike memandangnya dari tadi di depan pintu sambil bersedekap dada.

"Pagi-pagi mau kemana lu?"

Suara Mike membuat Bright terkejut. Ia bahkan menghembuskan napasnya berkali-kali.

"Astaga! Bikin kaget gua aja lu!"

"Lagian dari tadi serius banget natap cermin. Mau kemana, sih?"

Bright kembali bercermin sambil menjawab, "Mau main."

"Kok, gua kagak di ajak? Sialan lu!" Mike kesal karena tak diajak.

"Ya emang sengaja gak di ajak."

"Emang mau pergi sama siapa?" Matanya tiba-tiba menyelidik ke arah Bright begitu intens.

"Punya pacar lu, ya?"

"Apaan, kagak punya pacar gua!"

"Terus sama siapa?"

Bright tidak menjawab membuat Mike makin penasaran.

"Bright, anjir lu! Kasih tau gua, lu mau pergi sama siapa?"

"Gak usah kepo."

Mike bertambah kesal akhrinya melayangkan serangan dengan cara mengacak-acak rambut Bright sampai berantakan.

"Mike, bangsat! Rambut gua udah rapi!"

Tak lama Bright membalas serangan Mike dengan cara memukul-mukul nya menggunakan bantal miliknya.

"Stop, Bright! Bantal lu berdebu, anjir!"

"Bodo amat! Rasain keharuman bantal gua!"

"Bukan harum! Tapi bau air liur! Najis pulau nya banyak banget!"

"Alah, sama lu juga! Bisa bikin negara kali!"

Mereka saling memukul menggunakan bantal hingga nada dering telpon Bright berbunyi. Secepat kilat Bright langsung mengangkat.

"Hallo?"

"......."

"Oh lu sudah siap, Win?"

Mendengar nama Win membuat Mike tersenyum kecil. Ternyata teman nya ini ingin main bareng Win hanya berdua. BERDUA!

"......"

"Sebentar lagi gua berangkat. Lu tunggu sebentar aja di situ, ya?"

"......"

"Oke. Gua langsung berangkat."

Bright mematikan handphone. Tanpa sadar Ia tersenyum membuat Mike tak tahan untuk meledeknya.

"Pantes aja gua gak di ajak. Ternyata mau jalan berdua."

Ia lupa kalau teman nyebelin itu masih di kamarnya.

"Sudah tau, kan? Sekarang pergi."

"Sialan lu! Asik ada yang mau date bareng, nih."

"Diam!"

Mike tertawa terbahak-bahak sambil keluar dari kamar Bright. Walaupun begitu ia merasa bahagia karena Bright akhrinya bisa mendapatkan kebahagiaan nya kembali.

"Gua harap, Win bisa membuat lu bahagia."

Bright menatap cermin. Sekali lagi memeriksa penampilan nya. Setelah sempurna ia pun bergegas pergi. tapi lagi-lagi Mike meledeknya dengan berteriak.

"Kalau sudah jadian traktir gua, ya?"

"Berisik lu!"

****

Sedangkan Win menunggu di tempat yang sudah ia kasih tau kepada Bright. Ia sengaja menyuruh Bright tidak menjemputnya takut Jack melarang.

"Nanon, makasih ya sudah mau bantuin saya."

"Sama-sama tuan Win. Saya senang bisa membantu," ucap Nanon di depan kemudi.

Ya. Win meminta sekretaris nya Nanon untuk pura-pura menjemputnya dengan alasan ada klien yang mau bertemu. Awalnya Jack tidak percaya. Mana ada di saat hari libur kaya gini klien mau ketemu. tapi karena Nanon yang menjemputnya Jack pun percaya.

Win bahkan rela memakai jas agar terlihat benar-benar ingin bertemu klien. Bagi Jack membiarkan Win berkerja meskipun hari libur tak apa. Selagi itu semua menghasilkan uang Jack biarkan.

Tak lama kemudian orang yang di tunggu Win sampai. Bright mengetuk kaca mobil milik Win. Pemilik mobil keluar sambil tersenyum manis, namun berbeda dengan Bright yang menatapnya bingung.

"Lu main pakai jas?"

Win terkekeh kecil, "Enggak lah. Di dalam aku bawa baju ganti."

"Terus kenapa pakai jas?"

"Ceritanya panjang, nanti aku ceritain."

"Oh oke. Sekarang kita berangkat?"

"Baiklah. Sebentar aku ambil baju ganti nya dulu."

Win mengambil sebuah paper bag di dalam mobilnya. "Ini dia."

"Yuk berangkat?"

"Oke. Nanon, kamu nanti jemput saya di tempat ini lagi, ya?"

"Siap tuan Win."

Bright membukakan pintu buat Win. Hati Win berdegup kencang di perlakuan seperti itu, "Silahkan masuk."

"Makasih phi."

"Sama-sama."

Bright menepuk pundak Nanon, "Terima kasih banyak."

"Sama-sama tuan Bright."

Akhrinya mobil Bright pun pergi dengan Win duduk di samping nya.
















Happy reading all 😊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang