episode 73

276 25 17
                                    

"What? Jadi, Win itu orang yang sudah menabrak kekasihmu dulu?" tanya Jane terkejut. Bright hanya mengangguk pelan sambil meminum wine.

Mereka berdua saat ini sedang dinner di restoran dan ya Bright menceritakan semuanya pada Jane termasuk kalau Win adalah orang yang membuat kekasihnya meninggal.

"Astaga. Aku gak nyangka dia pelakunya." Jane masih terkejut dengan cerita Bright.

"Awalnya gua gak percaya. Tapi, dia ngaku juga kalau dia yang sudah menabrak pacar gua dulu, Kavin."

"Orang tuanya tau kalau dia pelakunya?" Bright menggelengkan kepalanya.

"Orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan dan pelakunya masih satu keluarga."

Jane menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Ia tidak menyangka kehidupan Win begitu tragis. Padahal saat bertemu dengan pria manis itu tadi siang, dirinya mengira kalau kehidupan Win baik-baik saja bahkan mungkin orang-orang mengira kehidupan nya bahagia.

"Ya ampun. Kasihan sekali dia, terus sekarang rencana kamu apa?"

"You know, sudah pasti balas dendam."

Bright tanpa basa basi langsung memberitahukan rencana nya kepada Jane. Perempuan itu menggigit bibirnya dan tangannya di bawah saling bertautan.

"Bright?" panggil Jane pelan. Jantungnya berdegup sangat kencang.

"Ada apa?" Bright kembali meminum wine nya. Jane menghembuskan napasnya perlahan-lahan

"Are you sure?" Kening pria di hadapannya mengkerut bingung dengan pertanyaan Jane.

"Maksudnya?"

"Kamu ... yakin mau bales dendam?"

"Yakin. Dia harus merasakan sakit di tinggal oleh orang yang kita sayangi." Lagi-lagi perkataan Bright tanpa beban.

"Bright, apakah kamu bisa membatalkan rencana itu?"

Pertanyaan Jane tentu saja membuat Bright lansung memunculkan wajah datar. Jane yang melihat perubahan wajah pria itu langsung buru-buru mendekat dan memegang tangan nya.

"Bright, aku paham apa yang kamu rasakan. Aku paham bagaimana rasanya di tinggalkan sama orang terkasih. Tapi, apakah kamu tidak ada rasa kasihan sama Win? Dia juga di tinggalkan orang yang di sayangi lewat kejadian yang menyakitkan. Apalagi itu semua gara-gara orang yang masih satu keluarga dengannya. Aku mohon sama kamu, tolong batalkan rencanamu itu. Tolong kasih kesempatan---"

Secara tiba-tiba Bright malah mencekik leher Jane dengan keras. Para pengunjung sangat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Bright.

"Hei! Lepaskan perempuan itu!" teriak salah pengunjung.

"Kamu bisa membunuhnya!"

Teriakan para pengunjung benar-benar tidak bisa membuat Bright melepaskan tindakan kasarnya itu. Wajah Jane sudah memerah di tambah napasnya mulai terasa sesak.

"Dengerin gua baik-baik! Sampai kapanpun gua gak bakalan membatalkan rencananya! Gua gak peduli sama dia! Lu gak usah ikut campur. Kalau lu ikut campur, liat apa yang akan gua lakukan sama lu! Camkan itu!"

Bright melepaskan tindakan nya dan berlalu pergi meninggalkan Jane yang masih berusaha mengatur napasnya.

*****

Di dalam kamar Win mengambil sebuah bingkai foto yang terletak di samping ranjang nya, setelah itu ia tatap lama-lama dan sesekali mengelusnya. Terlihat dua orang dewasa dengan satu anak kecil berdiri membelakangi sebuah komedi putar. Ya itu adalah foto dirinya bersama kedua orang tuanya saat berkunjung ke salah satu taman bermain sekaligus kenangan terakhir kalinya sebelum mereka mengalami kecelakaan.

Tak terasa maniknya meloloskan cairan bening hingga terjatuh ke pipinya. Dengan kasar ia langsung menghapusnya.

"Pho, mae, kalian lagi apa di sana? Apakah di sana menyenangkan? Aku harap kalian bisa bahagia di sana, walaupun kalian meninggalkan ku sendirian. Tapi tak apa, aku bahagia di sini. Banyak orang-orang yang peduli sama aku. Salah satunya phi Bright. Aku senang banget bisa bertemu dengannya. Tolong bilang sama tuhan ya pho, mae. Semoga dia selalu di berikan kesehatan dan kehidupan yang baik. Aku akan berusaha kuat menjalani semuanya. Semangati aku di sini, ya? I miss you pho, mae. Aku sayang kalian."

Win membawa bingkai foto itu untuk masuk kedalam pelukannya. Kavin tersenyum kecil melihat Win bersemangat menjalani kehidupan nya.

'Kamu buat aku kagum Win, kagum dengan sifat dan sikap yang kamu miliki. Bright benar-benar beruntung bisa mendapatkan seseorang sepertimu.'

*****

Di sisi lain Bright sedang mengacak-acak apartemen nya hingga berantakan. Pria itu bersandar di depan pintu sambil menatap keadaan tempat tinggalnya. Terbayang-bayang kembali omongan Jane di restoran.

'Apakah kamu bisa membatalkan nya?'

'Tolong batalkan rencanamu itu.'

'Apakah kamu tidak ada rasa kasihan sama Win?'

Suara tertawa hambar keluar dari bibirnya. Namun, berbarengan dengan pandangannya mulai memburam. Ia menepuk-nepuk dadanya keras lantaran merasakan sesak di hatinya.

"Apakah ... gua akan menjadi orang paling jahat di dunia setelah membalaskan dendam itu? Atau gua orang paling baik karena dengan baik hatinya gua membalaskan sendiri kesakitan yang Kavin alami?"

Memori saat kavin tergeletak di tengah jalan dengan banyak darah di pelipis masih menempel di ingatan. Bright menjambak rambutnya sendiri.

"Bangsat! Gua benci semuanya! Gua benci!" jerit Bright keras.


















Hai semua 👋

Aku kembali update 😊

Semoga suka ya 😍

Jangan lupa vote dan comment 👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang