episode 14

189 17 3
                                    

Setelah pembicaraan dengan Win, Maria dan Nani ke halaman belakang.

"Mae kok mereka belum ngabarin kita ya ? Apakah rencana kita gagal ? "

"Entahlah sayang. Dari tadi mae coba telpon gk diangkat "

Handphone Maria pun berbunyi tanda panggilan telpon. Maria mengambil nya dan tertera nama yang ia tunggu dari tadi.

"Pram bagaimana ? Rencananya berhasil gk ? "

"....."

"Apa ?! Gagal total ?! Maksud nya bagaimana sih ? "

"....."

"Sial !!!! " Maria membanting handphoennya sambil berteriak marah membuat Nani bingung.

"Mae ada apa ?! "

"Rencana kita menyuruh mereka bertiga memperkosa Win gagal total !! "

Yap. Kejadian Win yang hampir di lecehkan oleh Pram, Leo dan Daniel adalah rencana dari Maria dan Nani.

"Kok bisa ?! Masa mereka kalah sama Win ?! "

"Kata Pram sebenarnya mereka hampir berhasil, tapi tiba-tiba ada seorang pemuda masuk dan mengacaukan segalanya bahkan mereka juga di pukul pemuda itu "

"Apa...teman yang Win maksud adalah pemuda pengacau itu mae ? "

"Sepertinya begitu...? " ucap Maria gk yakin.

"Tapi siapa pemuda itu mae ? Apakah Win punya teman yang gk kita tau ? "

"Emtahlah. Mae juga bingung "

Maria dan Nani sangat penasaran siapa pemuda yang menolong Win

~~~~~~•

Seminggu kemudian.

Saat ini Win sedang di ruang kerjanya sambil melihat dokumen. Pekerjaan nya selama seminggu ini cukup banyak karena para investor lain ingin berkerja sama dengan perusahaannya.

Walaupun lelah ia sangat bersyukur karena sama saja mereka percaya dengan kinerja perusahaan Opas Grup.

Dan selama seminggu pula Win belum pernah ketemu lagi dengan Bright. Jika boleh jujur entah kenapa saat berada di samping Bright ia merasakan kenyamanan dan ingin sekali dekat dengan Bright.

Namun lagi-lagi ia harus membuang jauh semua itu karena kembali mengingat fakta jika dirinya lah yang membuat Bright kehilangan kekasihnya.

"Aku gk boleh mempunyai perasaan sama Bright...bagaimanapun aku yang membunuh kekasih Bright..."

Air matanya menetes membasahi pipinya. Kavin hanya bisa terdiam melihat tangisan Win. Iya dia sedih melihat Win yang menangis. Namun di sisi lain kavin juga marah sama Win karena Win dia pergi meninggalkan Bright selamanya walaupun dia tahu itu semua karena takdir.

Pintu ruangannya ada yang mengetuk. Win menghapus air matanya setelah itu menyuruh masuk. Ternyata Nanon yang mengetuknya.

"Nanon ? Ada apa ? "

"Ehm...begini Mr. Win..."

Win bingung kenapa Nanon berbicara terbata-bata "ada apa sekretaris Nanon ? Apa ada masalah ? "

"Bukan Mr. Win "

"Terus ? "

"Begini...Mr. win seminggu lagi kan acara ulang tahun Perusahaaan, apakah Mr. Win ingin membuat perayaan ? "

"Maksudmu party kan ? " Nanon mengangguk kecil sambil menunduk membuat Win tertawa. Ia paham ternyata tujuan Sekretarisnya berbicara seperti itu menginginkan acara party.

"kamu ingin party ? "

"Ehm sebenarnya bukan saya aja. Tapi anak-anak juga "

"Hmm~bagaimana ya ? " Win pura-pura berpikir.

"Sepertinya kita tidak usah mengadakan party. Cukup makan-makan aja " ucapan Win membuat Nanon menunduk. Terlihat jelas wajahnya yang murung membuat Win menahan tawa.

"Baiklah Mr. Win saya permisi " perlahan Nanon melangkah pergi. Sebelum membuka pintu Win memanggilnya.

"Sekretaris Nanon ? " Nanon menoleh

"Iya Mr. Win ada apa ? "

"Maukah kamu membantu saya bagaimana caranya menyusun acara party ? Saya tidak tahu soalya " Nanon terkejut.

"Mr. Win serius ? Mau mengadakan party ??? " Win mengangguk.

"Baiklah. Saya akan membantu Mr. Win " jawab Nanon semangat. Wajahnya kembali ceria.

"Oke. Kamu boleh kembali "

"Terima kasih banyak Mr. Win " Nanon membuka pintunya dan berlalu pergi.

Dari luar ruangannya Win terkejut mendengar teriakan Nanon.

"PARTY IS COMING !!!! "

Di susul sorakan gembira dari para karyawan. Hatinya seketika merasa hangat.

Malam harinya Win sedang makan malam bersama Jack, Maria dan Nani. Sebenarnya Win di paksa ikut sama pamannya itu. Mau tak mau akhrinya Win ikut makan bersama dan Win juga tahu betul kalau Maria dan Nani tidak suka dengannya jika bergabung.

Maka dari itu Win lebih memilih makan di kamarnya. Dan Jack juga tahu kalau istri dan anaknya tidak suka dengan Win. Jack tidak berbuat sesuatu sedikitpun agar mereka dekat. Jack hanya sedikit kasihan sama Win yang bagaimanapun keponakannya. Namun karena harta Jack juga bisa berbuat tega sama Win.

"Ehmm..om, tante, Nani ada yang ingin aku sampaikan sama kalian "

"Ada apa Win ? " tanya Jack

"Seminggu lagi kan acara ulang tahun perusahaan. Aku...ingin kalian datang kesana "

Jack menatap Win intens "ulang tahun perusahaan ? " Win mengangguk kecil.

Jack berpikir sebentar sebelum menjawab "baiklah kami ak-"

"Kami gk akan datang ! " tiba-tiba Maria menyela jawaban Jack.

"Kamu lupa ya pho kita akan jalan-jalan ke luar kota seminggu lagi "

"Jalan-jalan ke luar kota ?? Tanya Jack bingung. diam-diam Maria meminta Nani mengiyakan omongannya

"O-oh iya lupa. Mae kan ngajakin kita jalan-jalan pho. Pho pasti lupa "

"Dengar Win ? Kami gk akan datang acara itu ! Sebaiknya kamu pergi ke kamarmu "

"Baik tante...." Win berjalan ke kamarnya sambil memunduk sedih. Padahal ia berharap mereka datang karena mereka adalah keluarga Win walaupun sering menyakitinya.

Win sudah tidak terlihat, Jack pun melayangkan pertanyaan.

"Maria, sejak kapan kita akan jalan-jalan ke luar kota ?? Kamu gk pernah bicara ini sebelummya ? "

"Iya mae membuat ku terkejut "

"Kalian berdua diam deh. Ini tuh akal-akalan aja "

"Maksud mae ? "

"Nani mae tuh sering banget denger ocehan para investor sialan itu. Mereka itu jelek-jelekin kita ! Mereka bilang kita cuma benalu buat Win. Mae gk tahan dengernya "

"Benarkah Maria ? Mereka ngomong seperti itu ?! "

"Iya pho...itu buat mae kesel "

Jack mengepalkan tangannya kuat. Menahan amarah yang membara di hatinya.

"Makannya pho cepat singkirkan bocah itu...agar kita bisa rebut hartanya " ucap Maria.

"Itu gk semudah yang di pikirkan. Kita tunggu saja dulu ya "

Maria memberengut sebal.











Happy reading all 💜💜💜

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang